MALANG KOTA – Pemkot Malang menunjukkan keseriusan untuk mengantisipasi banjir yang selalu terjadi tiap musim penghujan. Misalnya dalam dua pekan terakhir, mereka telah melakukan pengerukan endapan lumpur di tujuh saluran drainase. Pengerukan menggunakan alat-alat berat itu bakal memperlancar aliran air ketika hujan turun.
Pengerukan awal dilakukan di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing dua pekan lalu.Hingga kemarin siang (13/7), proses pengerukan sudah sampai di RW 13 Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun.Para petugas diterjunkan untuk membersihkan tumpukan sampah dan endapan lumpur di sepanjang saluran drainase.
”Di titik ini (RW 13), saluran air sudah dangkal dan menyempit. Kerap terjadi banjir setinggi 60-80 centimeter,” kata Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
Tujuh saluran drainase tersebut dikeruk petugas menggunakan backhoe sedalam 50 centimeter. Tujuannya supaya air mengalir lebih lancar tanpa meluap ke permukaan. Edi optimistis, pengerukan tujuh saluran drainase bisa menekan jumlah titik banjir yang kerap terjadi.
Saat ini, pihaknya mencatat ada 26 titik banjir yang masih menjadi ancaman.Terlepas dari pendangkalan saluran drainase, kebiasaan masyarakat membuang sampah juga masih jadi penyebab utama.Berkaca dari itu, Edi berpesan kepada masyarakat tidak membuang sampah secara sembarangan.
”Pengerukan ini masih solusi jangka pendek. Untuk solusi jangka panjang masih kami susun masterplan dan rencana membangun saluran drainase,” papar politikus Partai Golkar itu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi menganggap pengerukan sedimen dan sampah masih jadi solusi paling jitu mengatasi banjir. Namun dia mengakui bahwa cara itu adalah solusi jangka pendek. ”Yang masterplan drainase masih progres ke 57 kelurahan dan rampung Oktober 2022,” jelasnya.
Diah menambahkan, normalisasi saluran drainase masih akan terus berlangsung. Dalam waktu dekat pihaknya menyasar sejumlah saluran di kawasan Kecamatan Kedungkandang.Selama dua pekan terakhir, DPUPRPKP masih fokus di Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, dan Kecamatan Sukun.
”Nanti kalau sudah merata (lima kecamatan), masalah banjir ke depan bisa dikurangi,” jelasnya. (adn/fat)