MALANG KOTA – Polresta Malang Kota menangkap sedikitnya 129 orang pengunjuk rasa yang diduga menjadi perusuh dan memprovokasi massa dalam aksi anarkis demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law), Kamis (8/10) sore. Aksi unjuk rasa berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang.
Setiba di Mapolresta Malang Kota, sudah ada beberapa orang pendemo yang duduk berjejer di halaman belakang dan lapangan apel sekitar pukul 15.00. Ketika didata, beberapa orang demonstran mengalami luka dan masih mengenakan pasta gigi di sekitar mata, di antaranya bukan berasal dari Kota Malang. Tetapi dari Pasuruan, Jember, dan Jombang. Meskipun terdapat beberapa mahasiswa asal luar dan asli Malang yang berkuliah di beberapa universitas swasta, ada juga siswa SMA dan SMK yang turut digelandang, bahkan seorang pengangguran.
“Saya diajak pak, saya sendiri tidak mengetahui isi dari Undang-undang yang kami suarakan,” kata salah satu terduga yang berasal dari Kabupaten Jombang ketika ditanya petugas.
Di lain tempat, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata membenarkan bila pihaknya mengamankan beberapa orang yang diduga melakukan perusakan dan berperilaku anarkis. “Kami masih selidiki dari kelompok mana mereka, serta perannya apa dia,” kata Leo, sapaan akrab Leonardus Simarmata.
Leo menyebut berdasarkan pantauan anggota kepolisian di lapangan, massa buruh dan mahasiswa dipaksa mundur setelah kekacauan yang diduga dilakukan oleh perusuh yang diamankan. “Mereka berbeda dari kelompok mahasiswa dan buruh. Ketika mulai rusuh mereka kami minta mundur dan nurut,” tambah mantan Wakapolrestabes Surabaya tersebut.
Beberapa di antara yang diamankan, Leo menyebutkan ada anak di bawah umur dan berbaju hitam. “Tadi yang nampak (anak di bawah umur) seperti itu, ini masih didalami oleh Reserse,” kata dia. Akibat kericuhan tersebut, beberapa property juga turut rusak dan dibakar seperti mobil dinas Satpol PP dan bus kepolisian. “Ada dari Satpol PP, bus Polres Batu, truk Polres Blitar, mobil dinas Polresta Malang Kota, dan beberapa motor,” sebut Leo.
Pewarta: Biyan Mudzaky Hanindito