Sawah Rojo Art Farming, Berkebun Kekinian Untuk Petani Milenial
Sawah Rojo Art Farming (Herman Aga / Radar Malang)
KOTA BATU – Bagaimana jika bercocok tanam dikolaborasikan dengan teknologi dan sentuhan seni? jawabannya ada di Sawah Rojo Art Farming. Tak hanya berkebun, Sawah Rojo Art Farming ini juga menghadirkan pengalaman berkebun bagi para wisatawan.
“Wisatawan yang berkunjung bisa mengikuti kegiatan edukasi dan pengalaman bercocok tanam. Seperti menanam bibit, merawat lahan hingga memanen,” terang Founder Sawah Rojo Art Farming, Herman Aga saat ditemui di Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Terdapat 27 lebih jenis tanaman yang ada, diantaranya tomat, paprika dan wortel. Selain edukasi, pengelola juga menyediakan sistem sewa kelola lahan. Penyewa akan ditawari paket Rp 3 juta untuk lahan seluas 50 meter persegi dan Rp 5 juta untuk lahan 100 meter persegi.
Pertanian di Sawah Rojo Art Farming memakai sentuhan teknologi (Herman Aga for Radar Malang)
Selama masa sewa tiga bulan hasil panen sepenuhnya menjadi hak penyewa. Fasilitas perawatan lahan yang total memiliki luas 4 ribu meter persegi ini juga diberikan selama 3 bulan.
Petani milenial juga akan dibekali kesadaran dalam berteknologi. Seperti internet of things, big data, artifical intelligent dan robotic. Sehingga petani bisa lebih efisien dalam pekerjaan juga dengan hasil yang memuaskan.
Potensi akan konten kreatif dari pertanian di era kini juga berusaha dimunculkan. Diharapkan Sawah Rojo Art Farming bisa dijadikan set lokasi film dan digunakan untuk platform logistik. “Diharapkan bisa mensejahtrakan petani negeri. Karena perkembangan jaman menuntut kita untuk terbuka akan teknologi,” harapnya.
Wali Kota Kota Batu, Dewanti Rumpoko juga mengapresiasi tentang trobosan baru ini. “Regenerasi untuk kaum milenial menjadi peluang bagi Sawah Rojo,” ucapnya. Dengan konsep ini diharapkan para petani tak lagi menjual lahannya. Karena jika dioptimalkan dengan baik maka dampak perekonomiannya juga luar biasa.
KOTA BATU – Bagaimana jika bercocok tanam dikolaborasikan dengan teknologi dan sentuhan seni? jawabannya ada di Sawah Rojo Art Farming. Tak hanya berkebun, Sawah Rojo Art Farming ini juga menghadirkan pengalaman berkebun bagi para wisatawan.
“Wisatawan yang berkunjung bisa mengikuti kegiatan edukasi dan pengalaman bercocok tanam. Seperti menanam bibit, merawat lahan hingga memanen,” terang Founder Sawah Rojo Art Farming, Herman Aga saat ditemui di Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Terdapat 27 lebih jenis tanaman yang ada, diantaranya tomat, paprika dan wortel. Selain edukasi, pengelola juga menyediakan sistem sewa kelola lahan. Penyewa akan ditawari paket Rp 3 juta untuk lahan seluas 50 meter persegi dan Rp 5 juta untuk lahan 100 meter persegi.
Pertanian di Sawah Rojo Art Farming memakai sentuhan teknologi (Herman Aga for Radar Malang)
Selama masa sewa tiga bulan hasil panen sepenuhnya menjadi hak penyewa. Fasilitas perawatan lahan yang total memiliki luas 4 ribu meter persegi ini juga diberikan selama 3 bulan.
Petani milenial juga akan dibekali kesadaran dalam berteknologi. Seperti internet of things, big data, artifical intelligent dan robotic. Sehingga petani bisa lebih efisien dalam pekerjaan juga dengan hasil yang memuaskan.
Potensi akan konten kreatif dari pertanian di era kini juga berusaha dimunculkan. Diharapkan Sawah Rojo Art Farming bisa dijadikan set lokasi film dan digunakan untuk platform logistik. “Diharapkan bisa mensejahtrakan petani negeri. Karena perkembangan jaman menuntut kita untuk terbuka akan teknologi,” harapnya.
Wali Kota Kota Batu, Dewanti Rumpoko juga mengapresiasi tentang trobosan baru ini. “Regenerasi untuk kaum milenial menjadi peluang bagi Sawah Rojo,” ucapnya. Dengan konsep ini diharapkan para petani tak lagi menjual lahannya. Karena jika dioptimalkan dengan baik maka dampak perekonomiannya juga luar biasa.