29.1 C
Malang
Rabu, November 15, 2023

15 Siswa SMA Dempo Positif Covid-19

KOTA MALANG – Transmisi Covid-19 kembali merambah lingkungan sekolah. Kali ini, SMA Dempo melaporkan 15 siswanya terkonfirmasi positif virus korona jenis baru itu. Namun dari 15 siswa itu, hanya tiga yang sempat masuk sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Ketua Satgas Covid-19 SMA Dempo Galih Prasetya Widodo mengungkapkan, saat in ketiga siswa yang terpapar itu sedang menjalani isolasi di fasilitas khusus milik sekolah. Sementara 12 orang lainnya berada di kampung halamannya masing-masing dan menjalani isolasi mandiri.  ”Yang 12 siswa itu mengabarkan positif Covid-19 dari kampung halamannya selama liburan. Jadi mereka belum sempat kembali ke Kota Malang untuk mengikuti PTM,” ujarnya.

Galih menceritakan, SMA Dempo mengawali PTM 50 persen pada 7 Februari 2022. Sebelumnya, sekolah tersebut memberlakukan libur untuk perayaan Imlek sejak  31 Januari 2022 sampai 5 Februari 2022. ”Itu karena 70 persen sampai 80 persen siswa kami merayakan Imlek. Jadi liburnya sedikit panjang,” ujar Galih

Sebelum itu, SMA Dempo juga belum pernah menyelenggarakan  PTM. Semua pembelajaran dilaksanakan secara daring. Rencananya, tanggal 7 Februari itu merupakan uji coba PTM 50 persen. Para siswa yang berasal dari luar kota pun diimbau untuk datang lebih awal.

Baca Juga:  UM Kenalkan Nano Microbubble Aerator pada Peternak Lele di Lumajang

Sepekan sebelum diberlakukannya PTM 50 persen itu, 12 siswa menginformasikan belum bisa segera datang ke Kota Malang. Alasannya, mereka dalam keadaan positif Covid-19.  Hanya siswa yang merasa  kondisinya dalam keadaan baik-baik saja memilih melakukan perjalanan ke Kota Malang. ”Kebetulan siswa kami juga banyak yang dari luar pulau,” imbuh Galih.

Pria yang juga guru matematika itu mengatakan, ada 53 siswa yang tinggal di asrama. Kebanyakan siswa tersebut berasal dari luar kota dan luar pulau. Sejak kedatangan siswa di asrama, pengelola baru melakukan tes swab antigen pada 9 Februari 2022. ”Hasilnya 50 negatif dan 3 siswa positif,” ujarnya.

Tiga siswa yang terkonfirmasi positif itu langsung dibawa ke tempat isolasi milik SMA Dempo di Nongkojajar. Selanjutnya akan dilakukan tracing kepada semua siswa yang kontak erat dengan tiga siswa tersebut. ”Kami sudah melakukan koordinasi dengan Puskesmas Arjuno. Untuk tracing kami serahkan pada pihak puskesmas tersebut,” ungkapnya.

Sejak 9 Februari itu pula,  proses pembelajaran kembali dilakukan secara daring. Baik siswa maupun guru melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing. Hanya karyawan saja yang diminta masuk. Rencananya, pembelajaran daring dilakukan selama dua pekan. ”Tapi kami juga akan melakukan evaluasi dalam pekan ini. Apabila sudah memungkinkan, PTM 50 persen bisa dipercepat mulai pekan depan,” ujarnya.

Baca Juga:  Baru Diterapkan di Lingkungan Kabupaten Malang

Sementara itu, SMPN 21 Malang juga mengonfirmasi kasus positif Covid-19 dialami dua siswanya pada 8 Februari lalu. Kabar itu diterima pihak sekolah dari orang tua siswa masing-masing.  Pihak sekolah akhirnya kembali memberlakukan pembelajaran secara daring 100 persen sejak kemarin (10/1).

Kepala SMPN 21 Malang Hendro Guntur mengungkapkan, dua siswa yang terpapar Covid-19 itu berasal dari kelas 8.2 dan 8.4. Satu di antara dua siswa itu sudah tidak masuk sekolah beberapa hari sebelumnya. ”Ayah siswa tersebut juga terkonfirmasi positif. Beliau sering ke luar kota karena pekerjaan. Jadi diduga siswa kami tertular dari ayahnya,” ujarnya.

