23.2 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Warga Karangploso Tertipu Arisan Tanam Saham

MALANG KOTA – Hati-hati jika hendak mengikuti arisan online. Apalagi bila tidak mengenal secara personal pihak penyelenggaranya. Bisa-bisa malah merasa tertipu tanpa bisa berbuat banyak. Itu pula yang dialami Dewi Sofia Santoso dan beberapa perempuan anggota arisan online berlabel ”Tanam Saham”. 

Kepada Jawa Pos Radar Malang, Dewi mengaku tergiur dengan arisan tersebut karena melihat posting-an story WhatsApp (WA) dari teman akrabnya. ”Waktu itu teman saya bilang penyelenggara arisan tersebut masih saudaranya. Katanya, arisan itu aman dan tepercaya,” terangnya. 

Dewi pun percaya dan memutuskan ikuti arisan sejak awal Februari 2022. Caranya dengan menyetor modal yang besarannya bisa dipilih. Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Modal itu kemudian bisa dicairkan sesuai jatuh tempo yang sudah ditetapkan plus keuntungannya. 

”Misalnya saya ikut arisan yang modalnya Rp 1 juta. Kemudian penyelenggara menentukan tanggal jatuh tempo uang itu bisa diambil plus profitnya,” terang perempuan 22 tahun itu. 

Baca Juga:  Kasus Deposito, Uang Nasabah Dipakai untuk Beri Cashback

Berdasar pengalaman Dewi, dengan menyetor modal Rp 1 juta bisa mendapat keuntungan Rp 250 ribu, hanya dalam 20 hari. Semakin besar modal yang ditanam, semakin besar pula profit yang didapat. Jangka waktu tanggal jatuh tempo juga memengaruhi besaran profit yang didapatkan member. ”Semakin lama uang itu ditanam. Profitnya juga akan semakin besar,” imbuh perempuan asal Karangploso itu. 

Saat ditanya asal usul besaran profit yang fantastis, Dewi menyebut sang penyelenggara memutar uang itu untuk dagang. Awalnya Dewi senang dengan arisan itu karena sangat menguntungkan. Namun tidak setelah akhir Juni lalu. Dewi kelabakan karena sang penyelenggara memutuskan untuk berhenti mengadakan arisan itu. Padahal sejumlah uangnya masih tertanam sebagai modal dalam arisan itu. “Uang saya masih Rp 9,5 juta di sana,” imbuhnya. 

Baca Juga:  Kasus Penembakan di ATM Bank Mandiri, Polisi Dapat Petunjuk Baru

Dewi juga mengaku bukan satu-satunya korban. Dalam satu grup arisan yang dia ikuti terdapat 17 orang. Semuanya tergabung dalam grup WhatsApp. Penyelenggara yang berinisial W pernah berjanji mengembalikan modal yang masuk dengan cara mengangsur. Itu pun tanpa profit. Namun janji itu tak kunjung terealisasi. 

Karena itulah, Dewi dan kawankawannya berencana melaporkan kasus itu ke polisi. Sebab dia tidak melihat iktikad baik dari pihak penyelenggara untuk mengembalikan uang para member. ”Dia malah mem-persilakan para member melaporkan ke polisi,” tandasnya. 

Saat nomor WA pihak penyelenggara dihubungi oleh Radar Malang, nomor tersebut tampak tidak aktif. Hal itu sesuai dengan penuturan Dewi bahwa selama sebulan terakhir nomor itu tak lagi bisa dihubungi. (dre/fat)

MALANG KOTA – Hati-hati jika hendak mengikuti arisan online. Apalagi bila tidak mengenal secara personal pihak penyelenggaranya. Bisa-bisa malah merasa tertipu tanpa bisa berbuat banyak. Itu pula yang dialami Dewi Sofia Santoso dan beberapa perempuan anggota arisan online berlabel ”Tanam Saham”. 

Kepada Jawa Pos Radar Malang, Dewi mengaku tergiur dengan arisan tersebut karena melihat posting-an story WhatsApp (WA) dari teman akrabnya. ”Waktu itu teman saya bilang penyelenggara arisan tersebut masih saudaranya. Katanya, arisan itu aman dan tepercaya,” terangnya. 

Dewi pun percaya dan memutuskan ikuti arisan sejak awal Februari 2022. Caranya dengan menyetor modal yang besarannya bisa dipilih. Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Modal itu kemudian bisa dicairkan sesuai jatuh tempo yang sudah ditetapkan plus keuntungannya. 

”Misalnya saya ikut arisan yang modalnya Rp 1 juta. Kemudian penyelenggara menentukan tanggal jatuh tempo uang itu bisa diambil plus profitnya,” terang perempuan 22 tahun itu. 

Baca Juga:  Tertipu Arisan Online dengan Cuan Tinggi, Warga Malang Lapor Polisi

Berdasar pengalaman Dewi, dengan menyetor modal Rp 1 juta bisa mendapat keuntungan Rp 250 ribu, hanya dalam 20 hari. Semakin besar modal yang ditanam, semakin besar pula profit yang didapat. Jangka waktu tanggal jatuh tempo juga memengaruhi besaran profit yang didapatkan member. ”Semakin lama uang itu ditanam. Profitnya juga akan semakin besar,” imbuh perempuan asal Karangploso itu. 

Saat ditanya asal usul besaran profit yang fantastis, Dewi menyebut sang penyelenggara memutar uang itu untuk dagang. Awalnya Dewi senang dengan arisan itu karena sangat menguntungkan. Namun tidak setelah akhir Juni lalu. Dewi kelabakan karena sang penyelenggara memutuskan untuk berhenti mengadakan arisan itu. Padahal sejumlah uangnya masih tertanam sebagai modal dalam arisan itu. “Uang saya masih Rp 9,5 juta di sana,” imbuhnya. 

Baca Juga:  Mabes Polri Limpahkan Kasus Penipuan Robot Trading Senilai 100 M ke Malang

Dewi juga mengaku bukan satu-satunya korban. Dalam satu grup arisan yang dia ikuti terdapat 17 orang. Semuanya tergabung dalam grup WhatsApp. Penyelenggara yang berinisial W pernah berjanji mengembalikan modal yang masuk dengan cara mengangsur. Itu pun tanpa profit. Namun janji itu tak kunjung terealisasi. 

Karena itulah, Dewi dan kawankawannya berencana melaporkan kasus itu ke polisi. Sebab dia tidak melihat iktikad baik dari pihak penyelenggara untuk mengembalikan uang para member. ”Dia malah mem-persilakan para member melaporkan ke polisi,” tandasnya. 

Saat nomor WA pihak penyelenggara dihubungi oleh Radar Malang, nomor tersebut tampak tidak aktif. Hal itu sesuai dengan penuturan Dewi bahwa selama sebulan terakhir nomor itu tak lagi bisa dihubungi. (dre/fat)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/