22.8 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Pemkot Seriusi Pengelolaan Rusunawa Tlogowaru

MALANG KOTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai menyeriusi pengelolaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Tlogowaru. Setelah bangunan tersebut resmi menjadi aset Pemkot, dalam waktu dekat ini akan segera difungsikan maksimal. Sejak dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) pada 2016 lalu, rusunawa tersebut belum bisa termanfaatkan.

Rusunawa tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi tenaga pendidik yang belum memiliki rumah. Namun karena selama ini rusunawa tersebut belum menjadi aset Pemkot Malang, rencana tersebut terpaksa tertunda.

“Aset baru masuk ke kami (Pemkot Malang, Red), namun apakah untuk guru atau masyarakat umum, perlu dirapatkan lagi,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi, kemarin.

Jika sudah dikelola, dia mengatakan, jumlah rusunawa yang dikelola pemkot bertambah menjadi tiga titik. Dua titik rusunawa yang dimiliki pemkot sebelumnya berada di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang yang sudah terisi 294 kamar. Untuk harga sewa, Diah menyebutkan kemungkinan bakal disamakan dengan dua rusunawa di Buring. Yakni Rp 75 ribu sampai Rp 175 ribu per bulan, tergantung lantai yang dihuni.

Baca Juga:  Sembilan Bulan, Pemkot Terbitkan 700 KRK

Meski demikian, pemkot masih punya pekerjan tambahan agar rusunawa layak dihuni. Rusunawa tersebut kabarnya belum terpasang instalasi air. Bahkan jalan menuju rusunawa tersebut perlu ditata karena telah ditumbuhi rumput liar. “Selain itu kan kondisinya di belakang gedung UPT Layanan Disabilitas. Coba kami tata lagi supaya orang tahu di sana ada rusunawa,” jelasnya.

Dari pantauan wartawan koran ini, rusunawa tersebut bisa dibilang butuh perhatian. Cat bangunan berwarna hijau sudah luntur dan memudar. Bahkan kondisi dalam rusunawa seperti lorong kumuh. Bekas makanan kelelawar juga terlihat di mengotori lantai.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengatakan, sebenarnya dia punya opsi agar rusunawa tersebut bisa dihuni. Terutama bisa digunakan untuk relokasi sebagian warga di bantaran sungai dan bantalan rel kereta api (KA) Kotalama-Jagalan. “Daripada terlihat terbengkalai kan bisa dimanfaatkan seperti itu. Sayang kalau cuma jadi hiasan saja,” terangnya.

Baca Juga:  Gedung Karantina TKI Positif Omicron

Made ingin pemkot menata ulang sekitar kawasan tersebut agar lebih terpakai. Sebab, lahan milik pemkot di sana terbilang cukup luas karena masih menjadi area persawahan. Untuk menarik minat masyarakat ke depan terhadap rusunawa bisa saja dibangun fasilitas penunjang lain seperti taman. “Di sana kan cuma bangunan saja, masyarakat jelas saja tidak mau,” tandasnya. (adn/dan)

MALANG KOTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai menyeriusi pengelolaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Tlogowaru. Setelah bangunan tersebut resmi menjadi aset Pemkot, dalam waktu dekat ini akan segera difungsikan maksimal. Sejak dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) pada 2016 lalu, rusunawa tersebut belum bisa termanfaatkan.

Rusunawa tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi tenaga pendidik yang belum memiliki rumah. Namun karena selama ini rusunawa tersebut belum menjadi aset Pemkot Malang, rencana tersebut terpaksa tertunda.

“Aset baru masuk ke kami (Pemkot Malang, Red), namun apakah untuk guru atau masyarakat umum, perlu dirapatkan lagi,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi, kemarin.

Jika sudah dikelola, dia mengatakan, jumlah rusunawa yang dikelola pemkot bertambah menjadi tiga titik. Dua titik rusunawa yang dimiliki pemkot sebelumnya berada di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang yang sudah terisi 294 kamar. Untuk harga sewa, Diah menyebutkan kemungkinan bakal disamakan dengan dua rusunawa di Buring. Yakni Rp 75 ribu sampai Rp 175 ribu per bulan, tergantung lantai yang dihuni.

Baca Juga:  Gedung Karantina TKI Positif Omicron

Meski demikian, pemkot masih punya pekerjan tambahan agar rusunawa layak dihuni. Rusunawa tersebut kabarnya belum terpasang instalasi air. Bahkan jalan menuju rusunawa tersebut perlu ditata karena telah ditumbuhi rumput liar. “Selain itu kan kondisinya di belakang gedung UPT Layanan Disabilitas. Coba kami tata lagi supaya orang tahu di sana ada rusunawa,” jelasnya.

Dari pantauan wartawan koran ini, rusunawa tersebut bisa dibilang butuh perhatian. Cat bangunan berwarna hijau sudah luntur dan memudar. Bahkan kondisi dalam rusunawa seperti lorong kumuh. Bekas makanan kelelawar juga terlihat di mengotori lantai.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengatakan, sebenarnya dia punya opsi agar rusunawa tersebut bisa dihuni. Terutama bisa digunakan untuk relokasi sebagian warga di bantaran sungai dan bantalan rel kereta api (KA) Kotalama-Jagalan. “Daripada terlihat terbengkalai kan bisa dimanfaatkan seperti itu. Sayang kalau cuma jadi hiasan saja,” terangnya.

Baca Juga:  BBM Naik, Harga Sembako Masih Stabil

Made ingin pemkot menata ulang sekitar kawasan tersebut agar lebih terpakai. Sebab, lahan milik pemkot di sana terbilang cukup luas karena masih menjadi area persawahan. Untuk menarik minat masyarakat ke depan terhadap rusunawa bisa saja dibangun fasilitas penunjang lain seperti taman. “Di sana kan cuma bangunan saja, masyarakat jelas saja tidak mau,” tandasnya. (adn/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/