MALANG KOTA – Markonah, 30, perempuan asal Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, sebenarnya mengaku masih mencintai suaminya, Markucel, 39. Namun, karena kabar suaminya yang raib bak ditelan bumi sejak 2017 lalu, dia terpaksa memilih memutus tali rumah tangganya yang sudah berlangsung sembilan tahun.
Perkara itulah yang membawa Markonah mendatangi Pengadilan Agama (PA) Kota Malang Rabu (4/11) lalu. Dia ingin menanyakan statusnya sambil terus berusaha mencari keberadaan suaminya.
”Padahal terakhir ketemu itu baik-baik saja. Memang sedang ada masalah, tapi kan sedang dicari solusinya. Kok tiba-tiba saja pamit pergi terus tidak kembali,” ujarnya.
Dia menceritakan, sebenarnya pernikahannya dengan Markucel berjalan dengan normal. Namun, semuanya mendadak kacau setelah mereka serius membicarakan masa depan keluarga sekitar bulan September tahun 2017 lalu.
”Memang situasinya sedang sulit. Usaha suaminya saya sedang drop kala itu. Saya berusaha mendampingi dan men-support-nya terus. Tapi suami saya kelihatan mau menyerah dengan nasib,” bebernya.
Nah keesokan harinya, Markucel pamit sambang orang tuanya di ke Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. ”Bilangnya pamit hanya sehari, tapi setelah itu dia tidak kembali lagi,” ujar wanita yang berdomisili di Kecamatan Lowokwaru tersebut.
Hingga menjelang putusan cerai secara versteknya Rabu siang (4/11), dia masih belum menemukan keberadaan suaminya. ”Saya masih cinta, jujur saja, saya sendiri menjelang dia hilang saya masih baik-baikin dia, tapi entahlah,” tutup Markonah.
Pewarta: Biyan Mudzaky H