30.4 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Sukses setelah Berhasil Padukan dengan Musik Pop

SEJAK kecil, selera musik Rosa sudah tak umum. Di saat teman-temannya menyukai musik dengan genre kekinian, dia justru asyik dengan musik tradisional keroncong. Namun selera yang tak biasa itu mengantarkan gadis asal Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang berhasil mengukir prestasi. Di antaranya menjadi penampil terbaik remaja dalam Parade Keroncong PAMORI Jawa Timur pada 2018 lalu.

Setahun kemudian, yakni 2019 lalu, Rosa meraih juara 2 Pentas Musik Demokrasi KPU Jombang dan Juara 2 Menyanyi Keroncong Putri tingkat SMA/SMK/MA. Pada tahun yang sama, dia juga mendulang Juara Harapan 2 Vokal Solo Putri FLS2N Tingkat SMA.

“Bahkan dari sana, saya sempat tampil di program Musik Keroncong TVRI Jawa Timur pada 2019 dan 2020 bersama tim Keroncong SMAN 1 Jombang dan Keroncong Tansah Bingah GKJW Jombang,” imbuh dara berusia 20 tahun itu.

Baca Juga:  Setahun, Nelayan Malang Selatan Hasilkan 5.000 Ton Tuna Sirip Kuning

Prestasi itu kemudian berlanjut ketika sudah menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang (UM). Mahasiswa jurusan seni tari dan musik tersebut meraih juara 1 lomba Menyanyi Pop Putri pada Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru (PIOS MABA) UM tahun 2020. Terbaru, Rosa meraih Juara 2 Pekan Seni Mahasiswa Jawa Timur di Universitas Brawijaya (UB).

“Tentu itu menjadi kebanggaan lagi untuk mengharumkan nama kampus saya,” ucap Rosa. Bakatnya di dunia musik keroncong mengalir dari darah neneknya. Ketika masih mengenyam pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK), Rosa kecil yang tinggal di Jombang sering diajak sang nenek mengikuti latihan bernyanyi. Musik yang dinyanyikan sang nenek selalu lagu-lagu keroncong

“Saya mengenal keroncong dari nenek. Saya selalu diajak untuk melihat dan mendengarkan beliau bernyanyi keroncong,” terangnya. Dari pembiasaan itulah, Rosa mulai belajar berdendang dan cengkok khas musik keroncong. Namun semangat belajar makin menggebu ketika menginjak kelas 1 SMA. Kala itu, Rosa remaja aktif sanggar musik keroncong. Motivasinya tidak sekadar menyalurkan hobi. Tapi juga ingin melestarikannya.

Baca Juga:  Bekali Mahasiswa Terjun ke Desa, FIP UM Gelar Training of Trainer

“Saya mau menunjukkan bahwa musik yang dicap sebagai musiknya orang tua ini ternyata dapat dinikmati segala usia,” terangnya dengan semangat.

Perjuangan Rosa membudayakan musik keroncong di kalangan anak muda relatif berhasil. Tantangan yang dihadapi tentu tidak mudah. Karena dia berhadapan dengan stigma bahwa keroncong adalah musiknya orang tua.

Namun perlahan tapi pasti, musik keroncong mulai diterima anak muda, setidaknya di lingkungan sekitar Rosa. Apalagi dia berhasil mengolaborasikan musik Pop dengan keroncong. “Saya menyanyikan lagu pop dengan iringan alunan keroncong,” tutur mahasiswi semester enam itu.(biy/dan)

SEJAK kecil, selera musik Rosa sudah tak umum. Di saat teman-temannya menyukai musik dengan genre kekinian, dia justru asyik dengan musik tradisional keroncong. Namun selera yang tak biasa itu mengantarkan gadis asal Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang berhasil mengukir prestasi. Di antaranya menjadi penampil terbaik remaja dalam Parade Keroncong PAMORI Jawa Timur pada 2018 lalu.

Setahun kemudian, yakni 2019 lalu, Rosa meraih juara 2 Pentas Musik Demokrasi KPU Jombang dan Juara 2 Menyanyi Keroncong Putri tingkat SMA/SMK/MA. Pada tahun yang sama, dia juga mendulang Juara Harapan 2 Vokal Solo Putri FLS2N Tingkat SMA.

“Bahkan dari sana, saya sempat tampil di program Musik Keroncong TVRI Jawa Timur pada 2019 dan 2020 bersama tim Keroncong SMAN 1 Jombang dan Keroncong Tansah Bingah GKJW Jombang,” imbuh dara berusia 20 tahun itu.

Baca Juga:  Kota Malang PPKM Level 3, Sutiaji: Tetap Jangan Abai Protokol Covid

Prestasi itu kemudian berlanjut ketika sudah menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang (UM). Mahasiswa jurusan seni tari dan musik tersebut meraih juara 1 lomba Menyanyi Pop Putri pada Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru (PIOS MABA) UM tahun 2020. Terbaru, Rosa meraih Juara 2 Pekan Seni Mahasiswa Jawa Timur di Universitas Brawijaya (UB).

“Tentu itu menjadi kebanggaan lagi untuk mengharumkan nama kampus saya,” ucap Rosa. Bakatnya di dunia musik keroncong mengalir dari darah neneknya. Ketika masih mengenyam pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK), Rosa kecil yang tinggal di Jombang sering diajak sang nenek mengikuti latihan bernyanyi. Musik yang dinyanyikan sang nenek selalu lagu-lagu keroncong

“Saya mengenal keroncong dari nenek. Saya selalu diajak untuk melihat dan mendengarkan beliau bernyanyi keroncong,” terangnya. Dari pembiasaan itulah, Rosa mulai belajar berdendang dan cengkok khas musik keroncong. Namun semangat belajar makin menggebu ketika menginjak kelas 1 SMA. Kala itu, Rosa remaja aktif sanggar musik keroncong. Motivasinya tidak sekadar menyalurkan hobi. Tapi juga ingin melestarikannya.

Baca Juga:  Syaiful Bahri, Mahasiswa UM Jadi Wakil Jatim di Aksi 2023

“Saya mau menunjukkan bahwa musik yang dicap sebagai musiknya orang tua ini ternyata dapat dinikmati segala usia,” terangnya dengan semangat.

Perjuangan Rosa membudayakan musik keroncong di kalangan anak muda relatif berhasil. Tantangan yang dihadapi tentu tidak mudah. Karena dia berhadapan dengan stigma bahwa keroncong adalah musiknya orang tua.

Namun perlahan tapi pasti, musik keroncong mulai diterima anak muda, setidaknya di lingkungan sekitar Rosa. Apalagi dia berhasil mengolaborasikan musik Pop dengan keroncong. “Saya menyanyikan lagu pop dengan iringan alunan keroncong,” tutur mahasiswi semester enam itu.(biy/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/