Sementara itu, satu siswa lagi mengabarkan terpapar setelah ibunya lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.  Untuk kepentingan tracing, Guntur telah berkoordinasi dengan Puskesmas Gribig. ”Saya sudah himpun data siswa di dua kelas tersebut.  Termasuk NIK dan nomor telepon mereka untuk proses tracing,” ujar Guntur. (dre/fat)

KOTA MALANG – Transmisi Covid-19 kembali merambah lingkungan sekolah. Kali ini, SMA Dempo melaporkan 15 siswanya terkonfirmasi positif virus korona jenis baru itu. Namun dari 15 siswa itu, hanya tiga yang sempat masuk sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Ketua Satgas Covid-19 SMA Dempo Galih Prasetya Widodo mengungkapkan, saat in ketiga siswa yang terpapar itu sedang menjalani isolasi di fasilitas khusus milik sekolah. Sementara 12 orang lainnya berada di kampung halamannya masing-masing dan menjalani isolasi mandiri.  ”Yang 12 siswa itu mengabarkan positif Covid-19 dari kampung halamannya selama liburan. Jadi mereka belum sempat kembali ke Kota Malang untuk mengikuti PTM,” ujarnya.

Galih menceritakan, SMA Dempo mengawali PTM 50 persen pada 7 Februari 2022. Sebelumnya, sekolah tersebut memberlakukan libur untuk perayaan Imlek sejak  31 Januari 2022 sampai 5 Februari 2022. ”Itu karena 70 persen sampai 80 persen siswa kami merayakan Imlek. Jadi liburnya sedikit panjang,” ujar Galih

Sebelum itu, SMA Dempo juga belum pernah menyelenggarakan  PTM. Semua pembelajaran dilaksanakan secara daring. Rencananya, tanggal 7 Februari itu merupakan uji coba PTM 50 persen. Para siswa yang berasal dari luar kota pun diimbau untuk datang lebih awal.

Baca Juga:  UKT Naik Hingga 7 Kali Lipat, Mahasiswa UB Demo

Sepekan sebelum diberlakukannya PTM 50 persen itu, 12 siswa menginformasikan belum bisa segera datang ke Kota Malang. Alasannya, mereka dalam keadaan positif Covid-19.  Hanya siswa yang merasa  kondisinya dalam keadaan baik-baik saja memilih melakukan perjalanan ke Kota Malang. ”Kebetulan siswa kami juga banyak yang dari luar pulau,” imbuh Galih.

Pria yang juga guru matematika itu mengatakan, ada 53 siswa yang tinggal di asrama. Kebanyakan siswa tersebut berasal dari luar kota dan luar pulau. Sejak kedatangan siswa di asrama, pengelola baru melakukan tes swab antigen pada 9 Februari 2022. ”Hasilnya 50 negatif dan 3 siswa positif,” ujarnya.

Tiga siswa yang terkonfirmasi positif itu langsung dibawa ke tempat isolasi milik SMA Dempo di Nongkojajar. Selanjutnya akan dilakukan tracing kepada semua siswa yang kontak erat dengan tiga siswa tersebut. ”Kami sudah melakukan koordinasi dengan Puskesmas Arjuno. Untuk tracing kami serahkan pada pihak puskesmas tersebut,” ungkapnya.

Sejak 9 Februari itu pula,  proses pembelajaran kembali dilakukan secara daring. Baik siswa maupun guru melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing. Hanya karyawan saja yang diminta masuk. Rencananya, pembelajaran daring dilakukan selama dua pekan. ”Tapi kami juga akan melakukan evaluasi dalam pekan ini. Apabila sudah memungkinkan, PTM 50 persen bisa dipercepat mulai pekan depan,” ujarnya.

Baca Juga:  Unisma Wujudkan Kampus Merdeka Belajar Melalui Program Internasional

Sementara itu, SMPN 21 Malang juga mengonfirmasi kasus positif Covid-19 dialami dua siswanya pada 8 Februari lalu. Kabar itu diterima pihak sekolah dari orang tua siswa masing-masing.  Pihak sekolah akhirnya kembali memberlakukan pembelajaran secara daring 100 persen sejak kemarin (10/1).

Kepala SMPN 21 Malang Hendro Guntur mengungkapkan, dua siswa yang terpapar Covid-19 itu berasal dari kelas 8.2 dan 8.4. Satu di antara dua siswa itu sudah tidak masuk sekolah beberapa hari sebelumnya. ”Ayah siswa tersebut juga terkonfirmasi positif. Beliau sering ke luar kota karena pekerjaan. Jadi diduga siswa kami tertular dari ayahnya,” ujarnya.

Sementara itu, satu siswa lagi mengabarkan terpapar setelah ibunya lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.  Untuk kepentingan tracing, Guntur telah berkoordinasi dengan Puskesmas Gribig. ”Saya sudah himpun data siswa di dua kelas tersebut.  Termasuk NIK dan nomor telepon mereka untuk proses tracing,” ujar Guntur. (dre/fat)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/