25 C
Malang
Rabu, November 15, 2023

Kukuhkan Dua Guru Besar, Polinema Kejar Peningkatan Kualitas

Guru besar Politeknik Negeri Malang (Polinema) bertambah dua. Kemarin (6/6), kampus vokasi ini mengukuhkan dua guru besar ke-4 dan ke-5. Rapat terbuka senat akademik dilakukan di gedung Pertamina Polinema.

Dua guru besar yang dikukuhkan oleh Polinema adalah Prof Dr Ir Bagus Wahyudi MT dari Jurusan Teknik Mesin dan Prof Ratih Indri Hapsari ST PhD dari Jurusan Teknik Sipil.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof Bagus memaparkan mengenai “Peran Ilmu Konversi Energi dan Pemeliharaan Mesin dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Artificial Intelligence”.

Menurutnya konversi energi memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan energi global. Caranya, dengan mengoptimalkan proses konversi energi dan beralih ke sumber energi terbarukan. “Energi terbarukan dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, manajemen pemeliharaan di era Revolusi Industri 4.0 dan gaya hidup AI (artificial intelligence) sangat penting untuk memaksimalkan manfaat teknologi canggih hingga mengoptimalkan biaya.

Baca Juga:  Center Back Butuh Tambahan Amunisi
GURU BESAR KE-4: Penyerahan penghargaan kepada Prof Dr Ir Bagus Wahyudi MT oleh Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignyo ST MT

Sedangkan Prof Ratih dalam orasinya yang berjudul “Mitigasi Bencana Banjir dan Sedimentasi Melalui Advanced Technology dalam Observasi dan Pemodelan” mengatakan bahwa perubahan tata guna lahan dan aktivitas hidrometeorologi yang tinggi di Indonesia menjadikan negara ini rawan terhadap bencana sedimen.

Baik itu tanah longsor, banjir bandang, maupun banjir lahar. “Untuk mengurangi dampak dari bencana sedimen, diperlukan usaha-usaha mitigasi bencana melalui pengamatan dan peringatan dini,” tuturnya.

Salah satunya dengan teknik observasi advanced technology dari hydro meteorological observation. Dalam penelitianya dia menjelaskan bagaimana teknik observasi tersebut dapat berperan mengurangi risiko-risiko bencana. Namun dengan tetap berbiaya rendah dalam pengadaan teknologinya.

GURU BESAR Ke-5 : Penyerahan penghargaan kepada Prof Ratih Indri Hapsari ST PhD oleh Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignyo ST MT

Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo ST MT yang memimpin prosesi senat terbuka pengukuhan guru besar tersebut mengungkapkan, dengan tambahan dua profesor, saat ini Polinema memiliki lima guru besar.

Pengukuhan itu disebutnya sebagai salah satu upaya Polinema untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di kampus. “Nah kami berharap dengan peningkatan jumlah gubes ini, akan menjadi salah satu motivasi bagi teman-teman dosen yg lain untuk bisa segera mengikuti jejak langkahnya,” terangnya.

Baca Juga:  Darurat, Rekayasa Lalin di Flyover Kedungkandang

Lebih lanjut, penambahan jumlah gubes  juga akan mempengaruhi kualitas pendidikan di Polinema. Saat ini sudah ada 95 dosen yang menyelesaikan pendidikan S3, sehingga diharapkan akan ada pengajuan gubes. ” Mohon doa restunya juga saat ini sedang memproses sekitar 7 doktor untuk persiapan pengajuan gubes tahun 2023,” kata dia.

Pihaknya terus mendorong penambahan tersebut, terutama tentang persyaratan yang harus dipenuhi sebagai gubes. Sehingga pihaknya akan berusaha memetakan apa saja kendala para dosen untuk mengajukan menjadi profesor.

