MALANG KOTA – Banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang yang berhasil mengekspor produknya. Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan (diskopindag) mengungkap, dari hasil ekspor sepanjang 2022 yang mencapai 622 ribu dollar atau Rp 9,7 miliar, 60 persen di antaranya berasal dari UMKM. Dengan demikian, ekspor UMKM saja menembus Rp 5,8 miliar. Di antara produk yang diekspor adalah keripik, batik, kerajinan rajut, handicraft, olahan kayu, dan rotan. Barang-barang tersebut dipasok ke sejumlah negara. Mayoritas Singapura, Malaysia, dan Belgia
Kepala Bidang Perdagangan Diskopindag Kota Malang Burhanuddin Al Jundi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong angka ekspor di sektor UMKM. “Berkaitan dengan legalitas, kami memfasilitasi secara gratis kepada binaan UMKM,” terang Jundi, kemarin. Diskopindag siap mengurusi legalitas, mulai dari BPOM hingga sertifikasi halal secara gratis untuk UMKM di Kota Malang. Saat ini, kata Jundi, ada 19.000 UMKM yang menjadi binaan diskopindag.
Namun dari belasan ribu UMKM binaan diskopindag, kata Jundi, hanya sebagian yang sudah mencapai pasar ekspor. Pihaknya menargetkan penghasilan ekspor di tahun ini mencapai Rp 10 miliar. “Satu tahun ini penambahan 10 UMKM ekspor saja sudah sangat bagus,” katanya. Menurutnya, hambatan terbesarnya saat ini adalah pemerataan pendampingan dan sosialisasi mengenai prosedur ekspor. “Tahun ini kami akan fokuskan untuk pemerataan pendampingan hingga sosialisasi ekspor melalui RW-RW,” kata dia.
Sementara itu, kantor Bea Cukai Malang juga berperan dalam meningkatkan jumlah UMKM eksportir. ”Selama satu semester (tahun 2022) program ini sudah menggandeng empat UMKM di Malang untuk melakukan ekspor di berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, hingga Belgia,” tutur Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Malang Dwi Prasetyo Rini, kemarin.
Terpisah, Pengamat Ekonomi Universitas Brawijaya (UB) Joko Budi Santoso SE ME mengatakan, nilai ekspor UMKM masih bisa dioptimalkan lagi melalui trading house di Malang Creative Centre (MCC). Trading house sebagai sarana mediasi antara produsen dengan calon buyer atau pembeli. “Dalam upaya meningkatkan pasar ekspor, fasilitas promosi dan pemasaran oleh pemerintah daerah perlu terus ditingkatkan,” terang dia. (kr1/dan)