KABUPATEN- Kemeriahan menandai pisah kenang Kelompok Belajar (KB) Harapan Bunda di Kecamatan Pakisaji (12/7) lalu. Ada yang mempersembahkan tari-tarian, nyanyian, puisi, hingga terbang jidor Tijanul Muslimah. Bahkan para wali murid pun tak mau ketinggalan untuk ikut meramaikan acara tersebut.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) Harapan Bunda adalah salah satu satu dari sekian banyak lembaga pendidikan non formal untuk anak-anak usia dini di Kabupaten Malang. Berdiri tahun 2009 lalu, KB Harapan Bunda benar-benar menjadi harapan banyak orang tua, terutama para ibu-ibu di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji. Karena di sana, anak-anak bisa belajar apa saja tanpa dipungut biaya alias gratis. Hal ini tentu saja sangat meringankan beban keluarga yang rata-rata sebagai buruh tani dan ibu rumah tangga. “Tahun ini, Paud Harapan Bunda berusia 13 tahun lalu. Sebuah angka yang menakutkan bagi sebagian orang,” ujar Herawati, pendiri Harapan Bunda.
Namun baginya, angka 13 menjadi berkah yang luar biasa. Karena banyak sekali tangan-tangan dermawan yang membantu membenahi Paud itu. Hari itu, ada yang memberikan bantuan dua rak buku dan mainan outdoor untuk anak-anak. Bahkan rencananya juga akan dibangunkan ruang belajar yang lebih representatif. “Paud Harapan Bunda memang lahir apa adanya. Dulu di teras rumah, lalu memanfaatkan pekarangan dengan bangunan beratap seng,” terangnya.
“Sekarang ada sekitar 50 anak-anak yang belajar di sini setiap hari, kadang mereka datang ada yang belum mandi, belum ganti baju,” tambahnya lantas tersenyum.
Karena itulah, Herawati sangat bersyukur di moment pisah kenang tahun ini, banyak sekali dihadiri tamu. Bukan hanya Muspika setempat, tetapi juga para tokoh masyarakat, pengusaha, termasuk Ketua Pokja Paud Kabupaten Malang Hanik Dwi Martya.
Menurutnya, ppresiasi luar biasa bagi lembaga swasta yang bisa membersamai anak Paud selama 13 tahun secara cuma-cuma. ”Mohon dukungan semua pihak agar bisa membantu KB Harapan Bunda, tidak hanya sampai di sini saja, apa pun bantuan yang diberikan akan sangat berarti dan menentukan keberlanjutan pendidikan di sini,” terangnya. (nen/nay)