23.2 C
Malang
Kamis, Desember 7, 2023

Dikeluhkan, Harga Susu dari Peternak Sulit Naik

BATU –  Harga susu sapi dari peternak selama ini sulit naik. Karena selama ini harga ditentukan oleh industri pengolahan susu (IPS). Hal tersebut dinilai kurang menguntungkan para peternak. Untuk memaksimalkan harga susu tersebut, KUD Kota Batu menyiapkan alat pengolahan susu steril secara mandiri.

 

Pengolahan susu steril di KUD Kota Batu menjadi harapan banyak peternak sapi perah. Karena, ketika KUD  sudah mampu memproduksi susu steril secara mandiri maka bisa dipastikan harga beli susu di para peternak sapi perah akan meningkat. Sehingga hal ini akan berimbas kepada peningkatan kesejahteraan peternak.

 

Ketua KUD Batu H. Ismail Hasan mengatakan jika hanya mengandalkan industri pengolahan susu (IPS), maka harga susu hanya segitu-gitu saja. Sehingga diharapkan KUD Batu  bisa mengolah susu steril secara mandiri. “Kalau saat ini alatnya sudah mencapai sekitar 80 persen,” katanya.

Baca Juga:  Calon Jamaah Haji Kota Batu Diminta Bersabar Menunggu Giliran 33 Tahun

 

Ismail menjelaskan jika alat tersebut tinggal melakukan penyempurnaan bagian-bagian kecil. “Sudah hampir selesai itu tahun 2020 kemudian dihantam pandemi, lalu ya berhenti,” katanya. Dia mengatakan penyelesaian alat tersebut masih menunggu momen perekonomian.

 

Menurutnya, saat ini daya beli masyarakat cenderung menurun, serta terjadi inflasi. ”Apalagi ini mau memasuki tahun-tahun politik,” imbuhnya. Sehingga KUD harus mencari momen yang benar-benar pas sehingga bisa memaksimalkan keuntungan.

 

“Kalau pembuatannya sudah mengeluarkan dana miliaran,” katanya. Sedangkan untuk permodalan, menurutnya tidak ada kendala sama sekali. “Pihak bank juga sangat terbuka, hanya menunggu momen yang tepat saja,” jelasnya.

 

Selain harga susu dari petani bisa naik, dengan adanya pengolah steril, susu tersebut dapat bertahan lebih lama. Saat ini, susu pasteurisasi produk KUD bisa bertahan paling lama 10 hari. “Sedangkan kalau alatnya sudah jadi, maka susu bisa bertahan lebih lama, sekitar enam bulan,” katanya.

Baca Juga:  Ditanam di Hutan, Stroberi Organik Tumbuh Subur

 

Dengan adanya hal itu, memungkinkan produk susu KUD dijual ke berbagai daerah dengan masa kedaluwarsa yang lebih lama. Saat ini, susu yang diolah secara mandiri sekitar tiga ton an susu. Dari total produksi sekitar 15 ton sehari. “Ada susu pasteurisasi, mentega, es krim, yogurt, dan lain-lain,” Katanya.

 

Sementara itu, Ketua Kelompok Peternak Srebet Barat Sumardi mengatakan, terkait dengan harga jual susu, menurutnya para peternak itu mulai bisa merasakan keuntungan ketika harga jual di atas Rp 7.000 per liter. “Setidaknya sekitar Rp 7.200 per liter, apalagi bisa Rp 10 ribu, sudah senyum” tuturnya.  Sementara saat ini harga susu hanya Rp 7.000 per liternya.(iza/lid)

BATU –  Harga susu sapi dari peternak selama ini sulit naik. Karena selama ini harga ditentukan oleh industri pengolahan susu (IPS). Hal tersebut dinilai kurang menguntungkan para peternak. Untuk memaksimalkan harga susu tersebut, KUD Kota Batu menyiapkan alat pengolahan susu steril secara mandiri.

 

Pengolahan susu steril di KUD Kota Batu menjadi harapan banyak peternak sapi perah. Karena, ketika KUD  sudah mampu memproduksi susu steril secara mandiri maka bisa dipastikan harga beli susu di para peternak sapi perah akan meningkat. Sehingga hal ini akan berimbas kepada peningkatan kesejahteraan peternak.

 

Ketua KUD Batu H. Ismail Hasan mengatakan jika hanya mengandalkan industri pengolahan susu (IPS), maka harga susu hanya segitu-gitu saja. Sehingga diharapkan KUD Batu  bisa mengolah susu steril secara mandiri. “Kalau saat ini alatnya sudah mencapai sekitar 80 persen,” katanya.

Baca Juga:  Festival Prepegan, Simbol Perlawanan Pasar Tradisional di Kota Batu

 

Ismail menjelaskan jika alat tersebut tinggal melakukan penyempurnaan bagian-bagian kecil. “Sudah hampir selesai itu tahun 2020 kemudian dihantam pandemi, lalu ya berhenti,” katanya. Dia mengatakan penyelesaian alat tersebut masih menunggu momen perekonomian.

 

Menurutnya, saat ini daya beli masyarakat cenderung menurun, serta terjadi inflasi. ”Apalagi ini mau memasuki tahun-tahun politik,” imbuhnya. Sehingga KUD harus mencari momen yang benar-benar pas sehingga bisa memaksimalkan keuntungan.

 

“Kalau pembuatannya sudah mengeluarkan dana miliaran,” katanya. Sedangkan untuk permodalan, menurutnya tidak ada kendala sama sekali. “Pihak bank juga sangat terbuka, hanya menunggu momen yang tepat saja,” jelasnya.

 

Selain harga susu dari petani bisa naik, dengan adanya pengolah steril, susu tersebut dapat bertahan lebih lama. Saat ini, susu pasteurisasi produk KUD bisa bertahan paling lama 10 hari. “Sedangkan kalau alatnya sudah jadi, maka susu bisa bertahan lebih lama, sekitar enam bulan,” katanya.

Baca Juga:  Siswa di Kota Batu Pamerkan Karya di Hardiknas

 

Dengan adanya hal itu, memungkinkan produk susu KUD dijual ke berbagai daerah dengan masa kedaluwarsa yang lebih lama. Saat ini, susu yang diolah secara mandiri sekitar tiga ton an susu. Dari total produksi sekitar 15 ton sehari. “Ada susu pasteurisasi, mentega, es krim, yogurt, dan lain-lain,” Katanya.

 

Sementara itu, Ketua Kelompok Peternak Srebet Barat Sumardi mengatakan, terkait dengan harga jual susu, menurutnya para peternak itu mulai bisa merasakan keuntungan ketika harga jual di atas Rp 7.000 per liter. “Setidaknya sekitar Rp 7.200 per liter, apalagi bisa Rp 10 ribu, sudah senyum” tuturnya.  Sementara saat ini harga susu hanya Rp 7.000 per liternya.(iza/lid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/