KABUPATEN – Sudah cukup lama menunggu, warga Dusun Gebyak, Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari tak betah juga. Mereka memilih memperbaiki jembatan yang rusak dengan cara swadaya. Hal itu karena jembatan penghubung wilayah desa Purwoasri dan Tunjungtirto, sekaligus jalan alternatif ke Kota Batu tersebut sudah ambrol dan rusak sejak tahun 2019.
Ketua RT 03, RW 05 Desa Purwoasri Jumain mengatakan, jika menunggu diperbaiki pemerintah, pihaknya khawatir terlalu lama. Sementara keberadaan jembatan itu sangat di butuhkan masyarakat. “Banyak masyarakat yang mau pergi ke pasar, sawah, sekolah harus memutar arah. Kasihan mereka, ekonomi tersendat, dan anak sekolah juga terganggu,” ucap Jumain.
Jembatan lama yang sudah rusak dan ambrol tersebut dibangun tahun 1980-an. Pihaknya juga sudah dilaporkan kepada pihak desa dan juga sudah diteruskan ke Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang. Namun hingga kemarin, belum ada kejelasan tindak lanjutnya. “Keberadaan jembatan tersebut sangat membantu kelancaran lalulintas, terutama bagi warga Singosari bagian barat yang hendak ke arah Batu, Karangploso, dan Kota Malang,” terangnya.
Menurut Jumain, dana perbaikan jembatan berasal dari saweran warga dan sumbangan pengendara yang melintas. “Itu suka rela dari masyarakat. Setiap yang lewat terkadang melempar Rp 1000, Rp 2000. Itu yang kami kumpulkan,” kata dia.
Warga sudah bergotong royong memasang jembatan bambu yang hanya bisa dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua. “Mulai besok (hari ini) palang akan kami buka dan jembatan bisa dilalui masyarakat, ” ucapnya.
Sementara ituKades Desa Purwoasri Farid Harjah mengatakan, pihaknya tetap berharap jembatan tersebut bisa direhab secara total. Hanya saja, dirinya juga belum tahu kapan datangnya perbaikan dari pemerintah Kabupaten Malang. “Dimohon masyarakat tetap bersabar juga ucapan terima kasih atas kesabaran dan partisipasi masyarakat untuk kepeduliannya terhadap lingkunganya,” tutup dia. (nif/nay)