23.2 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

1 Kilometer Jalan Menampung 600 Unit Kendaraan

MALANG KOTA  – Masih tersendatnya arus lalu lintas di sekitar Jembatan Kedungkandang mendapat perhatian dari kalangan akademisi. Setidaknya dari Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Brawijaya Prof Surjono. Dia mengatakan, harus ada upaya lain selain pelebaran ruas jalan. ”Solusi utamanya ya memang harus diperlebar. Itu karena rasio ruas jalan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas,” katanya

”Akibatnya ya menimbulkan penumpukan, terutama pada jam-jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja,” terang Surjono.

Dia memperkirakan ada 800.000 kendaraan yang melintas di Kota Malang. Dengan total ruas jalan sepanjang 1.300 kilometer. Itu artinya 1 kilometer jalan menampung 600 kendaraan. Jika dibandingkan Bali saja, katanya, rata-rata satu kilometer jalan melayani 500 kendaraan. Sedangkan Jawa Tengah hanya melayani 430 kendaraan setiap kilometer.

Baca Juga:  Hujan Deras, Kawasan Bareng Kota Malang Kebanjiran Lagi

”Semakin meningkatnya jumlah kendaraan karena belum optimalnya transportasi umum,” katanya. ”Padahal sebagai kota besar, Malang seharusnya memiliki transportasi yang memadai. Agar tidak semua warga menggunakan kendaraan pribadi,” tambahnya.

Di sisi lain, lanjut Surjono, ada solusi jangka pendek untuk sedikit mengatasi macet kawasan Jembatan Kedungkandang. Yakni memperlancar arus lalu lintas dengan cara menghilangkan hambatan samping atau parkir di tepi jalan.

”Pemkot harus tegas melarang parkir di sana (kawasan Jembatan Kedungkandang). Karena sudah ada tanda garis putih di pinggir jalan. Itu bukan hiasan. Itu tanda larangan parkir,” terang Surjono.

Terpisah, Kepala Pusat Studi Transportasi Universitas Widyagama Dr Ir Aji Suraji ST MSc menambahkan, selain pelebaran, juga harus diperhatikan perbaikan jalan di wilayah tersebut. Sebab wilayah Madyopuro hingga Jalan Mayjend Sungkono menjadi lintasan kendaraan berat. Ini merupakan imbas beroperasinya Tol Malang (Madyopuro). ”Dengan adanya peningkatan volume kendaraan, tentu harus dilakukan perbaikan secara berkala,” tandasnya.(adk/dan)

MALANG KOTA  – Masih tersendatnya arus lalu lintas di sekitar Jembatan Kedungkandang mendapat perhatian dari kalangan akademisi. Setidaknya dari Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Brawijaya Prof Surjono. Dia mengatakan, harus ada upaya lain selain pelebaran ruas jalan. ”Solusi utamanya ya memang harus diperlebar. Itu karena rasio ruas jalan tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas,” katanya

”Akibatnya ya menimbulkan penumpukan, terutama pada jam-jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja,” terang Surjono.

Dia memperkirakan ada 800.000 kendaraan yang melintas di Kota Malang. Dengan total ruas jalan sepanjang 1.300 kilometer. Itu artinya 1 kilometer jalan menampung 600 kendaraan. Jika dibandingkan Bali saja, katanya, rata-rata satu kilometer jalan melayani 500 kendaraan. Sedangkan Jawa Tengah hanya melayani 430 kendaraan setiap kilometer.

Baca Juga:  Perhatian! Kota Malang Termacet Ke-4 di Indonesia Setelah Surabaya dan Jakarta

”Semakin meningkatnya jumlah kendaraan karena belum optimalnya transportasi umum,” katanya. ”Padahal sebagai kota besar, Malang seharusnya memiliki transportasi yang memadai. Agar tidak semua warga menggunakan kendaraan pribadi,” tambahnya.

Di sisi lain, lanjut Surjono, ada solusi jangka pendek untuk sedikit mengatasi macet kawasan Jembatan Kedungkandang. Yakni memperlancar arus lalu lintas dengan cara menghilangkan hambatan samping atau parkir di tepi jalan.

”Pemkot harus tegas melarang parkir di sana (kawasan Jembatan Kedungkandang). Karena sudah ada tanda garis putih di pinggir jalan. Itu bukan hiasan. Itu tanda larangan parkir,” terang Surjono.

Terpisah, Kepala Pusat Studi Transportasi Universitas Widyagama Dr Ir Aji Suraji ST MSc menambahkan, selain pelebaran, juga harus diperhatikan perbaikan jalan di wilayah tersebut. Sebab wilayah Madyopuro hingga Jalan Mayjend Sungkono menjadi lintasan kendaraan berat. Ini merupakan imbas beroperasinya Tol Malang (Madyopuro). ”Dengan adanya peningkatan volume kendaraan, tentu harus dilakukan perbaikan secara berkala,” tandasnya.(adk/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/