KABUPATEN – Keriangan ratusan ‘bocil’ atau bocah cilik begitu terasa di Pendapa Panji, Kepanjen, Kabupaten Malang, kemarin. Kantor pemerintahan disulap jadi tempat ekspresi anak-anak. Siswa TK, SD dan SMP gabung jadi satu. Mereka bersukacita memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati kemarin (23/7).
Senam bersama, adu bakat, lomba gambar hingga permainan edukasi lalu lintas (lalin) pun digelar. Contohnya saja, puluhan siswa TK Negeri Pembina Kepanjen. Sekitar 30 siswa kelompok B, memeriahkan permainan edukasi Dinas Perhubungan. Di situ, siswa-siswi asal Kepanjen ini belajar sambil bermain. Sebagian pakai seragam olahraga. Namun, ada dua bocil yang memakai baju Dishub.
Pekikan suara dari anak-anak TK membuat penonton terhibur. Sembari berbaris, bocah-bocah ini belajar menyeberang jalan sesuai aturan. Setelah itu, petugas Dishub memberi pertanyaan tentang aturan menyeberang. Salah satu bocil kelas B, Rayhan, 5, asal Kepanjen, dengan semangat mengacungkan tangan. “Kalau lampu merah bisa menyeberang jalan,” ujar Rayhan polos.
Dia pun mendapat hadiah dari tim LLAJ Dishub. Siswa TK lainnya, bermain ular tangga lalu lintas. Secara bergantian, anak-anak melemparkan dadu, dan berjalan di atas papan ular tangga Dishub. Usai bermain, mereka mendapat hadiah.
Kepala TK Negeri Pembina Kepanjen, Sri Nurani mengaku sangat senang dengan peringatan HAN kali ini. Menurut Ani, sapaannya, dua tahun terakhir, anak-anak sulit mendapat ruang belajar di luar. Jangankan belajar di luar sekolah, siswasiswi TK bahkan tidak bisa masuk sekolah selama pandemi.
Walhasil, Ani merasa peringatan HAN oleh Pemkab Malang ini sangat bermanfaat. Utamanya, bagi pertumbuhan edukasi karakter anak usia dini. Dia menegaskan, pengenalan lalu lintas sejak usia dini bisa meningkatkan disiplin. “Ini menambah ilmu bagi anak usia dini. Sehingga, mereka mengerti soal berlalu lintas dengan baik dan benar. Terlebih lagi, ini membentuk karakter disiplin anak,” kata Ani kepada Jawa Pos Radar Malang, di Kepanjen, Sabtu pagi kemarin.
Sementara itu, siswa SD dan SMP bersenam bersama di halaman Pendapa Panji. Mereka juga mendapatkan sarapan serta jajanan sehat. Di ruang tengah pendapa, siswa SD dan SMP kompetisi adu bakat. Peserta berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten Malang. Skill yang ditampilkan variatif. Mulai dari menyanyi, menari hingga berpidato. Lomba mewarna dan mading siswa pun turut dipamerkan di sana. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo pun merasakan atmosfer sukacita anak-anak dalam peringatan HAN.
“Saya rasakan anak-anak gembira. Ini yang kita perjuangkan. Bukan hari ini saja anak-anak gembira. Tetapi ke depan di semua ruang anak, mereka bergembira,” ujar Arbani di lokasi.
Menurut Arbani, penyediaan ruang berkembang yang nyaman bagi anak tugas semua pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan swasta sampai ormas, perlu berkolaborasi.
Di akhir peringatan HAN, DP3A menghadirkan dialog lintas elemen. Yakni, antara kepolisian, pemerintah daerah, DPR RI hingga praktisi kesehatan anak. Arbani berharap, dialog ini meningkatkan kesadaran pentingnya menciptakan ruang bertumbuh yang sehat dan menyenangkan bagi anak. “Mereka generasi penerus, pengganti kita nanti. Mereka harus tumbuh dalam suasana yang baik. Sehingga, pertumbuhan mereka utuh dan sehat, bisa menjadi SDM Indonesia yang berkualitas,” tutup Arbani.(fin/abm)