27.8 C
Malang
Sabtu, Desember 9, 2023

Belajar Hargai Sungai di Festival Kali Brantas

MALANG KOTA – Beginilah cara para pengelola Kampung Tematik di Kota Malang menjaga budaya dan lingkungan. Yakni dengan menggelar Festival Kali Brantas. Memasuki hari kedua kemarin, festival dipusatkan di Kampung Putih, Klojen. Sehari sebelumnya digelar di Kampung Keramik Dinoyo dan Kampung Gerabah Penanggungan.

Pada festival kemarin, tampak 10 remaja putrid berbusana serbaputih menampilkan teatrikal dan tari grebek sabrang. Ini penampilan yang berbeda dengan sebelumnya. “Kedua penampilan tersebut dilakukan oleh anak-anak,” ujar Ketua Pokdarwis Kampung Putih David Rakha saat ditemui, kemarin.

Selain dua penampilan, ada kampanye yang memuat komentar dari warga kampung mengenai Kali Brantas dan kebersihan. Sementara, untuk teatrikal pihaknya mengangkat tradisi kentongan sebagai alat komunikasi pada zaman dulu.

Baca Juga:  Minim Lahan, Tiap Warga Wajib Tanam Jahe dan Serai

“Jika dikaitkan dengan Kali Brantas, dulunya jika kampung ini dilanda banjir warga menggunakan kentongan untuk memperingatkan warga. Kami ingin mengenalkan tradisi kentongan kepada adik-adik sekarang,” terangnya.

Di samping itu, tari grebek sabrang dipilih karena memiliki arti prajurit atau pasukan yang siap menuju medan perang. Hal ini dimaknai bahwa Kampung Putih siap menerima kembali kunjungan baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Kami berharap dengan kegiatan seperti ini bisa menarik minat dari tamu-tamu lokal untuk berkunjung kembali,” tuturnya.

Meski begitu, David mengatakan sampai saat ini belum ada penambahan spot baru akibat pandemi. Namun, terdapat 2 taman di Kampung Putih Klojen, yakni Taman Dayak dan Taman War of Love. (mel/abm)

Baca Juga:  Hati-hati, di Jalan Veteran Malang Ada Demo

 

 

MALANG KOTA – Beginilah cara para pengelola Kampung Tematik di Kota Malang menjaga budaya dan lingkungan. Yakni dengan menggelar Festival Kali Brantas. Memasuki hari kedua kemarin, festival dipusatkan di Kampung Putih, Klojen. Sehari sebelumnya digelar di Kampung Keramik Dinoyo dan Kampung Gerabah Penanggungan.

Pada festival kemarin, tampak 10 remaja putrid berbusana serbaputih menampilkan teatrikal dan tari grebek sabrang. Ini penampilan yang berbeda dengan sebelumnya. “Kedua penampilan tersebut dilakukan oleh anak-anak,” ujar Ketua Pokdarwis Kampung Putih David Rakha saat ditemui, kemarin.

Selain dua penampilan, ada kampanye yang memuat komentar dari warga kampung mengenai Kali Brantas dan kebersihan. Sementara, untuk teatrikal pihaknya mengangkat tradisi kentongan sebagai alat komunikasi pada zaman dulu.

Baca Juga:  Agustus, RSI Unisma Punya 200 Bed dan Seluruh Layanan Pindah ke Gedung Baru

“Jika dikaitkan dengan Kali Brantas, dulunya jika kampung ini dilanda banjir warga menggunakan kentongan untuk memperingatkan warga. Kami ingin mengenalkan tradisi kentongan kepada adik-adik sekarang,” terangnya.

Di samping itu, tari grebek sabrang dipilih karena memiliki arti prajurit atau pasukan yang siap menuju medan perang. Hal ini dimaknai bahwa Kampung Putih siap menerima kembali kunjungan baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Kami berharap dengan kegiatan seperti ini bisa menarik minat dari tamu-tamu lokal untuk berkunjung kembali,” tuturnya.

Meski begitu, David mengatakan sampai saat ini belum ada penambahan spot baru akibat pandemi. Namun, terdapat 2 taman di Kampung Putih Klojen, yakni Taman Dayak dan Taman War of Love. (mel/abm)

Baca Juga:  Minim Lahan, Tiap Warga Wajib Tanam Jahe dan Serai

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/