Supriatna juga berharap pengalaman-pengalaman gubes yang kurang baik bisa menjadi pembelajaran bagi calon gubes selanjutnya agar menyiapkan lebih baik lagi. “Sehingga dalam proses pengajuan setidaknya sekali proses langsung bisa disetujui,” pungkasnya. (jprm3/dur/nen)

Guru besar Politeknik Negeri Malang (Polinema) bertambah dua. Kemarin (6/6), kampus vokasi ini mengukuhkan dua guru besar ke-4 dan ke-5. Rapat terbuka senat akademik dilakukan di gedung Pertamina Polinema.

Dua guru besar yang dikukuhkan oleh Polinema adalah Prof Dr Ir Bagus Wahyudi MT dari Jurusan Teknik Mesin dan Prof Ratih Indri Hapsari ST PhD dari Jurusan Teknik Sipil.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof Bagus memaparkan mengenai “Peran Ilmu Konversi Energi dan Pemeliharaan Mesin dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Artificial Intelligence”.

Menurutnya konversi energi memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan energi global. Caranya, dengan mengoptimalkan proses konversi energi dan beralih ke sumber energi terbarukan. “Energi terbarukan dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, manajemen pemeliharaan di era Revolusi Industri 4.0 dan gaya hidup AI (artificial intelligence) sangat penting untuk memaksimalkan manfaat teknologi canggih hingga mengoptimalkan biaya.

Baca Juga:  Saluran Ambrol Februari Lalu, DPUPRPKP Pasang 19 Box Culvert Baru
GURU BESAR KE-4: Penyerahan penghargaan kepada Prof Dr Ir Bagus Wahyudi MT oleh Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignyo ST MT

Sedangkan Prof Ratih dalam orasinya yang berjudul “Mitigasi Bencana Banjir dan Sedimentasi Melalui Advanced Technology dalam Observasi dan Pemodelan” mengatakan bahwa perubahan tata guna lahan dan aktivitas hidrometeorologi yang tinggi di Indonesia menjadikan negara ini rawan terhadap bencana sedimen.

Baik itu tanah longsor, banjir bandang, maupun banjir lahar. “Untuk mengurangi dampak dari bencana sedimen, diperlukan usaha-usaha mitigasi bencana melalui pengamatan dan peringatan dini,” tuturnya.

Salah satunya dengan teknik observasi advanced technology dari hydro meteorological observation. Dalam penelitianya dia menjelaskan bagaimana teknik observasi tersebut dapat berperan mengurangi risiko-risiko bencana. Namun dengan tetap berbiaya rendah dalam pengadaan teknologinya.

GURU BESAR Ke-5 : Penyerahan penghargaan kepada Prof Ratih Indri Hapsari ST PhD oleh Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignyo ST MT

Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo ST MT yang memimpin prosesi senat terbuka pengukuhan guru besar tersebut mengungkapkan, dengan tambahan dua profesor, saat ini Polinema memiliki lima guru besar.

Pengukuhan itu disebutnya sebagai salah satu upaya Polinema untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di kampus. “Nah kami berharap dengan peningkatan jumlah gubes ini, akan menjadi salah satu motivasi bagi teman-teman dosen yg lain untuk bisa segera mengikuti jejak langkahnya,” terangnya.

Baca Juga:  Perluasan TPU Madyopuro Terganjal Restu Pemilik Lahan

Lebih lanjut, penambahan jumlah gubes  juga akan mempengaruhi kualitas pendidikan di Polinema. Saat ini sudah ada 95 dosen yang menyelesaikan pendidikan S3, sehingga diharapkan akan ada pengajuan gubes. ” Mohon doa restunya juga saat ini sedang memproses sekitar 7 doktor untuk persiapan pengajuan gubes tahun 2023,” kata dia.

Pihaknya terus mendorong penambahan tersebut, terutama tentang persyaratan yang harus dipenuhi sebagai gubes. Sehingga pihaknya akan berusaha memetakan apa saja kendala para dosen untuk mengajukan menjadi profesor.

Supriatna juga berharap pengalaman-pengalaman gubes yang kurang baik bisa menjadi pembelajaran bagi calon gubes selanjutnya agar menyiapkan lebih baik lagi. “Sehingga dalam proses pengajuan setidaknya sekali proses langsung bisa disetujui,” pungkasnya. (jprm3/dur/nen)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/