22.5 C
Malang
Sabtu, Desember 9, 2023

Kota Malang Melesat, Kabupaten dan Batu Meleset

MALANG KOTA- Kontingen Kota Malang pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII tahun 2022 yang berakhir kemarin (3/7), cukup membanggakan. Mereka bisa pulang dengan kepala tegak. Sebab mampu memenuhi target dengan menempati rangking ke-2 atau runner up. Ini setelah meraih  70 emas, 62 perak, dan 72 perunggu. Posisi Kota Malang di bawah Surabaya. Artinya raihan Kota Malang bisa disebut melesat. Karena pada Porprov VI, hanya berada di urutan ke-4 dengan 40 emas 49 perak dan 50 perunggu. “Alhamdulillah hasil sesuai dengan target yang kami sampaikan ke Wali Kota Malang saat pelantikan. Yakni meraih 70 medali emas 50 perak dan 50 perunggu,” ujar Ketua Kontingen Kota Malang Asad Munawar, kemarin.

Berbeda dengan Kota Malang, dua daerah tetangga harus menuai hasil kurang sesuai harapan. Kabupaten Malang yang menargetkan tiga besar, harus puas berada di posisi ke empat. Sementara, Kota Batu yang ingin menciptakan sejarah masuk ke posisi sepuluh besar, terperosok di urutan ke-17 klasemen akhir.

Sebagai informasi, Porprov Jatim tahun ini digelar di empat wilayah, Kabupaten Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Digelar mulai tanggal 25 Juni 2022 dan berakhir tanggal 3 Juli 2022. Untuk penghitungan peringkat, dengan menggunakan sistem poin. Di mana emas mendapat 4 poin, perak 2 poin, dan perunggu 1 poin. Jadi belum tentu, tim yang mendapat emas terbanyak berada di urutan atas. Penentuan posisi di klasemen berdasarkan jumlah poin yang didapat tiap kontingen.

Sukses Kota Malang tak lepas dari persiapan yang maksimal. Kota Malang dari awal sudah menargetkan kembali ke marwahnya di Porprov Jatim, yaitu menjadi runner up kejuaraan tersebut. Setelah pada 2019 lalu, arek-arek Malang harus terlempar ke posisi empat di bawah tim Kabupaten Malang. Untuk mencapai target itu, persiapan sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan anggaran yang cukup fantastis, Rp 18,5 miliar. Hasil dari persiapan yang maksimal itu, kontingen Kota Malang berhasil memperoleh 70 medali emas, 67 medali perak dan 72 perunggu.

Keberhasilan ini menurut Asad, tak lepas dari sinergi yang baik antara Pemkot dan KONI Kota Malang. Sehingga, para atlet dapat mendapat berbagai dukungan dalam persiapannya menuju ajang Porprov Jatim. Di antaranya uang saku atlet, tes fisik menggunakan sport science, ada fisioterapis untuk atlet yang cedera. “Selain itu ada dukungan moril kepada atlet. Wali Kota Malang Sutiaji datang langsung ke tempat pertandingan,” tuturnya.

Baca Juga:  BB Kecelakaan Menumpuk Jadi Polusi Visual

Asad menambahkan, ada dua cabang olahraga yang menjadi penyumbang terbanyak bagi kontingen Kota Malang. Yakni dansa dengan 15 medali emas dan renang dengan 10 emas. Bahkan untuk renang, cabor tersebut mampu melampaui target yang dibebankan oleh KONI Kota Malang. “Di sisi lain sangat disayangkan sepakbola gagal meraih emas karena didiskualifikasi,” imbuhnya.

Kabupaten Malang Ada Peningkatan, Tapi Belum Penuhi Target

Sementara target awal yang dicanangkan Kabupaten Malang pada Porprov tahun ini yaitu masuk tiga besar. Namun sayang, target itu belum bisa terpenuhi arek-arek Kabupaten Malang. Mereka berada di posisi keempat, atau satu strip di bawah Kota Kediri yang berada di posisi ketiga.

Meskipun belum memenuhi target, perjuangan kontingen Kabupaten Malang patut diacungi jempol pada ajang dua tahunan itu. Ada peningkatan dari sisi peringkat dan perolehan medali dibanding Porprov dua tahun yang lalu. Tahun ini, mereka berada di posisi keempat dengan raihan 47 medali emas, 51 perak dan 59 perunggu. Sedangkan pada 2019, berada di posisi ke lima dengan 34 emas, 31 perak dan 33 perunggu.

