MALANG KOTA – DPRD Kota Malang merespons positif penyusunan master plan drainase. Sebab, master plan tersebut menjadi acuan pembangunan drainase menuju Kota Malang bebas banjir pada 2028 mendatang.
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Fathol Arifin mengatakan, pembangunan drainase saat ini sudah jelas dan ada patokannya. Yakni master plan drainase. Berbeda dengan sebelumnya yang masih parsial dalam perbaikan drainase yang ada.
”DPRD, Pemkot Malang, dan konsultan sudah melakukan kajian lapangan beberapa waktu lalu. Tujuannya untuk memetakan titik prioritas pembangunan,” ujar Fathol, kemarin. ”Nantinya, titik-titik langganan banjir akan tersentuh pembangunan lebih dulu. Misalnya di Jalan Soekarno Hatta dan Sawojajar,” tambah politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Selain kawasan Jalan Soekarno Hatta, Fathol menilai titik lain juga jadi prioritas. Yakni Sawojajar, Jalan Bondowoso, Galunggung, Pisang Candi, Bareng, hingga Tanjungrejo. Selain itu, lanjutnya, kajian lapangan itu juga untuk menentukan DED (Detail Engineering Deasign) per DAD (Daerah Aliran Drainase).
Fathol menyampaikan. pembangunan tak hanya menyasar drainase dalam ukuran besar saja. Melainkan juga drainase kecil. “Sejauh ini pembangunan drainase kecil di kampung-kampung juga hampir merata,” ucapnya.
Terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Malang Wanedi meminta agar Pemkot Malang mempercepat proses pembangunan drainase. “Tentu saja DED per DAD-nya dulu harus dikebut,” ungkapnya.
Hingga 2024 depan, Wanedi mengatakan, fokus anggaran masih pada penanganan banjir. “Hal itu menjadi komitmen bersama untuk mewujudkan Kota Malang bebas banjir pada 2028 nanti,” imbuhnya. (dre/dan)