23.6 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Rajanya Piala Presiden

SAMARINDA – Arema FC membuktikan bila mereka punya DNA juara. Turnamen Piala Presiden 2022 jadi ajang pembuktian mereka. Tampil kurang meyakinkan di awal-awal turnamen, setelah kalah 0-1 dari PSM Makassar di fase grup, mereka terus berbenah. Di bawah tekanan suporter yang mengkritik skema permainan dari Eduardo Almeida, Sergio Silva dan kawan-kawan terus berprogres. Klimaksnya, Singo Edan mampu tampil dominan di laga semifinal.

Melawan PSIS Semarang yang notabene jadi tim paling produktif di Piala Presiden 2022, mereka mampu unggul agregat 4-1. Di partai final, mereka unggul agregat 1-0 dari Borneo FC. Pertandingan tadi malam adalah kali ketiga Singo Edan mencicipi partai final. Dan, ketiganya berbuah trofi. Dengan predikat juara yang dipastikan tadi malam, Singo Edan menjadi tim dengan raihan trofi Piala Presiden terbanyak di Indonesia (selengkapnya baca grafis).

Selepas laga, Pelatih Kepala Arema FC Eduardo Almeida meluapkan kegembiraannya dengan berlari ke tengah lapangan. ”Tentunya (gelar juara) ini menjadi sesuatu yang istimewa. Ini merupakan kerja keras semuanya. Pemain, manajemen, sampai staff di tim ini,” kata Eduardo.

Sebelum turnamen digelar, dia menyebut bila timnya memang sudah menggelar persiapan intensif. Itu dimulai sejak awal bulan Mei lalu.

”Kami melakukan semua (persiapan)-nya dengan sangat serius,” kata dia.

Ucapan syukur juga disampaikan Kapten Arema FC Jhon Alfarizi selepas laga. ”Tentang pertandingan hari ini tidak banyak yang bisa saya ucapkan. Yang pasti alhamdulillah kepada tuhan yang maha esa dan terima kasih untuk suporter dan tim,” kata dia. Di laga tadi malam, dia menyebut bila manajemen, tim pelatih, dan pemain sepakat untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Sebelum laga, dia memastikan bila timnya tahu bila kubu Borneo FC akan bermain habis-habisan untuk mengejar ketertinggalan satu gol.

Baca Juga:  Barito Putera Pelajari Taktik Arema FC saat Lawan Persija

Prediksi itu pun terbukti. Pelatih Kepala Borneo FC Milomir Seslija langsung menginstruksikan penggawanya untuk tampil menekan sejak menit awal. Beruntung, pertahanan Arema FC yang diisi kuartet Rizky Dwi Febrianto, Sergio Silva, Bahas Adi Nugroho, dan Jhon Alfarizi bisa menjaga konsentrasi sejak menit awal.

Kondisi tersebut memang membuat Arema FC kesulitan dalam membangun serangan, namun sederet serangan dari Borneo FC selalu bisa digagalkan. Sepanjang interval pertama, tidak ada satu pun tembakan dari pemain Singo Edan yang mengarah tepat ke gawang Pesut Etam-julukan Borneo FC.

Determinasi yang ditunjukkan pemain Borneo FC di babak pertama terlihat dari ball possession. Mereka mencatatkan 70 persen. Sementara Singo Edan membukukan 30 persen. Borneo FC yang terus menekan di babak pertama total menciptakan lima peluang. Salah satu yang berbahaya lewat aksi Jonathan Bustos pada menit ke-42. Bola lop yang dilepaskan dia dari kanan gawang Arema FC sudah melewati Adilson Maringa. Beruntung masih ada Jhon Alfarizi yang bisa mengamankannya lewat tandukan.

Di babak kedua, Borneo FC tetap tampil menyerang. Seakan tahu dengan hal tersebut, Eduardo Almeida langsung memasukkan tiga pemain baru di awal interval kedua. Ketiganya yakni Evan Dimas Darmono, Muhammad Rafli, dan Irsyad Maulana. Mereka menggantikan Adam Alis, Gian Zola, dan Jayus Hariono. Kehadiran Evan Dimas langsung memberi pengaruh besar.

