23.4 C
Malang
Selasa, November 14, 2023

Merekam Kondisi Desa Wisata di Kota Batu, Seperti Apa?

BATU – Kota Batu di zaman Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko punya jargon Desa Berdaya, Kota Berjaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong munculnya desa wisata yang dikelola oleh pemerintah desa. Namun, sepertinya tidak banyak desa wisata yang berhasil mencuri perhatian wisatawan. Seperti apa kondisi desa-desa wisata saat ini?

Kampung UKM Dusun Rejoso, Des Junrejo, Kota Batu terlihat sepi wisatawan. Memang sehari-hari kampung yang memproduksi kerajinan kayu itu juga jarang pengunjung. Suasananya lebih sering terlihat sepi. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa desa wisata yang ada di Kota Batu. Sehingga secara umum, bisa dibilang desa wisata di kota apel ini belum berhasil. Meskipun banyak bermunculan desa wisata tetapi masih kalah bersaing dengan wisata yang dikelola swasta.

 

Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan sebenarnya Pemkot Batu terus berupaya untuk mendongkrak pertumbuhan wisata desa. Pasalnya, jangan sampai wisatawan yang datang ke Kota Batu kecewa dengan pelayanan, infrastruktur, dan produk khas dari desa.

Baca Juga:  Selain Pantai, Kabupaten Andalkan Dua Desa Wisata

 

“Setiap desa di Kota Batu layak tumbuh dan maju. Maka dari itu, event seperti Jambore Desa Wisata ini diharapkan menjadi ajang untuk saling mengenal potensi yang dimiliki antara satu wilayah dengan lainnya,” ungkapnya.

 

Aries menilai, desa atau kelurahan di Kota Batu pada dasarnya mempunyai keunikan dan karakteristik yang beragam. Hal ini tentunya dapat menjadi keunggulan untuk memikat daya tarik wisatawan. Namun pengelolaannya memang banyak yang belum profesional.

 

“Kalau sudah ketemu potensi setiap desa maka, harus diikuti penambahan atau perbaikan infrastruktur menuju desa wisata untuk menjamin kenyamanan. Hal ini sedang kami bahas bersama DPRD agar infrastruktur desa lebih diperhatikan,” paparnya saat meninjau Jambore Desa Wisata dan Asosiasi Kepariwisataan di Rest Area Jalibar, Desa Oro-Oro Ombo, kemarin (3/3).

 

Sementara itu, Kepala Disparta Kota Batu Arief As-Siddiq mengatakan, demi mendongkrak wisatawan maka, seluruh paket wisata yang menjadi keunggulan tiap desa akan dioptimalkan. “Kami melihat beragam desa wisata di Batu ini memiliki keunggulan yang luar biasa. Sehingga, Disparta akan terus meningkatkan segi destinasinya, ekonomi kreatifnya dan atraksi pertunjukannya,” terang Arief.

Baca Juga:  Libur Nataru, Wali Kota Batu Ancam Tutup Usaha bagi Pelanggar Prokes

 

Dia mengaku, untuk terwujudnya desa berdaya diperlukan langkah kolaboratif dan integratif dalam membangun kualitas desa wisata. Sebab, pengembangan pariwisata berbasis potensi desa bukan hanya ditanggung Disparta semata. Melainkan, perlu menggandeng seluruh elemen mulai lintas sektor organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak ketiga.

 

Terkait anggaran untuk 24 Desa Wisata Kota Batu di tahun 2023, dia menyebut, Disparta Batu menyediakan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Dengan perincian, alokasi terhadap pengembangan destinasi berupa sarana prasarana dan infrastruktur hingga kualitas SDM-nya. Selain itu, nilai yang dikucurkan ke tiap desa atau kelurahan harus melihat skala prioritas kebutuhannya dahulu.

 

“Apalagi ada instruksi Pak Pj Wali Kota Batu untuk mendukung pengembangan potensi wisata berbasis desa. Hal ini seiring dengan trend positif peningkatan angka kunjungan wisatawan,” tutup Arief. (ifa/lid).