Dengan peningkatan prestasi itu, sebenarnya tak diimbangi dengan dukungan yang memadai dari Pemkab Malang. Tak jarang cabor-cabor kabupaten harus mengalami kendala dalam persiapan. Seperti ada cabor yang tidak bisa melakukan try out ke luar kota dan tidak memiliki fasilitas latihan. Bahkan, tim sepakbola putra harus pulang-pergi Malang-Lumajang ketika pertandingan karena tak ada biaya penginapan. “Meskipun tidak memenuhi target tiga besar, anak-anak sudah berusaha sangat maksimal bisa masuk lima besar. Ada peningkatan dalam segi peringkat dan perolehan medali,” ujar Sekretaris KONI Kabupaten Malang Hartono, saat dikonfirmasi Minggu kemarin (3/7).

Menurutnya, peningkatan prestasi yang ditunjukkan oleh para atletnya sangat luar biasa jika dilihat anggaran yang mereka terima. Kabupaten Malang hanya menerima anggaran Rp 5,5 miliar untuk persiapan di ajang Porprov. Itu berarti selisih tiga kali lipat dibanding Kota Malang yang anggarannya mencapai Rp 18,5 miliar. Dengan anggaran yang minim itu, Hartono bangga atletnya bisa bersaing di posisi lima besar. “Meskipun dukungan anggaran tidak seimbang, tapi atlet kami menampilkan aksi heroiknya di Porprov ini,” tandasnya.

Raihan Emas Kota Batu Melonjak

Meski target gagal masuk 10 besar,  Kota Batu masih bisa bangga. Karena raihan medali emas naik dari Porprov VI. Sebelum keberangkatan atlet, kontingen Kota Batu berjanji bakal boyong medali emas dua kali lipat dari Porprov 2019. Diketahui perolehan medali emas saat itu hanya 5. Pada tahun ini, berhasil diraih sebanyak 11 medali emas.

Baca Juga:  Ingin Lolos Penyekatan Exit Tol Madyopuro? Lengkapi Syarat Wajib Ini

Secara keseluruhan raihan medali sebanyak 42. Di antaranya 11 medali emas, 20 medali perak dan 11 medali perunggu. Di akhir pesta olahraga itu juga, Kota Batu berhasil finish di urutan ke 17. Lagi-lagi jika dibandingkan dengan Porprov 2019, Kota Batu naik 4 tingkat. Lantaran dulu finish di peringkat 21.

“Intinya dengan perolehan medali saat ini. Performa atlet Kota Batu sudah sangat luar biasa. Sebab sudah bisa menyuguhkan perolehan medali yang sangat luar biasa,” ucap Ketua KONI Kota Batu Mahfud, Minggu (3/7).

Pihaknya juga mengatakan jikalau ada atlet yang mendapat perak, itu bukan karena performanya yang kurang maksimal. Hanya keberuntungan saja yang tidak berpihak padanya. Atau juga dikarenakan lawan yang dihadapi tidak diperhitungkan sebelumnya.

“Dari 27 cabor yang kami ikuti tentu saja cabor palarayang yang menjadi unggulan. Kontingen paralayang juga menjadi juara umum cabor saat ini. Dengan perolehan 4 medali emas,” imbuhnya.

Tak hanya cabor paralayang yang dianggap memenuhi target. Ada pula cabor jujitsu, tarung derajat, hingga wushu juga menjadi penyumbang medali.

Terkait cabor yang dirasa belum memiliki performa maksimal yakni cabor selam. Menurut Kepala Satuan Tugas Kontingen Kota Batu Sentot Ari Wahyudi, cabor tersebut termasuk yang digadang-gadang menyumbang banyak medali emas. “Tapi memang dalam suatu pertandingan itu hal seperti ini wajar. Karena kita juga tidak bisa memprediksi 100 persen bagaimana kekuatan lawan di lapangan,” imbuh Ari Wahyudi.

Disinggung terkait kendala selama Porprov kali ini, Ari menjelaskan jika tak ada kendala apapun di lapangan. Sebab kontingen Kota Batu berhasil finish pada posisi serta target medali yang diharapkan.

“Dari awal kan kita berharap bisa melampaui hasil di tahun 2019, kita mampu meraihnya. Lalu kita juga berharap bisa finish di klasemen tengah, kita juga bisa meraih. Jadi tidak ada kendala apapun,” tegasnya.

