RAUT wajah lelah tak bisa disembunyikan ratusan pekerja maupun pemilik tenant Malang Plaza kemarin (2/5). Sejak dini hari mereka sudah terjaga di depan mal yang terbakar. Berlanjut pagi hingga siang, mereka antre di kantor Mini Block Office yang menjadi posko pengaduan sekaligus pendataan korban kebakaran Malang Plaza.
Posko yang dibuka Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu sudah dipadati pelaku usaha korban kebakaran sejak pukul 07.00. Sebagian tampak berbincang dengan rekan-rekannya. Sebagian lagi tertidur di kursi sembari mengantre.
Salah satunya adalah Esa Curniawan. Kepada Jawa Pos Radar Malang, dia mengaku sudah membuka gerai ponsel Red Cell di Malang Plaza sejak 2007. Saat kebakaran terjadi, Esa sedang beristirahat di kediamannya, Jalan Semeru, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen.
”Kebetulan malam itu tidak bisa tidur. Pukul 01.00 saya lihat ponsel karena ada teman yang mengabarkan terjadi kebakaran di Malang Plaza,” cerita pria berusia 36 tahun tersebut.
Tanpa menunggu lama, Esa langsung meluncur ke Malang Plaza. Betapa kagetnya dia lantaran mal tiga lantai itu sudah penuh dengan api. Karena tidak bisa berbuat apa-apa, Esa hanya bisa menunggu tim damkar bekerja hingga api padam.
”Tenant itu saya kelola sendiri. Di dalamnya masih ada sekitar 35 ponsel yang tersisa. Tapi belum bisa hitung nilai kerugiannya,” ujarnya.
Berita Terkait : Malang Plaza Kebakaran, Ini Kronologi Lengkap yang Disusun Radar Malang.
Berita Terkait : Pemadaman Malang Plaza Makan Waktu 12,5 Jam.
Sebagai pelaku usaha, dia berharap segera mendapat kejelasan tentang nasib tenant-tenant yang kemungkinan ikut terbakar. Esa juga tidak keberatan kalau nantinya ada kebijakan relokasi sementara. Yang terpenting ada penampungan.
Hal yang sama diungkapkan Wijaya Candra. Dia merupakan salah satu pekerja DC Cell di lantai tiga Malang Plaza. Sejak tujuh tahun bekerja mengikuti bosnya, baru kali ini ada kejadian kebakaran seperti kemarin.
Candra juga datang ke Malang Plaza sejak pagi buta, tepatnya pada pukul 02.00. Dia menyaksikan langsung api membakar mal tersebut dengan sangat cepat. Termasuk ketika saat api mulai merambat ke lantai dua pada pukul 02.30.
Dia menduga api cepat menyebar karena di lantai dua ada pameran lukisan. ”Kemungkinan tenant milik bos saya yang berukuran 2 x 4,5 ikut terbakar. Kami pun juga tidak masalah jika memang ada relokasi,” ucap pria kelahiran Blitar itu. (mel/fat)