23.6 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Dispangtan Sewakan Lahan Pemerintah untuk Petani di Malang

MALANG KOTA – Minimnya lahan pertanian di Kota Malang bisa diatasi melalui inovasi atau terobosan baru. Namun terobosan tersebut kemungkinan besar dimiliki petani milenial, sementara Kota Malang krisis petani milenial.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengungkap rendahnya minat milenial menjadi petani.  Dari sekitar 8.000 petani, hanya 53 orang yang berasal dari kelompok milenial. ”Tak sampai satu persen golongan muda yang memilih menjadi petani,” ujar Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan kemarin (5/6).

Dia mengatakan, persepsi masyarakat bahwa mata pencaharian sebagai petani cenderung punya risiko tinggi memicu rendahnya jumlah petani. ”Ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya melanjutkan pekerjaan sebagai tani. Ada juga yang anaknya tidak mau bertani seperti orang tua karena dengan pertimbangan risiko cukup tinggi dan tidak menentu,” tambah Husnan.

Baca Juga:  Setahun, Pemkot Malang Terima Setoran Aset Rp 16,4 Miliar

Dengan kondisi itu, dispangtan berusaha memberikan pendampingan ke masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat yang sudah bertani, diberi bantuan alat pertanian. Juga kemudahan menyewa lahan milik Pemkot Malang untuk bertani.

Dalam penyewaan lahan milik pemkot, Husnan mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan bagi semua warga, baik perorangan maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). ”Tidak ada syarat khusus. Semua kami beri kesempatan untuk menyewa lahan, terutama petani milenial,” katanya.(adk/dan)

MALANG KOTA – Minimnya lahan pertanian di Kota Malang bisa diatasi melalui inovasi atau terobosan baru. Namun terobosan tersebut kemungkinan besar dimiliki petani milenial, sementara Kota Malang krisis petani milenial.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengungkap rendahnya minat milenial menjadi petani.  Dari sekitar 8.000 petani, hanya 53 orang yang berasal dari kelompok milenial. ”Tak sampai satu persen golongan muda yang memilih menjadi petani,” ujar Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan kemarin (5/6).

Dia mengatakan, persepsi masyarakat bahwa mata pencaharian sebagai petani cenderung punya risiko tinggi memicu rendahnya jumlah petani. ”Ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya melanjutkan pekerjaan sebagai tani. Ada juga yang anaknya tidak mau bertani seperti orang tua karena dengan pertimbangan risiko cukup tinggi dan tidak menentu,” tambah Husnan.

Baca Juga:  Raih 8 Medali, MTsN 1 Kota Malang Jadi Juara Umum Porseni Jatim

Dengan kondisi itu, dispangtan berusaha memberikan pendampingan ke masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat yang sudah bertani, diberi bantuan alat pertanian. Juga kemudahan menyewa lahan milik Pemkot Malang untuk bertani.

Dalam penyewaan lahan milik pemkot, Husnan mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan bagi semua warga, baik perorangan maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). ”Tidak ada syarat khusus. Semua kami beri kesempatan untuk menyewa lahan, terutama petani milenial,” katanya.(adk/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/