Berbicara mengenai bonus atlet, Ari mengatakan tak bisa memprediksi total rupiah yang akan dikeluarkan. Pada Porprov 2019 lalu pihaknya mengeluarkan bonus sebesar Rp 400 juta. “Yang jelas bakalan naik dari tahun 2019. Untuk nilai detail kita tidak bisa menjelaskan karena belum dihitung. Yang jelas bagi atlet yang meraih medali emas sudah kita beri bonus di awal sebanyak Rp 5 juta. Sisanya menunggu Pemkot dalam pencairan bonus,” tutup dia. (adk/fif/abm)

MALANG KOTA- Kontingen Kota Malang pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII tahun 2022 yang berakhir kemarin (3/7), cukup membanggakan. Mereka bisa pulang dengan kepala tegak. Sebab mampu memenuhi target dengan menempati rangking ke-2 atau runner up. Ini setelah meraih  70 emas, 62 perak, dan 72 perunggu. Posisi Kota Malang di bawah Surabaya. Artinya raihan Kota Malang bisa disebut melesat. Karena pada Porprov VI, hanya berada di urutan ke-4 dengan 40 emas 49 perak dan 50 perunggu. “Alhamdulillah hasil sesuai dengan target yang kami sampaikan ke Wali Kota Malang saat pelantikan. Yakni meraih 70 medali emas 50 perak dan 50 perunggu,” ujar Ketua Kontingen Kota Malang Asad Munawar, kemarin.

Berbeda dengan Kota Malang, dua daerah tetangga harus menuai hasil kurang sesuai harapan. Kabupaten Malang yang menargetkan tiga besar, harus puas berada di posisi ke empat. Sementara, Kota Batu yang ingin menciptakan sejarah masuk ke posisi sepuluh besar, terperosok di urutan ke-17 klasemen akhir.

Sebagai informasi, Porprov Jatim tahun ini digelar di empat wilayah, Kabupaten Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Digelar mulai tanggal 25 Juni 2022 dan berakhir tanggal 3 Juli 2022. Untuk penghitungan peringkat, dengan menggunakan sistem poin. Di mana emas mendapat 4 poin, perak 2 poin, dan perunggu 1 poin. Jadi belum tentu, tim yang mendapat emas terbanyak berada di urutan atas. Penentuan posisi di klasemen berdasarkan jumlah poin yang didapat tiap kontingen.

Sukses Kota Malang tak lepas dari persiapan yang maksimal. Kota Malang dari awal sudah menargetkan kembali ke marwahnya di Porprov Jatim, yaitu menjadi runner up kejuaraan tersebut. Setelah pada 2019 lalu, arek-arek Malang harus terlempar ke posisi empat di bawah tim Kabupaten Malang. Untuk mencapai target itu, persiapan sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan anggaran yang cukup fantastis, Rp 18,5 miliar. Hasil dari persiapan yang maksimal itu, kontingen Kota Malang berhasil memperoleh 70 medali emas, 67 medali perak dan 72 perunggu.

Keberhasilan ini menurut Asad, tak lepas dari sinergi yang baik antara Pemkot dan KONI Kota Malang. Sehingga, para atlet dapat mendapat berbagai dukungan dalam persiapannya menuju ajang Porprov Jatim. Di antaranya uang saku atlet, tes fisik menggunakan sport science, ada fisioterapis untuk atlet yang cedera. “Selain itu ada dukungan moril kepada atlet. Wali Kota Malang Sutiaji datang langsung ke tempat pertandingan,” tuturnya.

Baca Juga:  Cegah Klaster Baru, Pemkot Malang Lakukan Swab Rutin di Sekolah

Asad menambahkan, ada dua cabang olahraga yang menjadi penyumbang terbanyak bagi kontingen Kota Malang. Yakni dansa dengan 15 medali emas dan renang dengan 10 emas. Bahkan untuk renang, cabor tersebut mampu melampaui target yang dibebankan oleh KONI Kota Malang. “Di sisi lain sangat disayangkan sepakbola gagal meraih emas karena didiskualifikasi,” imbuhnya.

Kabupaten Malang Ada Peningkatan, Tapi Belum Penuhi Target

Sementara target awal yang dicanangkan Kabupaten Malang pada Porprov tahun ini yaitu masuk tiga besar. Namun sayang, target itu belum bisa terpenuhi arek-arek Kabupaten Malang. Mereka berada di posisi keempat, atau satu strip di bawah Kota Kediri yang berada di posisi ketiga.

Meskipun belum memenuhi target, perjuangan kontingen Kabupaten Malang patut diacungi jempol pada ajang dua tahunan itu. Ada peningkatan dari sisi peringkat dan perolehan medali dibanding Porprov dua tahun yang lalu. Tahun ini, mereka berada di posisi keempat dengan raihan 47 medali emas, 51 perak dan 59 perunggu. Sedangkan pada 2019, berada di posisi ke lima dengan 34 emas, 31 perak dan 33 perunggu.

