MALANG KOTA – Malam puncak penganugerahan Radar Malang Award (RMA) 2023 digelar di Grand Mercure Malang Mirama, tadi malam (24/5). Para tokoh, baik lokal maupun nasional yang akan menerima penghargaan sudah hadir sejak sekitar pukul 18.00. Demikian juga pimpinan-pimpinan instansi yang brilliant, hadir tepat waktu.
Di ajang rutin tahunan yang ke-8 itu, Jawa Pos Radar Malang memberikan penghargaan kepada figur dan instansi di Bumi Arema. Total ada 43 tokoh dan instansi yang memiliki spirit brilliant dan infinity, sehingga berhak menerima penghargaan.
Dalam sambutannya, Direktur Jawa Pos Radar Malang Tauhid Wijaya mengutip kata-kata Buya Hamka. ”Salah satu pengerdilan terkejam ialah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah,” tutur Tauhid mengawali sambutannya di hadapan kepala daerah dan seluruh undangan.
Dia melanjutkan, RMA sudah digelar delapan kali. Karena itu, gelaran tahun ini menyuguhkan visualisasi angka 8, dengan tema Brilliant. ”Simbolisasi angka delapan yang mirip dengan huruf B itu kemudian kami tarik ke kata Brilliant,” ungkap Tauhid.
Apabila angka delapan diletakkan secara vertikal, dia melanjutkan, muncul simbol infinity (tidak terbatas). Ia mengatakan, terjemahan kata brilliant lebih dari pandai dan pintar, tetapi cerdas yang amat sangat cerdas. ”Itulah yang kita butuhkan untuk survive dalam kehidupan ini. Kita dituntut bisa memahami, tidak hanya yang tersurat, tetapi juga yang tersirat,” imbuhnya.
Lambang infinity diartikan sebagai upaya yang terus menerus dilakukan tanpa batas, sehingga dapat meraih tujuan. Untuk itu, Tauhid menyebutkan, penerima penghargaan pada malam awarding RMA 2023 tersebut diberikan kepada sosok-sosok yang memiliki spirit brilliant dan infinity. ”Merekalah sosok-sosok yang mampu melepaskan diri dari pengerdilan terkejam,” tuturnya.
Sedang Wali Kota Sutiaji yang juga mendapatkan penghargaan brilliant figure mengungkapkan berbagai pencapaiannya selama memimpin Kota Malang. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi pada 2023 di angka 6,32 persen.
Dia kemudian mengutip filsuf sekaligus ulama besar Al-Ghazali. “Jangan kau mati sebelum datangnya kematian sesungguhnya,” tuturnya.
Sutiaji menambahkan, terus berbuat tidak untuk dilihat. Juga jangan takut dicela. Sebab, menurutnya, berbuat hanya untuk Allah.
Selain Sutiaji, Bupati Malang H M. Sanusi juga menyampaikan sambutan. ”Saya juga ikut mengutip, tapi bukan dari Buya Hamka atau Al Ghazali. Saya mengutip hadis Rasulullah khoirunnas anfauhum linnas,” tutur Sanusi yang juga menerima penghargaan brilliant figure.(ima/dan)