MALANG KOTA – Sudah hampir sebulan lubang di Simpang Empat Sulfat, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing menjebak pengendara. Para pengendara kerap menghantam lubang karena dari kejauhan tak terlalu tampak. Tak mau sampai memakan korban, warga sekitar memasang sebuah tanda. Tanda yang dipasang yakni ranting pohon yang diberi kantong plastik atau kresek berwarna hitam dan putih.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Malang kemarin (27/1) pukul 10.00, lubang dengan lebar sekitar 45 centimeter dan kedalaman sekitar 25 centimeter itu tampak tergenang air. Itu karena pada hari sebelumnya turun hujan dengan intensitas tinggi. Genangan tersebut relatif membutuhkan waktu cukup lama untuk surut. Jika lubang itu tak diberikan tanda khusus, maka akan membahayakan pengguna jalan.
Menanggapi hal itu, Kepala Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Dandung Djulharjanto mengakui keterlambatan penanganan lubang jalan tersebut. Sebab, sejak dilaporkan sebulan lalu, pihaknya mengaku masih mengolah hasil survei yang dilakukan beberapa waktu lalu. ”Masih menunggu jadwal dulu, survei sudah kami lakukan” ujarnya. Dandung, sapaan akrabnya, menjelaskan ada dua potensi permasalahan yang menyebabkan jalan tersebut berlubang.
Jika tidak hujan tetapi ada genangan, dia menyebut biasanya ada pipa saluran air dari PDAM yang bocor. Namun, jika genangan itu akibat hujan, biasanya ada avor atau saringan air yang tersumbat. Lubang di Simpang Empat Sulfat disadarinya semakin parah. Selain sering tergenang, jalan itu juga masih sering dilintasi oleh kendaraan-kendaraan berat. Seringkali pengendara sepeda motor dan kendaraan roda empat yang tak melihat adanya lubang tersebut terperosok di sana. (dre/adn)