LOKASI DI JUNREJO TIDAK STRATEGIS, MINTA PINDAH KE BUMIAJI
BATU – Dewan kembali menyoal perihal pembangunan cold storage yang rencananya bakal dilanjutkan pada tahun depan. Sorotan utama terkait lokasi fasilitas yang dinilai tak strategis. Karena bertempat di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.
Sebagai informasi, cold storage merupakan tempat penyimpanan untuk hasil pertanian berupa buah-buahan dan sayuran. Dengan alat pendingin tinggi itu, buah dan sayur bakal lebih awet. Sehingga bisa menjaga stabilitas harga hasil pertanian.
Dengan fungsinya sebagai pengawet buah dan sayur. Seharusnya fasilitas tersebut berada di dekat wilayah yang menghasilkan dua komoditi tersebut. Yakni Kecamatan Bumiaji. Namun dalam praktiknya, malah cold storage dibangun di Kecamatan Junrejo.
Wakil Ketua I DPRD Kota Batu Nurochman menyampaikan, kegagalan pembangunan cold storage tahun ini merupakan bentuk kurangnya persiapan Pemkot Batu. Maka dari itu, seharusnya tahun depan eksekutif perlu belajar dari kegagalan ini. “Sebaiknya dilakukan kaji ulang. Mulai dari lokasi, akses maupun rencana peruntukannya. Supaya pembangunan cold storage ini betulbetul sesuai kebutuhan masyarakat petani dan pedagang,” jelasnya.
Menurut Nurochman, sewajarnya cold storage dibangun di dekat wilayah Bumiaji. Itu agar memudahkan akses petani buah dan sayur. Di Kecamatan Junrejo sendiri, warganya kebanyakan merupakan petani padi. Jadi tidak terlalu membutuhkan alat tersebut untuk hasil pertanian mereka. “Kalau di Junrejo, masyarakat di Bumiaji kejauhan mengaksesnya. Pemerintah seharusnya hadir melalui kebijakannya yang memberi nilai plus dan keuntungan bagi para petani,” tegas politisi PKB itu.
Lebih lanjut dia menekankan, permasalahan cold storage ini akan menjadi catatan legislatif. Khususnya dalam pembahasan APBD tahun 2023 mendatang. “Nantinya rencana pembangunan ini akan menjadi catatan di pembahasan APBD. Agar pembangunan fasilitas ini benar-benar bisa berguna untuk masyarakat,” tandas dia.
Sebelumnya, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menerangkan, kegagalan pembangunan cold storage ini dikarenakan item yang dibutuhkan untuk mendukung fasilitas tersebut sangat banyak dan rumit. Sementara, pemerintah terus dikejar waktu menjelang akhir tahun.
“Setelah mendapat informasi dari konsultan, kami ambil keputusan lebih baik tidak usah dilanjutkan pada tahun 2022. Apabila terus dipaksakan, akan menjadi program yang tidak bagus. Kami harap tahun depan bisa dieksekusi oleh PJ,” tuturnya. Dengan gagalnya pembangunan Cold storage tahun ini, pastinya akan membuat sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) sebesar Rp 12,5 miliar. (adk/lid)