MALANG KOTA – Api yang membakar Malang Plaza kemarin benar-benar merepotkan tim pemadam. Mereka membutuhkan waktu hingga 12,5 jam untuk memastikan sudah tidak ada lagi sisa titik api. Sempat muncul kabar api kembali muncul pada sore hari, sekitar pukul 17.00. Namun setelah dicek ulang, ternyata hanya asap yang muncul dari uap air sisa pembasahan reruntuhan bangunan.
Seluruh aktivitas pemadaman dan pembasahan kemarin berakhir pukul 13.30. Kebakaran diketahui mulai terjadi sekitar pukul 00.00. UPT Damkar Kota Malang menerima laporan sekitar pukul 00.55, dan mulai melakukan pemadaman pada pukul 01.10. Artinya, proses pemadaman hingga tidak ada lagi sisa titik api membutuhkan waktu 12,5 jam.
Dampak dari kebakaran itu, 99 persen barang dagangan di dalam mal ludes dilalap si jago merah. Pantauan wartawan koran ini kemarin pagi, reruntuhan tembok dan rolling door yang jebol masih menghalangi sebagian akses masuk dan keluar Malang Plaza. Di dalam lantai satu, hampir seluruh sudut bangunan berwarna kehitaman. Semua seperti sudah menjadi abu.
Berita Terkait : Malang Plaza Kebakaran, Ini Kronologi Lengkap yang Disusun Radar Malang.
Yang mengkhawatirkan, atap gedung tampak rapuh. Ketika ada angin datang, tak jarang serpihan-serpihan dari lantai atas turun ke bawah. Polisi terpaksa memasang garis pembatas agar tidak ada warga mendekat.
Kepala Satpol PP Kota Malang Heru Mulyono menjelaskan, seluruh rangkaian tindakan dari tim damkar Kota Malang, mulai dari pemadaman, pembahasan dan pendinginan, dinyatakan usai pada pukul 13.30. Dia juga menjamin tak ada lagi kebakaran susulan.
”Sudah dipastikan tak ada titik api, mulai dari lantai 1 sampai 3. Potensi terjadinya kebakaran susulan tidak ada lagi,” ujarnya di sela-sela mengecek lokasi kebakaran, kemarin.

Untuk dampak kebakaran, Heru menuturkan hampir 100 persen barang dagangan di Malang Plaza hangus tak tersisa. Sebab, mayoritas barang dagangan itu mudah terbakar. Seperti baju dan barang-barang elektronik.
Dengan kondisi gedung yang masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, Heru meminta pedagang tidak memaksa masuk ke dalam bangunan. Beberapa hari ke depan masih akan dilakukan olah TKP dari pihak kepolisian. Sekaligus mengecek kekuatan gedung.
”Kalau ingin memperbarui informasi bisa di Mini Block Office Lantai 4. Di sana ada posko gabungan yang terdiri dari BPBD dan Dinas Kesehatan. Kami juga menyediakan trauma healing,” jelas Heru.
Sempat Terkendala Pasokan Air
Pejabat eselon II Pemkot Malang itu juga mengungkapkan kendala yang dihadapi selama proses pemadaman. Utamanya akses masuk yang sudah terbakar dan sulitnya mendapat pasokan air. Kendala kekurangan air baru tertangani setelah petugas berjibaku dengan api selama berjam-jam. ”Menjelang subuh pasokan air mulai lancar,” ujarnya.
Jika menilik sejarahnya, Malang Plaza merupakan pusat perbelanjaan legendaris di Kota Malang. Menurut pemerhati sejarah Kota Malang Agung Buana, mal itu berdiri sejak 1985 dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur kala itu, Wahono.
”Malang Plaza terdiri dari 2 unit bangunan. Bangunan sisi barat sebagai bangunan utama, sedangkan sebelah timur sebagai bangunan penunjang berbentuk rumah toko berlantai 3,” tutur Agung.
Awal berdiri, Malang Plaza bukanlah pusat jual beli handphone seperti sekarang. Pusat perbelanjaan itu justru lebih dulu menjadi sentra produk fashion dan pusat perbelanjaan utama di Kota Malang.
Malang Plaza juga bukan mal tertua di Kota Malang karena sudah ada Sarinah Malang yang didirikan tahun 1970. Namun, Malang Plaza menjadi mal pertama yang memiliki eskalator dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pada masa itu. ”Yang datang ke Malang Plaza pada masa itu tidak hanya belanja. Kebanyakan juga untuk mencoba naik eskalator,” tutup Agung. (adk/fat)