22.2 C
Malang
Selasa, November 14, 2023

Tak Mau Ditunggangi, Mahasiswa Pilih Tak Ada Aksi Lanjutan

MALANG KOTA – Ribuan massa melakukan aksi di balai Kota Malang menolak Undang-Undang Omnibus Law yang berakhir dengan ricuh pada Kamis, (8/10) kemarin membuat BEM dan organisasi mahasiswa memilih tidak melakukan demo kembali untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan karena mereka tidak mau aksi mereka ditinggal oleh oknum lain yang tidak bertanggung jawab.

“Tidak ada untuk Jumat (9/10),kami semua dari aliansi GMKI, PMKRI & GMNI secabang MALANG yang tergabung dalam
Gerakan Aliansi Mahasiswa Melawan (GERAMM) aman dan tidak menyutujui adanya aksi anarkis. Dalam aksi tersebut GERAMM tidak ikut terlibat ricuh,” ujar Ketua GMNI, Kaitanus Angwarmas.

Ia yang akrab disapa Bung Yongki ini mengatakan, ribuan massa yang melakukan aksi di balai Kota Malang Lebih banyak yang terlihat tidak terdidik ketimbang masa aksi yang paham metode gerakan.

Baca Juga:  Mal di Malang Siap Buka Hari Ini, Begini Persiapan di Lapangan

“Banyak yang tidak paham metode gerakan, ugal-ugalan dan terlihat tidak terdidik padahal ketika di lapangan, anggota DPRD juga sangat welcome untuk menerima Aspirasi, hanya saja hal ini yang tidak dimanfaatkan baik oleh massa Aksi,” lanjutnya.

Ia melanjutkan, pihaknya sendiri sudah mencoba bernegosiasi dengan DPRD dan sudah diterima.

“Hal tersebut terbukti setelah setelah kami sampai di lapangan, kami melakukan proses lobi untuk bertemu DPRD dan itu diterima baik, kami diberi ruang audiensi, dan dihadiri langsung oleh ketua DPRD dan Wakil ketua DPRD. Setelah beraudiensi kami memberikan tuntutan ke DPRD, dan Ketua DPRD Pak I Made berjanji akan bersama kami dari aliansi GERAMM, akan terus mengkawal hingga ke pusat,” terangnya.

Baca Juga:  Breaking News! Hujan Deras Hanyutkan Rumah dan Penghuninya

Diyaul Hakki, Koordinator Lapangan Massa Universitas Islam Malang yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Mahasiswa Melawan (GERAMM) mengaku kericuhan bukan dari massa mereka.

“Kericuhan yang tadi terjadi sama sekali bukan dari pihak kami, itu di luar kesepakatan atau rencana. Sebab yang ikut aksi tadi bukan hanya kawan aliansi Malang Melawan tapi ada banyak oganisasi lain yang kami juga belum tahu pasti landasan mereka apa,” ungkapnya.

Hakki juga menjelaskan, adanya koordinator lapangan dalam melakukan aksi sangat penting sekali.

“Alhamdulillah masa dari Aliansi GERAMM lebih khusus dari Unisma kurang lebih 100 orang terkendali satu komando sehingga dapat terhindar dari kericuhan tadi,” tutupnya.

Pewarta: Errica V

MALANG KOTA – Ribuan massa melakukan aksi di balai Kota Malang menolak Undang-Undang Omnibus Law yang berakhir dengan ricuh pada Kamis, (8/10) kemarin membuat BEM dan organisasi mahasiswa memilih tidak melakukan demo kembali untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan karena mereka tidak mau aksi mereka ditinggal oleh oknum lain yang tidak bertanggung jawab.

“Tidak ada untuk Jumat (9/10),kami semua dari aliansi GMKI, PMKRI & GMNI secabang MALANG yang tergabung dalam
Gerakan Aliansi Mahasiswa Melawan (GERAMM) aman dan tidak menyutujui adanya aksi anarkis. Dalam aksi tersebut GERAMM tidak ikut terlibat ricuh,” ujar Ketua GMNI, Kaitanus Angwarmas.

Ia yang akrab disapa Bung Yongki ini mengatakan, ribuan massa yang melakukan aksi di balai Kota Malang Lebih banyak yang terlihat tidak terdidik ketimbang masa aksi yang paham metode gerakan.

Baca Juga:  Ikuti House Tour Bareng Grand Bandara Siang Ini

“Banyak yang tidak paham metode gerakan, ugal-ugalan dan terlihat tidak terdidik padahal ketika di lapangan, anggota DPRD juga sangat welcome untuk menerima Aspirasi, hanya saja hal ini yang tidak dimanfaatkan baik oleh massa Aksi,” lanjutnya.

Ia melanjutkan, pihaknya sendiri sudah mencoba bernegosiasi dengan DPRD dan sudah diterima.

“Hal tersebut terbukti setelah setelah kami sampai di lapangan, kami melakukan proses lobi untuk bertemu DPRD dan itu diterima baik, kami diberi ruang audiensi, dan dihadiri langsung oleh ketua DPRD dan Wakil ketua DPRD. Setelah beraudiensi kami memberikan tuntutan ke DPRD, dan Ketua DPRD Pak I Made berjanji akan bersama kami dari aliansi GERAMM, akan terus mengkawal hingga ke pusat,” terangnya.

Baca Juga:  Besok Diplenokan, PPK Kejar Tayang Verifikasi Berkas Calon Independen

Diyaul Hakki, Koordinator Lapangan Massa Universitas Islam Malang yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Mahasiswa Melawan (GERAMM) mengaku kericuhan bukan dari massa mereka.

“Kericuhan yang tadi terjadi sama sekali bukan dari pihak kami, itu di luar kesepakatan atau rencana. Sebab yang ikut aksi tadi bukan hanya kawan aliansi Malang Melawan tapi ada banyak oganisasi lain yang kami juga belum tahu pasti landasan mereka apa,” ungkapnya.

Hakki juga menjelaskan, adanya koordinator lapangan dalam melakukan aksi sangat penting sekali.

“Alhamdulillah masa dari Aliansi GERAMM lebih khusus dari Unisma kurang lebih 100 orang terkendali satu komando sehingga dapat terhindar dari kericuhan tadi,” tutupnya.

Pewarta: Errica V

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/