22.8 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Harga Seledri Anjlok, Kini Tinggal Rp 2 Ribu

BATU – Harga seledri selama tiga bulan belakangan ini tergolong murah. Dari yang sebelumnya Rp 10 ribu per kilogram kini tinggal Rp 2 ribu atau anjlok Rp 8 ribu. Akibatnya, petani merugi.

Salah seorang petani seledri Jumaikah mengeluhkan harga seledri yang murah. “Saya ingat satu tahun lalu, harga seledri itu Rp 10 ribu per kilogram. Tapi, sekarang mentok Rp 2 ribu sejak tiga bulan lalu dan tidak bisa melejit naik,” terang warga Dusun Santrean, Desa Sumberejo, Kecamatan Batu ini.

Dia mengaku, jika harga seledri murah modal untuk perawatan selama musim hujan semakin ekstra. Apalagi, urusan harga pupuk semakin mahal. “Lah, gimana sekarang saja harga pupuk NPK 1616 naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Intinya petani semakin susah dan tengkulak yang bisa bermain harga,” keluhnya.

Baca Juga:  Silpa 2022 Berpotensi Tembus Rp 200 Miliar

Jumaikah mengaku sebelumnya pernah menanam bunga krisan dan bunga mawar potong. Akan tetapi, saat harga perawatan semakin mahal, dia beralih menjadi petani sayur. “Sebenarnya kalau menanam bunga harganya stabil tetapi tidak kuat modalnya. Makanya, saya beralih ke menanam sayur seperti seledri dan andewi (sejenis sawi). Tapi ternyata rugi juga,” ujar ibu dua anak ini.

Hal yang sama juga dirasakan petani lainnya Sri Cahyani. Dia mengaku, saat harga seledri murah, urusan biaya perawatan menjadi kendala. Menurut dia, untuk menanam seledri pupuk harus terpenuhi dengan baik. Karena panennya cukup lama sekitar 40 hari. Apalagi, kadar airnya harus pas. Tidak boleh terlalu banyak dan kurang. “Sementara itu, perawatan pun susah ditambah harga anjlok, petani hanya bisa bersabar saja,” pungkasnya. (ifa/lid)

BATU – Harga seledri selama tiga bulan belakangan ini tergolong murah. Dari yang sebelumnya Rp 10 ribu per kilogram kini tinggal Rp 2 ribu atau anjlok Rp 8 ribu. Akibatnya, petani merugi.

Salah seorang petani seledri Jumaikah mengeluhkan harga seledri yang murah. “Saya ingat satu tahun lalu, harga seledri itu Rp 10 ribu per kilogram. Tapi, sekarang mentok Rp 2 ribu sejak tiga bulan lalu dan tidak bisa melejit naik,” terang warga Dusun Santrean, Desa Sumberejo, Kecamatan Batu ini.

Dia mengaku, jika harga seledri murah modal untuk perawatan selama musim hujan semakin ekstra. Apalagi, urusan harga pupuk semakin mahal. “Lah, gimana sekarang saja harga pupuk NPK 1616 naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Intinya petani semakin susah dan tengkulak yang bisa bermain harga,” keluhnya.

Baca Juga:  Tiang Listrik Pengganggu Pembangunan Pasar Induk Batu Dipindah

Jumaikah mengaku sebelumnya pernah menanam bunga krisan dan bunga mawar potong. Akan tetapi, saat harga perawatan semakin mahal, dia beralih menjadi petani sayur. “Sebenarnya kalau menanam bunga harganya stabil tetapi tidak kuat modalnya. Makanya, saya beralih ke menanam sayur seperti seledri dan andewi (sejenis sawi). Tapi ternyata rugi juga,” ujar ibu dua anak ini.

Hal yang sama juga dirasakan petani lainnya Sri Cahyani. Dia mengaku, saat harga seledri murah, urusan biaya perawatan menjadi kendala. Menurut dia, untuk menanam seledri pupuk harus terpenuhi dengan baik. Karena panennya cukup lama sekitar 40 hari. Apalagi, kadar airnya harus pas. Tidak boleh terlalu banyak dan kurang. “Sementara itu, perawatan pun susah ditambah harga anjlok, petani hanya bisa bersabar saja,” pungkasnya. (ifa/lid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/