 

 

 

 

BATU – Kota Batu di zaman Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko punya jargon Desa Berdaya, Kota Berjaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong munculnya desa wisata yang dikelola oleh pemerintah desa. Namun, sepertinya tidak banyak desa wisata yang berhasil mencuri perhatian wisatawan. Seperti apa kondisi desa-desa wisata saat ini?

Kampung UKM Dusun Rejoso, Des Junrejo, Kota Batu terlihat sepi wisatawan. Memang sehari-hari kampung yang memproduksi kerajinan kayu itu juga jarang pengunjung. Suasananya lebih sering terlihat sepi. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa desa wisata yang ada di Kota Batu. Sehingga secara umum, bisa dibilang desa wisata di kota apel ini belum berhasil. Meskipun banyak bermunculan desa wisata tetapi masih kalah bersaing dengan wisata yang dikelola swasta.

 

Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan sebenarnya Pemkot Batu terus berupaya untuk mendongkrak pertumbuhan wisata desa. Pasalnya, jangan sampai wisatawan yang datang ke Kota Batu kecewa dengan pelayanan, infrastruktur, dan produk khas dari desa.

Baca Juga:  Selain Pantai, Kabupaten Andalkan Dua Desa Wisata

 

“Setiap desa di Kota Batu layak tumbuh dan maju. Maka dari itu, event seperti Jambore Desa Wisata ini diharapkan menjadi ajang untuk saling mengenal potensi yang dimiliki antara satu wilayah dengan lainnya,” ungkapnya.

 

Aries menilai, desa atau kelurahan di Kota Batu pada dasarnya mempunyai keunikan dan karakteristik yang beragam. Hal ini tentunya dapat menjadi keunggulan untuk memikat daya tarik wisatawan. Namun pengelolaannya memang banyak yang belum profesional.

 

“Kalau sudah ketemu potensi setiap desa maka, harus diikuti penambahan atau perbaikan infrastruktur menuju desa wisata untuk menjamin kenyamanan. Hal ini sedang kami bahas bersama DPRD agar infrastruktur desa lebih diperhatikan,” paparnya saat meninjau Jambore Desa Wisata dan Asosiasi Kepariwisataan di Rest Area Jalibar, Desa Oro-Oro Ombo, kemarin (3/3).

 

Sementara itu, Kepala Disparta Kota Batu Arief As-Siddiq mengatakan, demi mendongkrak wisatawan maka, seluruh paket wisata yang menjadi keunggulan tiap desa akan dioptimalkan. “Kami melihat beragam desa wisata di Batu ini memiliki keunggulan yang luar biasa. Sehingga, Disparta akan terus meningkatkan segi destinasinya, ekonomi kreatifnya dan atraksi pertunjukannya,” terang Arief.

Baca Juga:  Masuk Ramadan, Harga Bahan Pokok di Batu Stabil

 

Dia mengaku, untuk terwujudnya desa berdaya diperlukan langkah kolaboratif dan integratif dalam membangun kualitas desa wisata. Sebab, pengembangan pariwisata berbasis potensi desa bukan hanya ditanggung Disparta semata. Melainkan, perlu menggandeng seluruh elemen mulai lintas sektor organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak ketiga.

 

Terkait anggaran untuk 24 Desa Wisata Kota Batu di tahun 2023, dia menyebut, Disparta Batu menyediakan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Dengan perincian, alokasi terhadap pengembangan destinasi berupa sarana prasarana dan infrastruktur hingga kualitas SDM-nya. Selain itu, nilai yang dikucurkan ke tiap desa atau kelurahan harus melihat skala prioritas kebutuhannya dahulu.

 

“Apalagi ada instruksi Pak Pj Wali Kota Batu untuk mendukung pengembangan potensi wisata berbasis desa. Hal ini seiring dengan trend positif peningkatan angka kunjungan wisatawan,” tutup Arief. (ifa/lid).

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/