Dengan peningkatan prestasi itu, sebenarnya tak diimbangi dengan dukungan yang memadai dari Pemkab Malang. Tak jarang cabor-cabor kabupaten harus mengalami kendala dalam persiapan. Seperti ada cabor yang tidak bisa melakukan try out ke luar kota dan tidak memiliki fasilitas latihan. Bahkan, tim sepakbola putra harus pulang-pergi Malang-Lumajang ketika pertandingan karena tak ada biaya penginapan. “Meskipun tidak memenuhi target tiga besar, anak-anak sudah berusaha sangat maksimal bisa masuk lima besar. Ada peningkatan dalam segi peringkat dan perolehan medali,” ujar Sekretaris KONI Kabupaten Malang Hartono, saat dikonfirmasi Minggu kemarin (3/7).

Menurutnya, peningkatan prestasi yang ditunjukkan oleh para atletnya sangat luar biasa jika dilihat anggaran yang mereka terima. Kabupaten Malang hanya menerima anggaran Rp 5,5 miliar untuk persiapan di ajang Porprov. Itu berarti selisih tiga kali lipat dibanding Kota Malang yang anggarannya mencapai Rp 18,5 miliar. Dengan anggaran yang minim itu, Hartono bangga atletnya bisa bersaing di posisi lima besar. “Meskipun dukungan anggaran tidak seimbang, tapi atlet kami menampilkan aksi heroiknya di Porprov ini,” tandasnya.

Raihan Emas Kota Batu Melonjak

Meski target gagal masuk 10 besar,  Kota Batu masih bisa bangga. Karena raihan medali emas naik dari Porprov VI. Sebelum keberangkatan atlet, kontingen Kota Batu berjanji bakal boyong medali emas dua kali lipat dari Porprov 2019. Diketahui perolehan medali emas saat itu hanya 5. Pada tahun ini, berhasil diraih sebanyak 11 medali emas.

Baca Juga:  BB Kecelakaan Menumpuk Jadi Polusi Visual

Secara keseluruhan raihan medali sebanyak 42. Di antaranya 11 medali emas, 20 medali perak dan 11 medali perunggu. Di akhir pesta olahraga itu juga, Kota Batu berhasil finish di urutan ke 17. Lagi-lagi jika dibandingkan dengan Porprov 2019, Kota Batu naik 4 tingkat. Lantaran dulu finish di peringkat 21.

“Intinya dengan perolehan medali saat ini. Performa atlet Kota Batu sudah sangat luar biasa. Sebab sudah bisa menyuguhkan perolehan medali yang sangat luar biasa,” ucap Ketua KONI Kota Batu Mahfud, Minggu (3/7).

Pihaknya juga mengatakan jikalau ada atlet yang mendapat perak, itu bukan karena performanya yang kurang maksimal. Hanya keberuntungan saja yang tidak berpihak padanya. Atau juga dikarenakan lawan yang dihadapi tidak diperhitungkan sebelumnya.

“Dari 27 cabor yang kami ikuti tentu saja cabor palarayang yang menjadi unggulan. Kontingen paralayang juga menjadi juara umum cabor saat ini. Dengan perolehan 4 medali emas,” imbuhnya.

Tak hanya cabor paralayang yang dianggap memenuhi target. Ada pula cabor jujitsu, tarung derajat, hingga wushu juga menjadi penyumbang medali.

Terkait cabor yang dirasa belum memiliki performa maksimal yakni cabor selam. Menurut Kepala Satuan Tugas Kontingen Kota Batu Sentot Ari Wahyudi, cabor tersebut termasuk yang digadang-gadang menyumbang banyak medali emas. “Tapi memang dalam suatu pertandingan itu hal seperti ini wajar. Karena kita juga tidak bisa memprediksi 100 persen bagaimana kekuatan lawan di lapangan,” imbuh Ari Wahyudi.

Disinggung terkait kendala selama Porprov kali ini, Ari menjelaskan jika tak ada kendala apapun di lapangan. Sebab kontingen Kota Batu berhasil finish pada posisi serta target medali yang diharapkan.

“Dari awal kan kita berharap bisa melampaui hasil di tahun 2019, kita mampu meraihnya. Lalu kita juga berharap bisa finish di klasemen tengah, kita juga bisa meraih. Jadi tidak ada kendala apapun,” tegasnya.

Berbicara mengenai bonus atlet, Ari mengatakan tak bisa memprediksi total rupiah yang akan dikeluarkan. Pada Porprov 2019 lalu pihaknya mengeluarkan bonus sebesar Rp 400 juta. “Yang jelas bakalan naik dari tahun 2019. Untuk nilai detail kita tidak bisa menjelaskan karena belum dihitung. Yang jelas bagi atlet yang meraih medali emas sudah kita beri bonus di awal sebanyak Rp 5 juta. Sisanya menunggu Pemkot dalam pencairan bonus,” tutup dia. (adk/fif/abm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/