MALANG KOTA – Kucuran dana segar didapatkan oleh dua kampus Perguruan Tinggi Negeri-Berbadan Hukum (PTN-BH), yakni Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM). Tak tanggung-tanggung, dana yang didapatkan jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Saat ini dua kampus ini seperti sedang panen. Karena mendapat gelontoran total dana Rp 16 miliar.
UB menerima dana hibah senilai Rp 11 miliar untuk program maching fund dan UM menerima Rp 5 miliar untuk percepatan internasionalisasi kampus. Matching fund merupakan program pendanaan dari Kemendikbud Ristek dalam penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Sementara, internasionalisasi kampus yang dimaksud di UM, yaitu percepatan program studi untuk bisa diakui secara dunia atau terakreditasi internasional.
Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Universitas Brawijaya (LP3M UB) Setiawan Purnama Sakti mengatakan, program matching fund ini bertujuan untuk memanfaatkan sesuatu yang dikembangkan di kampus, bisa berguna bagi masyarakat maupun dunia usaha. “Ini merupakan bantuan untuk menghilirisasi penelitian atau inovasi yang sudah ditemukan. Agar bisa digunakan untuk masyarakat luas atau industri,” terang Setiawan, Senin kemarin (25/7).
Dalam pengusulan untuk mendapatkan dana hibah ini tak gampang, beberapa proses harus dilalui. Mulai dari dunia usaha menjelaskan apa yang menjadi permasalahan, kemudian sepakat dengan akademisi untuk memecahkan bersama. Kemudian, akademisi mengusulkan dalam bentuk proposal ke Kemendikbud Ristek. Setelah itu, akan dipilih siapa yang berhak menerima dana hibah tersebut. “UB mengirimkan 81 proposal. Hanya 21 yang diterima oleh Kemendikbud Ristek. Serta ada dua yang diterima Dirjen Vokasi, dengan mendapat pendanaan sebesar Rp 700 juta,” jelasnya.
Ditekankan Setiawan, penelitian yang mendapat dana bantuan ini, dipastikan memasuki tahap akhir. Atau bisa dibilang, tinggal mengaplikasikan untuk kebutuhan masyarakat atau industri. Dia menyontohkan, salah satu alat inovasi pengukur suhu temuan dosen UB. Benda itu akan digunakan di 13 kabupaten/kota di Jawa Timur. Untuk membantu menjaga kualitas suatu produk yang dihasilkan masyarakat.
Terpisah, sebelumnya UM mendapatkan dana hibah senilai Rp 5 miliar dari Kemendikbud Ristek melalui Program Kompetitif Kampus Merdeka (PKKM). Tujuan adanya PKKM itu dalam rangka transformasi program studi pendidikan tinggi untuk mendapatkan pengakuan internasional dan meningkatkan daya saing bangsa. Diharapkan dengan adanya bantuan tersebut, percepatan pengakuan akreditasi internasional program studi dapat segera dilakukan.
Tiga prodi yang mendapat dana hibah yakni pendidikan sejarah, pendidikan administrasi perkantoran, pendidikan bahasa Jerman. Nantinya, setiap prodi bakal mendapatkan dana hibah antara Rp 1 miliar, Rp 6 miliar sampai Rp 1,7 miliar. Dana hibah ini akan digunakan berbagai program Merdeka Belajar dan percepatan internasionalisasi. Seperti misalnya pertukaran pelajar, peningkatan kualitas dosen, kegiatan workshop, dan sertifikasi untuk dosen. “Karena ketika dosen tersertifikasi akan berdampak baik kepada mahasiswa,” tutur Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM I Wayan Dasna. (adk/abm)