23.6 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Malang Dilanda 34 Kali Kebakaran

 

MALANG KOTA – Angka kasus kebakaran di Kota Malang relatif tinggi. Dalam empat bulan saja, Januari-April lalu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang mengungkap sebanyak 34 kali kebakaran.

Terbaru, 2 Mei lalu, kebakaran melanda Malang Plaza (2/5) yang menghanguskan 176 tenant. Berdasarkan data Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, kerugian material ditaksir menembus Rp 125 miliar.

Kepala UPT Damkar Kota Malang Teguh Budi mengatakan, mayoritas kebakaran terjadi di Kecamatan Klojen. “Seringnya kebakaran yang terjadi pada permukiman, sekitar 42 persen,” ujar Teguh kemarin.

Dalam kurun empat bulan tersebut, dia mengatakan, penyebab kebakaran paling banyak ada korsleting aliran listrik. Total kerugian selama Januari hingga April lalu berkisar Rp 460 juta. Jumlahnya akan bertambah besar jika kebakaran Mei, termasuk Malang Plaza dimasukkan.

Baca Juga:  Pajak Air Tanah Minim Setoran, Bocor?

Untuk menekan angka kebakaran, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan pihak berwenang, relawan, dan masyarakat. Tujuannya agar memberikan informasi secepatnya jika terjadi kebakaran, sehingga penanganannya bisa maksimal.

Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa selama empat bulan ini. Kami akan terus membangun koneksi dengan banyak pihak,” katanya

Lantaran seringnya terjadi kebakaran di Kota Malang, dia mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesadaran tentang pertolongan pertama pada kebakaran. Untuk mencegah kebakaran, dia mengatakan, masyarakat diminta tidak meninggalkan kompor saat memasak. Juga lebih sering memperhatikan instalasi tabung gas. Selain itu, lanjutnya, juga memperhatikan batas penggunaan listrik serta alat kelistrikan yang dipakai harus standar SNI.

Hal penting lain yang perlu disiapkan untuk mencegah terjadinya pemicu kebakaran, setiap tempat usaha harus memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR). ”Terutama kebakaran yang dipicu korsleting listrik, harus diwaspadai,” kata dia.

Baca Juga:  Tengkurap di Rel, Pria Mergosono Tertabrak KA

Selain APAR, Teguh juga menyarankan perlu menyediakan pasir dan bahan untuk memadamkan api ringan, seperti halnya karung goni. “Selalu periksa sarana proteksi kebakaran seperti menyediakan alat pemadam kebakaran, pemasangan hydrant di gedung, dan sprinkler di gedung bertingkat. Selain itu, juga pemilihan bahan yang baik untuk pemasangan instalasi baru, serta mengintensifkan pelatihan tentang kebakaran,” pungkasnya. (pri/dan)

 

MALANG KOTA – Angka kasus kebakaran di Kota Malang relatif tinggi. Dalam empat bulan saja, Januari-April lalu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang mengungkap sebanyak 34 kali kebakaran.

Terbaru, 2 Mei lalu, kebakaran melanda Malang Plaza (2/5) yang menghanguskan 176 tenant. Berdasarkan data Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, kerugian material ditaksir menembus Rp 125 miliar.

Kepala UPT Damkar Kota Malang Teguh Budi mengatakan, mayoritas kebakaran terjadi di Kecamatan Klojen. “Seringnya kebakaran yang terjadi pada permukiman, sekitar 42 persen,” ujar Teguh kemarin.

Dalam kurun empat bulan tersebut, dia mengatakan, penyebab kebakaran paling banyak ada korsleting aliran listrik. Total kerugian selama Januari hingga April lalu berkisar Rp 460 juta. Jumlahnya akan bertambah besar jika kebakaran Mei, termasuk Malang Plaza dimasukkan.

Baca Juga:  36 Pelaku Balap Liar di Kota Malang Kena Tilang Manual

Untuk menekan angka kebakaran, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan pihak berwenang, relawan, dan masyarakat. Tujuannya agar memberikan informasi secepatnya jika terjadi kebakaran, sehingga penanganannya bisa maksimal.

Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa selama empat bulan ini. Kami akan terus membangun koneksi dengan banyak pihak,” katanya

Lantaran seringnya terjadi kebakaran di Kota Malang, dia mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesadaran tentang pertolongan pertama pada kebakaran. Untuk mencegah kebakaran, dia mengatakan, masyarakat diminta tidak meninggalkan kompor saat memasak. Juga lebih sering memperhatikan instalasi tabung gas. Selain itu, lanjutnya, juga memperhatikan batas penggunaan listrik serta alat kelistrikan yang dipakai harus standar SNI.

Hal penting lain yang perlu disiapkan untuk mencegah terjadinya pemicu kebakaran, setiap tempat usaha harus memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR). ”Terutama kebakaran yang dipicu korsleting listrik, harus diwaspadai,” kata dia.

Baca Juga:  Hamili Anak Kandung, Pria Karangploso Dihukum 20 Tahun

Selain APAR, Teguh juga menyarankan perlu menyediakan pasir dan bahan untuk memadamkan api ringan, seperti halnya karung goni. “Selalu periksa sarana proteksi kebakaran seperti menyediakan alat pemadam kebakaran, pemasangan hydrant di gedung, dan sprinkler di gedung bertingkat. Selain itu, juga pemilihan bahan yang baik untuk pemasangan instalasi baru, serta mengintensifkan pelatihan tentang kebakaran,” pungkasnya. (pri/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/