MALANG KOTA- Angka kemiskinan di Kota Malang perlahan mengalami penurunan. Sepanjang 2022 ini, jumlah warga yang terbebas dari jerat kemiskinan relatif banyak, yakni mencapai 2.060 orang. Kini pemkot masih memiliki tanggungan untuk mengentaskan 38.560 warga miskin. Jumlah itu memang turun ketimbang 2021 lalu yang masih di angka 40.620 jiwa. Wali Kota Malang Sutiaji menyebut penurunan itu karena pemkot melakukan sejumlah intervensi. ”Yang paling bisa dirasakan ada bansos (bantuan sosial) serta sejumlah pelatihan kerja, supaya masyarakat yang berpenghasilan rendah bisa meningkatkan kualitas hidupnya,” ujar Sutiaji, kemarin (30/12).
Meredanya kasus Covid-19 juga menjadi faktor menurunnya angka kemiskinan. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi kota juga berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat. Sektor UMKM yang terus berkembang juga sudah menyerap sejumlah tenaga kerja. Menurutnya, penurunan angka kemiskinan tahun ini hampir sama dengan 2020 lalu. Yakni ketika pandemi Covid-19 melanda, angka kemiskinan mencapai 4,4 persen. Orang nomor satu di Pemkot Malang itu optimistis angka kemiskinan bisa turun setiap tahunnya. ”Kami sudah pasang target. Kalau bisa tiap tahun turun supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari,” tegas Sutiaji.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Suryadi menjelaskan terkait kesejahteraan masyarakat memang jadi prioritas pembangunan. Tidak hanya pembangunan fisik, pemkot juga diminta melakukan pembangunan sosial. Salah satu yang menjadi pekerjaan rumah (PR) yakni pengentasan kemiskinan. ”Tahun depan (2023) ada ancaman resesi. Maka, mau tidak mau harus ada antisipasi supaya tidak ada penambahan warga miskin,” tutur dia. Legislator Partai Golkar itu juga ingin jaring pengaman sosial terhadap warga miskin bisa terus terjamin. Meski warga miskin terus menurun, dia mengatakan, tetap saja pemkot harus memiliki anggaran cadangan. Tujuannya supaya ke depan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan tidak saling menunggu atau menambah anggaran di tengah perjalanan. (adn/dan)