MALANG KOTA – Manajemen NZR Sumbersari FC angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi usai pertandingan melawan Farmel FC di lanjutan Liga 3 Nasional, Rabu kemarin (9/2). Mereka beranggapan, wasit yang berat sebelah menjadi biang keladi kericuhan laga yang digelar di Stadion Gajayana Kota Malang tersebut.
Owner NZR Sumbersari FC Wiebie Dwi Andriyas menilai, Wasit Utama Kevin Keagean Jarona banyak mengambil keputusan keliru. Seperti pada menit 70, tim berjuluk Elang Selatan diganjar pinalty yang menurutnya tidak pantas berbuah pelanggaran. Keputusan itu membuat pertandingan tertunda hingga sekitar 8 menit, karena pemain NZR Sumbersari FC memutuskan menepi ke pinggir lapangan sebagai bentuk protes. “Kami sudah ada bukti semua kesalahan wasit, memang wasit ini bermasalah semenjak laga sebelumnya,” ujar Wiebie.
Dia menambahkan, pemain akhirnya kembali melanjutkan pertandingan meskipun dalam kondisi emosi. Namun puncaknya, wasit kembali dianggap tidak fair ketika hanya memberikan waktu tambahan lima menit. Padahal menurut Wiebie, pertandingan saja ditunda selama 8 menit pada saat pihaknya melakukan protes. Ketika peluit panjang dibunyikan, emosi pemain akhirnya tak terbendung, hingga akhirnya mengejar wasit utama. “Kami akhirnya tidak bisa membendung emosi pemain saat peluit dibunyikan,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya tidak membenarkan tindakan yang dilakukan oleh para pemain. Wiebie meminta maaf kepada seluruh insan sepakbola Indonesa dan Malang Raya atas kericuhan yang terjadi seusai pertandingan. Namun dia juga menyayangkan, pertandingan Liga 3 yang merupakan cikal bakal pemain menuju kompetisi profesional. Harus diciderai oleh keputusan wasit yang seringkali menimbulkan kontroversi. “Kami dari tim NZR Sumbersari memohon maaf atas kejadian yang terjadi kemarin di Stadion Gajayana,” ucap pengusaha asal Malang itu.
Manajemen juga sudah melakukan protes resmi atas kepemimpinan wasit kepada PSSI Pusat. NZR Sumbersari kini tinggal menunggu hasil keputusan dan siap menerima seluruh konsekuensi atas tindakan mereka di pertandingan kemarin. “Kami tetap akan bermain dengan jiwa kesatria. Namun, jangan berharap sepak bola Indonesia maju jika kualitas Liga masih seperti ini. Kasihan pemain dan tim yang benar-benar ingin memajukan sepak bola Indonesia,” tandasnya. (adk/mas)