Dengan kemampuan dribble dan visi bermainnya, dia mampu mengatur ritme pertandingan. Bersama Muhammad Rafli dan Irsyad Maulana, Evan juga membantu meredam serangan lawan dari lini tengah. Meski begitu, secara umum jalannya pertandingan tetap dikuasai Borneo FC. Itu terlihat dari ball possession yang dicatatkan Pesut Etam di babak kedua, sebanyak 69 persen. Sementara Singo Edan mencatatkan 31 persen. Meski terus tampil menekan, tidak ada satu pun tendangan dari penggawa Borneo FC yang mengarah ke gawang Arema FC.

Baca Juga:  Konser Virtual HUT Arema Pindah Venue, Ada Apa?

Begitu juga dengan pemain Singo Edan, yang tidak menciptakan satu pun peluang berbahaya ke gawang Borneo FC. Di menit-menit akhir, sempat terjadi ketegangan. Tepatnya saat Sergio Silva dilanggar pemain muda Borneo FC Andi Harjito. Tampak Eduardo melakukan protes keras. Dia juga terlihat beradu mulut dengan Milomir Seslija di pinggir lapangan.

Menanggapi hasil imbang dan gagal menjadi juara, Milomir Seslija mengaku legawa. ”Bagi saya pada pertandingan hari ini kami tidak kalah, karena skor 0-0. Seharusnya kami bisa membuat dua sampai tiga gol karena kami mempunyai beberapa peluang. Tapi ini lah sepak bola, terkadang kami bisa bermain imbang, menang, atau kalah,” paparnya.

Bila saja timnya tadi malam mendapatkan satu gol, dia yakin bila itu akan mengubah cerita di lapangan. ”Mungkin juga bisa membuat kami mengakhiri laga dengan hasil yang lebih bagus,” tambah Milo, sapaan karibnya. Selepas turnamen, dia memastikan bila timnya akan berbenah dan lebih kuat lagi.

Hal senada juga disampaikan full back kanan Borneo FC Fajar Faturahman. ”Untuk pertandingan malam ini kami meminta maaf terkait hasilnya. Kami juga berterima kasih kepada para suporter dan masyarakat Samarinda, yang selama 90 menit pertandingan terus bernyanyi, memberikan support dan bersama-sama kami,” kata dia kepada awak media. (gp/by)

SAMARINDA – Arema FC membuktikan bila mereka punya DNA juara. Turnamen Piala Presiden 2022 jadi ajang pembuktian mereka. Tampil kurang meyakinkan di awal-awal turnamen, setelah kalah 0-1 dari PSM Makassar di fase grup, mereka terus berbenah. Di bawah tekanan suporter yang mengkritik skema permainan dari Eduardo Almeida, Sergio Silva dan kawan-kawan terus berprogres. Klimaksnya, Singo Edan mampu tampil dominan di laga semifinal.

Melawan PSIS Semarang yang notabene jadi tim paling produktif di Piala Presiden 2022, mereka mampu unggul agregat 4-1. Di partai final, mereka unggul agregat 1-0 dari Borneo FC. Pertandingan tadi malam adalah kali ketiga Singo Edan mencicipi partai final. Dan, ketiganya berbuah trofi. Dengan predikat juara yang dipastikan tadi malam, Singo Edan menjadi tim dengan raihan trofi Piala Presiden terbanyak di Indonesia (selengkapnya baca grafis).

Selepas laga, Pelatih Kepala Arema FC Eduardo Almeida meluapkan kegembiraannya dengan berlari ke tengah lapangan. ”Tentunya (gelar juara) ini menjadi sesuatu yang istimewa. Ini merupakan kerja keras semuanya. Pemain, manajemen, sampai staff di tim ini,” kata Eduardo.

Sebelum turnamen digelar, dia menyebut bila timnya memang sudah menggelar persiapan intensif. Itu dimulai sejak awal bulan Mei lalu.

”Kami melakukan semua (persiapan)-nya dengan sangat serius,” kata dia.

Ucapan syukur juga disampaikan Kapten Arema FC Jhon Alfarizi selepas laga. ”Tentang pertandingan hari ini tidak banyak yang bisa saya ucapkan. Yang pasti alhamdulillah kepada tuhan yang maha esa dan terima kasih untuk suporter dan tim,” kata dia. Di laga tadi malam, dia menyebut bila manajemen, tim pelatih, dan pemain sepakat untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Sebelum laga, dia memastikan bila timnya tahu bila kubu Borneo FC akan bermain habis-habisan untuk mengejar ketertinggalan satu gol.

