MALANG KOTA – Pembelajaran tatap muka (PTM) tahun ajaran 2022/2023 yang dimulai kemarin (18/7) sudah seharusnya disikapi dengan kewaspadaan dari orang tua. Pasalnya, berdasarkan laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur perwakilan V Malang Raya, pekan lalu ditemukan kasus Covid-19 pada anak. Ketua IDAI Malang Dr dr Harjoedi Adji Tjahjono SpAK merinci ada empat anak yang terkonfirmasi Covid-19 di Malang Raya.
Laporan itu tercatat pada tanggal 11 Juli 2022. Beruntung, seluruhnya bergejala ringan. ”Sementara itu sampai 18 Juli (kemarin) di Malang Raya tercatat ada tujuh pasien anak. Tiga di antaranya bergejala sedang,” terang dokter spesialis anak konsultan endokrinologi tersebut.
Beranjak dari kondisi itu, Harjoedi berharap para orang tua ikut memastikan keselamatan anaknya.
Caranya dengan testing apabila ditemukan gejala Covid-19. Selain itu, protokol kesehatan (prokes) juga harus diterapkan secara disiplin.
Sementara itu, kemarin (18/7) Jawa Pos Radar Malang turut memantau hari pertama tahun ajaran baru yang berlangsung di SDN Bareng 01. Sekolah di Jalan Kelud nomor 10, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, itu menerapkan jam masuk yang lebih awal, yakni pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, jam masuk di sana berlangsung mulai pukul 07.30 WIB.
Menurut Kepala Sekolah SDN Bareng 01 Sarengat, pada hari pertama itu sekolahnya menggelar kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa-siswi kelas 1. Kegiatan tersebut dilakukan selama tiga hari. Demikian pula dengan siswa-siswi kelas 2 dan 3. ”Bedanya, MPLS kelas 2 dan 3 berlangsung sesuai guru kelasnya masing-masing, tapi minimal berlangsung satu sampai dua hari,” kata dia.
Sarengat menyebut, total siswa-siswi kelas 1 yang diterima sebanyak 35 orang. Jumlah tersebut kurang dari kuota yang ditetapkan, yakni 50 siswa. Sementara total keseluruhannya ada 260 siswa. ”Berkurangnya siswa tersebut bisa disebabkan berbagai macam faktor. Misalnya, ada yang pindah ke luar kota dan banyak lainnya,” ujar pria yang baru menjabat sebagai kepala sekolah di sana selama dua bulan itu.
Sarengat juga memastikan jika prokes tetap diterapkan dengan baik. Para orang tua dan anak-anak di sana juga sudah terbiasa dengan kewajiban itu. ”Total 15 tenaga pengajar kami juga sudah melakukan vaksin hingga dosis ketiga,” sambungnya. (mel/by)