29 C
Malang
Rabu, November 15, 2023

Pemuda Oro-Oro Ombo Diajak Melek Bisnis Perkopian

BATU – Para pemuda di Desa Oro-Oro Ombo terus mencoba mengembangkan produk kopi khas Kota Batu. Hal ini sebagai upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal yang selama ini potensinya masih belum digali maksimal.

Diungkapkan Ketua Karang Taruna Desa Oro-Oro Ombo Kusmiantoro, industri perkopian kini sedang marak digemari oleh semua kalangan. Untuk itu, sebuah pelatihan kopi hingga proses membangun branding perlu dilaksanakan. “Sebenarnya kami ingin para pemuda di Desa Oro-Oro Ombo punya produk kopi unggulan. Karena tempat penjualannya pun sudah tersedia,” ucapnya dalam pelatihan yang digelar di El Hotel Kartika Wijaya, Rabu (26/10).

Kusmiantoro menyebut, rencananya branding produk khas desa ini akan dinamakan “Kopi Panderman”. Selain itu, penciptaan produk ini harapannya dapat membuka peluang pekerjaan baru bagi kaum milenial. “Ya, intinya ide kreatif ini dibangun atas nama pemuda di Desa Oro-Oro Ombo,” imbuhnya.

Baca Juga:  Balai Uji Kir Ditargetkan Tuntas Pertengahan Desember

Di sisi lain, salah satu petani milenial terkait kopi di Kota Batu Oktavian Dwi Suhermanto mengaku, industri perkopian di Batu perlu ditingkatkan. Sebab, jumlah usaha perkopian di hilir sangat banyak dan bagian hulu masih minim.

“Sekarang ini milenial masih menganggap petani kopi belum keren. Padahal, petani sangat potensial mulai menyediakan bahan baku hingga mengolahnya menjadi produk khas,” ungkapnya.

Pria yang akrab dikenal Herman ini mengaku, tanpa disadari tempat perkopian kini sudah menjadi destinasi wisata menarik. Selain itu, kopi juga mempunyai nilai konservasi. “Jadi, tanaman kopi ini bisa menahan air hujan agar tidak langsung menyentuh tanah. Artinya, kopi dapat mengurangi erosi dan memiliki nilai kepedulian lingkungan yang penting,” jelas pemilik salah satu kafe ini. (ifa/lid)

BATU – Para pemuda di Desa Oro-Oro Ombo terus mencoba mengembangkan produk kopi khas Kota Batu. Hal ini sebagai upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal yang selama ini potensinya masih belum digali maksimal.

Diungkapkan Ketua Karang Taruna Desa Oro-Oro Ombo Kusmiantoro, industri perkopian kini sedang marak digemari oleh semua kalangan. Untuk itu, sebuah pelatihan kopi hingga proses membangun branding perlu dilaksanakan. “Sebenarnya kami ingin para pemuda di Desa Oro-Oro Ombo punya produk kopi unggulan. Karena tempat penjualannya pun sudah tersedia,” ucapnya dalam pelatihan yang digelar di El Hotel Kartika Wijaya, Rabu (26/10).

Kusmiantoro menyebut, rencananya branding produk khas desa ini akan dinamakan “Kopi Panderman”. Selain itu, penciptaan produk ini harapannya dapat membuka peluang pekerjaan baru bagi kaum milenial. “Ya, intinya ide kreatif ini dibangun atas nama pemuda di Desa Oro-Oro Ombo,” imbuhnya.

Baca Juga:  Bareng UMM, Lembaga Sensor Film Gencarkan Kampanye Sensor Mandiri

Di sisi lain, salah satu petani milenial terkait kopi di Kota Batu Oktavian Dwi Suhermanto mengaku, industri perkopian di Batu perlu ditingkatkan. Sebab, jumlah usaha perkopian di hilir sangat banyak dan bagian hulu masih minim.

“Sekarang ini milenial masih menganggap petani kopi belum keren. Padahal, petani sangat potensial mulai menyediakan bahan baku hingga mengolahnya menjadi produk khas,” ungkapnya.

Pria yang akrab dikenal Herman ini mengaku, tanpa disadari tempat perkopian kini sudah menjadi destinasi wisata menarik. Selain itu, kopi juga mempunyai nilai konservasi. “Jadi, tanaman kopi ini bisa menahan air hujan agar tidak langsung menyentuh tanah. Artinya, kopi dapat mengurangi erosi dan memiliki nilai kepedulian lingkungan yang penting,” jelas pemilik salah satu kafe ini. (ifa/lid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/