Baca Juga:  Kans Adilson Maringa Lampaui Rekor Kiper Barito Putera

Prediksi itu pun terbukti. Pelatih Kepala Borneo FC Milomir Seslija langsung menginstruksikan penggawanya untuk tampil menekan sejak menit awal. Beruntung, pertahanan Arema FC yang diisi kuartet Rizky Dwi Febrianto, Sergio Silva, Bahas Adi Nugroho, dan Jhon Alfarizi bisa menjaga konsentrasi sejak menit awal.

Kondisi tersebut memang membuat Arema FC kesulitan dalam membangun serangan, namun sederet serangan dari Borneo FC selalu bisa digagalkan. Sepanjang interval pertama, tidak ada satu pun tembakan dari pemain Singo Edan yang mengarah tepat ke gawang Pesut Etam-julukan Borneo FC.

Determinasi yang ditunjukkan pemain Borneo FC di babak pertama terlihat dari ball possession. Mereka mencatatkan 70 persen. Sementara Singo Edan membukukan 30 persen. Borneo FC yang terus menekan di babak pertama total menciptakan lima peluang. Salah satu yang berbahaya lewat aksi Jonathan Bustos pada menit ke-42. Bola lop yang dilepaskan dia dari kanan gawang Arema FC sudah melewati Adilson Maringa. Beruntung masih ada Jhon Alfarizi yang bisa mengamankannya lewat tandukan.

Di babak kedua, Borneo FC tetap tampil menyerang. Seakan tahu dengan hal tersebut, Eduardo Almeida langsung memasukkan tiga pemain baru di awal interval kedua. Ketiganya yakni Evan Dimas Darmono, Muhammad Rafli, dan Irsyad Maulana. Mereka menggantikan Adam Alis, Gian Zola, dan Jayus Hariono. Kehadiran Evan Dimas langsung memberi pengaruh besar.

Dengan kemampuan dribble dan visi bermainnya, dia mampu mengatur ritme pertandingan. Bersama Muhammad Rafli dan Irsyad Maulana, Evan juga membantu meredam serangan lawan dari lini tengah. Meski begitu, secara umum jalannya pertandingan tetap dikuasai Borneo FC. Itu terlihat dari ball possession yang dicatatkan Pesut Etam di babak kedua, sebanyak 69 persen. Sementara Singo Edan mencatatkan 31 persen. Meski terus tampil menekan, tidak ada satu pun tendangan dari penggawa Borneo FC yang mengarah ke gawang Arema FC.

Baca Juga:  Persaingan di Lini Belakang Arema Kembali Ketat

Begitu juga dengan pemain Singo Edan, yang tidak menciptakan satu pun peluang berbahaya ke gawang Borneo FC. Di menit-menit akhir, sempat terjadi ketegangan. Tepatnya saat Sergio Silva dilanggar pemain muda Borneo FC Andi Harjito. Tampak Eduardo melakukan protes keras. Dia juga terlihat beradu mulut dengan Milomir Seslija di pinggir lapangan.

Menanggapi hasil imbang dan gagal menjadi juara, Milomir Seslija mengaku legawa. ”Bagi saya pada pertandingan hari ini kami tidak kalah, karena skor 0-0. Seharusnya kami bisa membuat dua sampai tiga gol karena kami mempunyai beberapa peluang. Tapi ini lah sepak bola, terkadang kami bisa bermain imbang, menang, atau kalah,” paparnya.

Bila saja timnya tadi malam mendapatkan satu gol, dia yakin bila itu akan mengubah cerita di lapangan. ”Mungkin juga bisa membuat kami mengakhiri laga dengan hasil yang lebih bagus,” tambah Milo, sapaan karibnya. Selepas turnamen, dia memastikan bila timnya akan berbenah dan lebih kuat lagi.

Hal senada juga disampaikan full back kanan Borneo FC Fajar Faturahman. ”Untuk pertandingan malam ini kami meminta maaf terkait hasilnya. Kami juga berterima kasih kepada para suporter dan masyarakat Samarinda, yang selama 90 menit pertandingan terus bernyanyi, memberikan support dan bersama-sama kami,” kata dia kepada awak media. (gp/by)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/