Jengkel, Warga Tumpahkan Kekesalan lewat Spanduk
BATU – Pengelolaan sampah di TPA Tlekung Kota Batu masih perlu solusi. Persoalan menahun terkait bau sampah tak sedap masih saja terulang jadi keluhan warga sekitar. Hingga masyarakat setempat menilai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu hanya setengah hati mengatasi persoalan sampah.
Warga sekitar kembali menyalurkan aspirasinya melalui pemasangan sebuah banner. Banner itu bertuliskan ‘sampah e mambu sampah e, jaluk ditutup opo piye’. Banner itu dipasang sebagai bentuk kekesalan warga karena permasalahan yang selalu terulang.
Kepala Desa Junrejo Andi Faizal Hasan mengatakan, bau sampah menyengat yang berasal dari TPA Tlekung belum teratasi dengan baik hingga saat ini. Bau tak sedap itu sering muncul saat malam hari. “Bau busuk sampah TPA Tlekung dikeluhkan warga sekitar. Bahkan setiap malam hari, sekitar pukul 19.00 bau busuk sampah TPA Tlekung sampai Desa Junrejo. Padahal jarak Desa Junrejo dari TPA Tlekung sekitar 2,5 kilometer,” ujar Faisal, kemarin.
Dia mengungkapkan, bau sampah TPA Tlekung yang tembus hingga Desa Junrejo merupakan masalah klasik yang belum juga teratasi. Sebab itu, dia mendorong dinas terkait untuk bisa lebih serius lagi mengatasi permasalahan itu. “Jangan hanya gerakan di awal saja. Lalu tidak dilanjutkan lagi,” ujarnya. Padahal menurut Faisal, bau sampah itu dapat mengganggu pernapasan warga, yang berdampak pada kondisi kesehatan.
Mendengar adanya banner protes itu, Plh Wali Kota Batu, Zadim Efisiensi mengecek TPA Tlekung pada Jumat kemarin (13/1). Dia mengatakan, setelah dilakukan pengecekan ke lokasi, ternyata bau menyengat itu berasal dari tumpukan sampah yang lama.
“Tumpukan sampah lama itu dibongkar. Nah saat dibongkar itu keluar bau tak sedap. Tumpukan sampah lama itu dibongkar untuk dimusnahkan dan diolah menggunakan mesin pirolisis,” ujarnya.
Untuk mencegah bau sampah lama menyeruak ke permukiman saat malam hari, Zadim meminta agar petugas melakukan aktivitas menggeser gunungan sampah saat malam hari. Sehingga bau sampah bisa diminimalisir. Selain itu dia juga meminta penyemprotan eco enzim dan penaburan kapur dilakukan secara rutin, sehingga bau sampah bisa berkurang.
Pihaknya memohon maaf kepada warga setempat atas ketidaknyamanan itu. Zadim memastikan apabila tumpukan sampah lama itu sudah selesai dimusnahkan dan diolah. TPA Tlekung sudah tidak akan berbau lagi.
Dia juga menyampaikan, karena lokasi TPA Tlekung ada di Desa Tlekung, Zadim meminta Kepala DLH Kota Batu untuk menaruh perhatian lebih ke Desa Tlekung. Sehingga masyarakat setempat bisa dapat manfaat positif akan keberadaan TPA itu. “Pertama mungkin bisa diserap melalui tenaga kerja. Kemudian masyarakat setempat bisa mendapatkan gas metan,” katanya.
Selain itu, pihaknya berjanji Desa Tlekung akan memperoleh perhatian khusus dari Pemkot Batu. Dengan menampung aspirasi dari masyarakat desa itu. Perhatian khusus itu akan diwujudkan apabila masyarakat Desa Tlekung butuh pembangunan. Pemkot Batu akan menyiapkan anggarannya. (adk/lid)