KABUPATEN – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Malang masih di atas Rp 100 ribu per kilogramnya. Selain hasil panen cabai dari petani yang kurang optimal, kenaikan harga juga dipicu rantai distribusi yang cukup panjang. Sementara, biaya perawatan yang dikeluarkan petani juga tinggi .
Para petani di beberapa wilayah sentra cabai di Kabupaten Malang yang kini memasuki masa panen bisa merasakan untung lumayan. Contohnya Marisan, 45, petani asal Desa Kidal Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Saat ini, rata-rata dia bisa menjual cabai dari sawah Rp 75 ribu per kilogram. “Kalau di sini, mereka (tengkulak) ambil Rp 75 ribu per kilogram. Tapi kadang naik juga. Biasanya mereka memberi tahu kalau harga cabai meningkat di pasar,” ujar Marisan kepada wartawan di ladangnya, pagi kemarin (4/7). Sementara harga cabai di pasaran berkisar antara Rp 100 ribu, bahkan Rp 120 ribuan per kilogram.
Dia mengaku ada dua faktor yang ikut menentukan harga cabai. Pertama, harganya mahal karena biaya perawatan di tingkat petani sudah mahal. Kedua, ada permintaan pasar dan barang yang langka, sehingga tengkulak menjual dengan harga tinggi.
Menurutnya, dengan biaya perawatan yang tinggi, dia berharap bisa menjual cabai dengan harga bagus. Minimal, dia tidak sampai rugi. Marisan menyebut, sekali panen, dia bisa mendapat 35 kilogram cabai.
Saat ini, Marisan menggarap dua lahan, dengan luasan kurang lebih 1 hektare. Setengah hektare adalah kebun miliknya sendiri. Sedangkan, separonya adalah lahan sewaan. Dia mengatakan, masa panen seperti sekarang ini akan berlangsung selama 4 bulan. Nanti, saat akhir tahun, masa produktif pohon cabai akan habis. Dia akan mengulang lagi siklus menanam cabai.
Dia harus merawat, memupuk dan memelihara lagi pohon cabai di ladangnya selama 4 bulan. Setelah itu, dia baru bisa memanen lagi selama 4 bulan, dengan interval panen seminggu sekali.
Menurutnya, petani memang berharap banyak pada tanaman cabai. Karena, biasanya mereka impas atau bahkan tekor saat menanam sayuran lain. “Kadang untuk sayuran lain seperti sawi atau mentimun, kami sulit untung,” tutup Marisan.
Sebagai informasi, kekuatan produksi cabai besar di Tumpang mencapai 19.875 kuintal per tahun. Cabai kecil mencapai kapasitas produksi 83.995 kuintal dalam setahun. Kemudian, Kabupaten Malang mencatat produksi cabai besar 42.136,4 ton per tahun. Sedangkan, produksi cabai rawit 158.608,8 ton.(fin/nay)