22.8 C
Malang
Jumat, Desember 8, 2023

Demam Latto-Latto Rambah Kabupaten

BULULAWANG – Demam latto-latto sedang menjangkiti anak-anak di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Malang. Kemarin (30/12), ratusan bocah mengikuti kompetisi latto-latto yang digelar salah satu konter handphone di Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang.

”Kami bikin ini karena permainan latto-latto sedang viral,” ujar Abdulloh Aziz, penyelenggara kompetisi.

”Anda bisa dilihat, mereka senang sekali karena ada panggung untuk kompetisi latto-latto,” tambah pria yang juga pemilik konter Cak Doel itu.

Pantauan Jawa Pos Radar Malang di lokasi, ratusan anak berkumpul di belakang kantor Desa Kuwolu. Sebuah panggung kecil berdiri di depan konter handphone tersebut. Masing-masing bocah membawa latto-latto, kemudian memainkannya secara berkelompok.

Setiap kelompok ada empat sampai lima anak naik ke panggung. Dalam waktu yang ditentukan, mereka harus terus menerus memainkan latto-latto. Ketukan suara dari bola plastik yang bertumbukan itu tidak boleh putus. Begitu terhenti di tengah hitungan lomba, peserta di-diskualifikasi.

Baca Juga:  Paslon Independen Bakal Laporkan Komisioner KPU ke DKPP

“Ada kurang lebih 100 anak yang ikut. Kami gelar selama dua hari, 30-31 Desember 2022 ini. Mereka akan beradu ketangkasan memainkan latto-latto sampai ditemukan juara 1,2,3 dan harapan,” tambah Cak Doel, sapaan akrabnya.

Tiap peserta boleh mendaftar secara gratis dan tidak dipungut biaya. Setelah mendaftar, mereka mendapatkan minuman kesehatan. Cak Doel mengatakan, dia hanya ingin memeriahkan dan memberi wadah bagi para penghobi latto-latto. Maka dari itu, hadiah yang diberikan juga sebagai ganti uang jajan saja, antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.

Pendaftar tidak hanya berasal dari Bululawang. Tapi dari berbagai kecamatan di Kabupaten Malang. “Saya tidak menduga bisa semeriah dan seheboh ini,” jelasnya.

Baca Juga:  10 Desa di Tirtoyudo Lunasi PBB Sebelum Jatuh Tempo

Sementara itu, Fanda, 40, warga Penarukan, Kepanjen mengatakan, dia mengantarkan anak sulungnya yang berusia 9 tahun untuk mengikuti kompetisi latto-latto tersebut. “Kebetulan Cak Doel ini juga sesama anggota komunitas mobil klasik. Jadinya, sekaligus ingin memeriahkan saja,” tutur Fanda sembari menunggui anaknya berkompetisi latto-latto.(fin/dan)

BULULAWANG – Demam latto-latto sedang menjangkiti anak-anak di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Malang. Kemarin (30/12), ratusan bocah mengikuti kompetisi latto-latto yang digelar salah satu konter handphone di Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang.

”Kami bikin ini karena permainan latto-latto sedang viral,” ujar Abdulloh Aziz, penyelenggara kompetisi.

”Anda bisa dilihat, mereka senang sekali karena ada panggung untuk kompetisi latto-latto,” tambah pria yang juga pemilik konter Cak Doel itu.

Pantauan Jawa Pos Radar Malang di lokasi, ratusan anak berkumpul di belakang kantor Desa Kuwolu. Sebuah panggung kecil berdiri di depan konter handphone tersebut. Masing-masing bocah membawa latto-latto, kemudian memainkannya secara berkelompok.

Setiap kelompok ada empat sampai lima anak naik ke panggung. Dalam waktu yang ditentukan, mereka harus terus menerus memainkan latto-latto. Ketukan suara dari bola plastik yang bertumbukan itu tidak boleh putus. Begitu terhenti di tengah hitungan lomba, peserta di-diskualifikasi.

Baca Juga:  Arus Kendaraan Diprediksi Naik 25 Persen

“Ada kurang lebih 100 anak yang ikut. Kami gelar selama dua hari, 30-31 Desember 2022 ini. Mereka akan beradu ketangkasan memainkan latto-latto sampai ditemukan juara 1,2,3 dan harapan,” tambah Cak Doel, sapaan akrabnya.

Tiap peserta boleh mendaftar secara gratis dan tidak dipungut biaya. Setelah mendaftar, mereka mendapatkan minuman kesehatan. Cak Doel mengatakan, dia hanya ingin memeriahkan dan memberi wadah bagi para penghobi latto-latto. Maka dari itu, hadiah yang diberikan juga sebagai ganti uang jajan saja, antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.

Pendaftar tidak hanya berasal dari Bululawang. Tapi dari berbagai kecamatan di Kabupaten Malang. “Saya tidak menduga bisa semeriah dan seheboh ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Diperbaiki atau Direvitalisasi, Konstruksi Pasar Lawang Menjadi Acuan Bappeda

Sementara itu, Fanda, 40, warga Penarukan, Kepanjen mengatakan, dia mengantarkan anak sulungnya yang berusia 9 tahun untuk mengikuti kompetisi latto-latto tersebut. “Kebetulan Cak Doel ini juga sesama anggota komunitas mobil klasik. Jadinya, sekaligus ingin memeriahkan saja,” tutur Fanda sembari menunggui anaknya berkompetisi latto-latto.(fin/dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/