MALANG KOTA- Pemkot Malang memberi perhatian khusus kepada warga yang suka bersepeda. Di tahun ini, mereka sudah menambah jalur khusus pesepeda di beberapa ruas
”Ada tiga jalur sepeda yang sudah kami tambahkan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang R Widjaja Saleh Putra, kemarin (18/12) Yang pertama dari Jalan KawiJalan Ijen-Jalan Semeru. Selanjutnya, di Jalan Jakarta menuju Jalan Pahlawan Trip. Dan terakhir di ruas Jalan JakartaJalan Ijen-Jalan Bandung. Bila ditotal, Kota Malang kini punya 18 jalur sepeda.
Ruas lainnya tersebar di beberapa titik. Seperti di Jalan Merdeka, Jalan Kauman, Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Veteran, Jalan Ijen, dan Jalan Jakarta. Lantas, apakah pada tahun 2023 ada rencana penambahan jalur sepeda? Widjaja mengaku bila pihaknya belum menyusun rencana penganggarannya. ”Namun, rencananya kami akan mengajukan dalam PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) 2023,” imbuh mantan Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang atau Jasa Kota Malang.
Pejabat eselon II B Pemkot Malang itu menyebut bila saat ini masih ada keterbatasan penganggaran. Sehingga pihaknya baru menyiapkan rencana itu di pertengahan 2023. Disinggung terkait titik-titik lokasi mana yang berpotensi menjadi jalur sepeda baru, Widjaja mengaku pihaknya masih akan melakukan survei. Sementara ini, pihaknya akan berkoordinasi untuk mencari lokasi yang potensial untuk jalur sepeda baru.
Di tempat lain, pencetus Komunitas Sepeda Lipat Akur (Selikur) Idin Yulias Prayogo berpendapat jika saat ini jalur sepeda di Kota Malang sudah bagus. Sayangnya, jalur-jalur sepeda itu hanya ada di jalan protokol. ”Harapan saya, kegiatan bersepeda ini bisa menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga kemudian muncul jalur sepeda yang mengarah ke tempat kerja, sekolah, atau perkantoran,” tutur dia. Dari pengamatannya, masih banyak lokasi yang belum memiliki jalur sepeda.
Seperti di Jalan Letjen S. Parman, Jalan Soekarno-Hatta, serta Jalan Dinoyo. Di samping itu, dia juga menilai penggunaan jalur sepeda belum optimal. Salah satunya karena markah jalur sepeda yang sempit. ”Berbeda dengan di Surabaya yang (markahnya) luas.
Kadang saat bersepeda saya masih takut tertabrak karena kurang luas dan beralih fungsi jadi jalur untuk kendaraan lain. Lalu, penggunaan rambu-rambu sepeda juga masih kurang,” tandas Idin. (mel/by)