Sejumlah petani milenial di Kota Batu mampu menunjukkan bahwa bertani bisa menghasilkan banyak cuan. Mereka berusaha menjaga dan mengembangkan potensi pertanian agar terus menjadi urat nadi perekonomian di kota apel ini.
Para petani harus mulai menaikkan nilai harga jual barang agar mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar. Selama ini, kebanyakan petani hanya menjual secara apa adanya dan segmen yang dituju ialah pasar tradisional.
MALANG KOTA - Regenerasi petani di Kota Malang cukup sulit. Sebab, sebagian anak petani maupun pemuda enggan bekerja di sawah. Pemkot Malang mencatat jumlah petani terus berkurang dari tahun 2016, di mana saat itu ada 13 ribu petani. Namun kini terus berkurang tersisa sekitar 7 ribu orang saja.
Para pemuda di Kota Batu semakin tidak tertarik untuk bekerja sebagai petani. Hal ini bisa dilihat dari jumlah petani muda di Kota Batu yang jumlahnya hanya sekitar 500 an orang dari total jumlah petani yang mencapai sekitar 12.000 orang.
MALANG KOTA - Regenerasi petani kini menjadi perhatian Pemkot Malang. Pasalnya, pekerjaan tersebut masih didominasi oleh warga yang sudah berumur di atas 40 tahun. Itu bisa dilihat dari catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang dari sekitar 7 ribu petani, baru ada 10 petani milenial.
PAKISAJI – Keluhan petani sulit mendapatkan pupuk subsidi di Kabupaten Malang harusnya tak terjadi. Karena jumlah stok Pupuk Urea dan NPK mash melimpah. Apalagi jumlah petani yang berhak membeli pupuk subsidi juga berkurang seiring penyusutan komoditas yang mendapat alokasi.
MALANG RAYA – Petani tak hanya merasakan dampak kenaikan harga BBM. Mereka juga “dihajar” cobaan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Biaya produksi semakin mahal, keuntungan yang sejak dulu tipis, kini makin tergerus.