MALANG KOTA – Sudah sebulan pembangunan zona tiga Kajoetangan Heritage berlangsung. Proyek yang merupakan terusan dari zona satu dan dua itu sudah mulai terlihat hasilnya. Jalur pedestrian di dekat eks gedung BRI hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) tampak lebih lebar jika dibandingkan sebelumnya.
Saat ini, lebar jalur pedestrian itu berukuran tiga meter. Dari pantauan koran ini, tampak para pekerja mulai disebar ke seberang jalan untuk mengerjakan jalur pedestrian serupa. Secara jadwal, Pemkot Malang tetap menargetkan pada bulan November semua pengerjaan bisa rampung 100 persen. Namun pemkot memilih mengejar waktu pengerjaan supaya bisa menata perlengkapan tambahan di jalur pedestrian tersebut.
”Kalau jalur pedestrian sudah jadi, kami tinggal memasang lampu, kursi dan bollard agar sama seperti zona satu dan dua,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi. Selain itu, pihaknya saat ini juga tengah berkomunikasi dengan pemilik kabel di kawasan tersebut. Itu dilakukan sebagai bagian dari kesiapan menanam kabel di bawah tanah.
Ditanya soal kendala lain, Diah memastikan tak ada. Sejauh ini, pengerjaan proyek yang menghabiskan anggaran Rp 4,8 miliar itu menurutnya lancar. Setelah menyelesaikan jalur pedestrian, pemkot masih melakukan pembenahan di batuan andesit dekat Patung Chairil Anwar. Sesuai rencana, batuan andesit akan ditata ulang sama seperti di zona satu dan dua. ”Iya kami kuatkan karena sudah beberapa kali dibenahi masih rusak,” jelas Diah.
Di tempat lain, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi meminta pengerjaan zona tiga Kajoetangan Heritage tetap mementingkan kualitas. Terutama untuk perlengkapan tambahan di jalur pedestrian. ”Jangan sampai kayu yang dipilih sama seperti sebelumnya, gampang rusak. Jangan sampai,” tegasnya.
Tak hanya itu saja, Arief juga meminta batuan andesit yang bakal terpasang di dekat Patung Chairil Anwar punya kualitas. Permintaan itu dilandasi pengalamannya yang kerap melintas di sana, dan melihat perekat batu andesit tak kokoh. Bahkan beberapa batu juga hilang dan membuat jalan di sana berlubang. (adn/by)