22.7 C
Malang
Selasa, November 14, 2023

RW 02 Mulyorejo Bikin Urban Farming di Lahan Makam

MALANG KOTA – Kesan seram dari area pemakaman tak terlihat di RW 02 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun. Di sana, warga memanfaatkan sejumlah sudut lahan pemakaman sebagai tempat urban farming. Ada sejumlah jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan. Seperti sayur bit dan timun.

Di makam yang berada di RT 1 RW 2 Kelurahan Mulyorejo itu, juga dimanfaatkan warga sebagai lokasi pembenihan. “Ini sudah berjalan sekitar 3 bulan yang lalu,” terang Ketua RW 2 Kelurahan Mulyorejo, Ashari. Selain sayur-sayuran, warga juga turut membudidayakan sejumlah ikan. Ada ikan lele, nila dan mujaer.

Terbuka di area pemakaman menjadi lebih bermanfaat dengan urban farming (Bayu Mulya / Radar Malang)

“Aliran sungai yang terdapat di area makam dimanfaatkan warga sebagai lokasi pembesaran lele,” imbuh Ashari. Ia mengatakan bila ide untuk membuat urban farming itu murni dari warga. Melihat area pemakaman yang masih banyak kosong, ia memprediksi bila urban farming itu bisa terus dilanjutkan hingga 20 tahun mendatang.

Baca Juga:  Lagi! Begal Payudara Beraksi di Kota Malang

Pewarta: Bayu Mulya Putra

MALANG KOTA – Kesan seram dari area pemakaman tak terlihat di RW 02 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun. Di sana, warga memanfaatkan sejumlah sudut lahan pemakaman sebagai tempat urban farming. Ada sejumlah jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan. Seperti sayur bit dan timun.

Di makam yang berada di RT 1 RW 2 Kelurahan Mulyorejo itu, juga dimanfaatkan warga sebagai lokasi pembenihan. “Ini sudah berjalan sekitar 3 bulan yang lalu,” terang Ketua RW 2 Kelurahan Mulyorejo, Ashari. Selain sayur-sayuran, warga juga turut membudidayakan sejumlah ikan. Ada ikan lele, nila dan mujaer.

Terbuka di area pemakaman menjadi lebih bermanfaat dengan urban farming (Bayu Mulya / Radar Malang)

“Aliran sungai yang terdapat di area makam dimanfaatkan warga sebagai lokasi pembesaran lele,” imbuh Ashari. Ia mengatakan bila ide untuk membuat urban farming itu murni dari warga. Melihat area pemakaman yang masih banyak kosong, ia memprediksi bila urban farming itu bisa terus dilanjutkan hingga 20 tahun mendatang.

Baca Juga:  Diikuti 34 Negara, UM Kenalkan Tren Pembelajaran Bahasa Arab Abad 21

Pewarta: Bayu Mulya Putra

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/