Perempuan Dominasi Penderita Obesitas
MALANG KOTA – Ini mungkin bisa menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih menjaga pola hidup. Pasalnya, sepanjang 2022 ada 2.381 kasus obesitas di Kota Malang. Bahkan dari jumlah tersebut, sebanyak 1.663 kasus obesitas merupakan kasus baru (selengkapnya baca grafis). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat perempuan menjadi penyumbang cukup banyak, yakni mencapai 1.273 orang. Sementara laki-laki hanya menyumbang sebanyak 390 orang. Terkait usia, Subkoordinator dan Substansi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Malang drg Muhammad Zamroni menyebut kelompok usia 45-54 tahun menjadi penyumbang kasus obesitas terbanyak. ”Ada sebanyak 373 orang.
Kemudian disusul kelompok usia 20-44 tahun sebanyak 353 orang dan kelompok usia 60-69 tahun sebanyak 309 orang,” ujar Zamroni saat dikonfirmasi kemarin (30/12). Sementara itu, jika dibandingkan tahun 2020 dan 2021 jumlah kasus obesitas pada tahun 2022 memang mengalami penurunan drastis. Menurut Zamroni, hal tersebut disebabkan karena berbagai macam faktor. Misalnya saja, meningkatnya kesadaran masyarakat. Terutama terhadap risiko penyakit tidak menular seperti obesitas. Namun, baik perempuan maupun laki-laki sebenarnya sama-sama memiliki potensi untuk mengalami kegemukan. Karena itu, Zamroni mengimbau masyarakat agar menjaga pola hidup sehat. Selain pola hidup, pihaknya turut memberikan edukasi dan melakukan deteksi dini PTM.
Seperti di lingkungan pemerintahan hingga institusi pendidikan. ”Tapi menurunnya kasus obesitas bisa juga karena di fasilitas kesehatan atau saat deteksi dini memang terdapat penurunan. Masih kami pastikan,” terang pejabat eselon IV A Pemkot Malang itu. Melihat tren obesitas di Kota Malang, Ahli Gizi Rumah Sakit (RS) Lavalette Dilla Ayu Puspitasari angkat bicara. Menurutnya, perempuan memang lebih berisiko mengalami obesitas. Hal tersebut bisa disebabkan oleh genetik, pola hidup yang kurang sehat, hingga suasana hati atau mood. ”Kalau di tempat kami, tren obesitas memang cenderung meningkat. Yang mendominasi pun perempuan, tapi ini bisa dicegah,” tegas Dilla. Dia menyebut pencegahan obesitas bisa dilakukan melalui berbagai macam cara.
Dimulai dengan mengatur pola makan, membatasi konsumsi gorengan lemak tinggi, gula, dan garam. Kemudian mengonsumsi air sesuai anjuran diimbangi dengan olahraga. Sebab jika dibiarkan, obesitas bisa memicu penyakit-penyakit lain. Seperti penyakit jantung koroner, stroke, serta diabetes millitus. ”Maka di usia produktif harus rajin mengatur pola hidup sehat,” tandas Dilla. (mel/adn)