MALANG KOTA – Jaringan internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus meluas. Kali ini, Kampus Putih tersebut menerima kunjungan dari tim King’s College London (KCL), Inggris sejak Jumat (15/7) lalu. Kunjungan ini juga mempertegas komitmen UMM menjadi universitas kelas dunia yang memajukan masyarakat.
Deputy Vice President Global Business Development KCL Helen Bailey mengaku senang bisa mengunjungi berbagai universitas di Indonesia, khususnya UMM. Menurutnya, melalui proyek yang didanai oleh British Council ini, bisa memberikan berbagai opsi dan kesempatan dalam membangun kerja sama. Terutama kolaborasi dalam bidangbidang yang potensial seperti pendidikan dan ekonomi.
Dalam pertemuan tersebut, tim KCL, UMM dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari membahas berbagai peluang kerja sama. Tidak hanya terbatas pada pendidikan, tapi juga kesehatan.
Helen mengatakan, bidang teknik dan digital sangat mungkin dikerja samakan. “Saya rasa kita bisa mengembangkan hal-hal terkait fintech maupun data science dengan baik. Bisa juga diadakan sederet short course, pengembangan kurikulum, dan bahkan pertukaran sivitas akademika. Dengan diskusi yang lebih panjang, saya yakin akan tercipta program yang meyakinkan seperti summerschool maupun joint research,” ujar Helen usai pertemuan dengan UMM.
Dia menilai, fasilitas dan kualitas UMM sangat impresif. Lingkungan pendidikan yang memadai serta kepuasan mahasiswa yang terlihat tinggi. Dia juga mengapreasiasi beragam inovasi yang ditelurkan Kampus Putih UMM, salah satunya Center of Excellence (CoE). Pun dengan keramahan yang dia terima, tidak hanya dari pejabat maupun pegawainya tapi juga dari para mahasiswanya.
Dia juga menilai berbagai perbedaan yang ada merupakan hal yang menarik. Dari situ, katanya, akan muncul keingintahuan yang tinggi dari keduanya. Bagaimana perbedaan kultur, pola pikir, dan model solusi bisa berjalan beriringan dan akhirnya menciptakan inovasi solutif yang bermanfaat.
“Menurut saya, ada beberapa kata yang bisa mewakili UMM yakni inovatif, tak terduga, ramah, komunitas, dan juga kampus yang hijau,” katanya.
“Saya sangat menyukai kampus yang tidak hanya memiliki pembelajaran menarik dan sivitas akademika yang antusias, tapi juga kampus yang dihiasi dengan banyak tumbuhan seperti UMM ini,” ucapnya.
Sampai saat ini, UMM memiliki lebih dari 2.600 kerja sama, termasuk kerja sama internasional yang tersebar di berbagai benua. Ada Erasmus Mundus di benua eropa yang mencakup sederet universitas seperti Universidad de Murcia Spanyol, Wrocalw University Polandia, Universidade Do Minho Portugal, dan lainnya. Adapula kerja sama di benua Amerika seperti Universidad Nacional de Colombia, hingga Universidade Regional de Blumenau (FURB) Brazil. Kolaborasi serupa juga dimiliki UMM di kawasan Asia, Amerika Utara, hingga Afrika.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan MPd mengatakan, pertemuan ini menjadi langkah strategis bagi masingmasing pihak. Dia ingin agar bisa segera ditindaklanjuti sehingga mendorong akselerasi kemajuan perguruan tinggi, baik UMM maupun KCL. Apalagi melihat potensi kedua universitas yang samasama luar biasa, terutama di level internasional.
“Pertemuan ini menjadi awal dari rentetan panjang programprogram yang bisa dikolaborasikan. Apalagi sampai saat ini UMM sudah memiliki jaringan kerja sama internasional lebih dari 35 negara. Tentu KCL akan menjadi salah satu partner yang bagus dalam mengembangkan berbagai kegiatan internasional,” ungkap Fauzan.
Fauzan melihat, kunjungan KCL tersebut bisa memperkuat inovasi yang sudah UMM laksanakan. Utamanya CoE dan Center for Future of Work (CFW) yang diharapkan bisa melahirkan generasi masa depan yang memiliki skill mumpuni. Dia yakin kerja sama internasional akan memiliki efek yang signifikan pada lebih dari 20 CoE yang sudah diresmikan. Begitupun dengan CFW yang menyediakan kelaskelas beroreintesi pekerjaan masa depan.
Sampai saat ini CoE UMM sudah bekerja sama dengan ratusan partner dalam menjalankan programnya. Mulai dari perusahan level nasional hingga internasional. Pun dengan pihak pemerintah luar negeri, salah satunya dengan Australia Barat dan Konjen Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Dengan terus bertambahnya kolaborasi yang dibangun, diharapkan CoE UMM bisa mencetak generasi yang berdaya saing tinggi.
“Semoga segera ada implikasi dan aplikasi konkret setelah pertemuan ini. Bagaimana kedua belah pihak bisa saling membantu dalam rangka memajukan dan mencapai target masingmasing,” harapnya mengakhiri. (bin/dan)