25 C
Malang
Minggu, November 19, 2023

Pria Dusun Lebaksari Gorok Leher Istri Siri

Polisi Kejar Pelaku yang Kabur ke Hutan

KABUPATEN – Pembunuhan sadis terjadi di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, kemarin pagi (18/12). Korbannya seorang perempuan berusia 33 tahun bernama Lina. Dia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan leher nyaris putus dan berlumuran darah. Warga sekitar menyebut pelaku pembunuhan adalah Sukarni, suami siri korban. Hingga kemarin, polisi masih menyelidiki pembunuhan yang sangat keji itu. Bahkan tim dari Polres Malang langsung melakukan pengejaran ke hutan

Barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan pelaku juga belum ditemukan. Menurut saksi mata, pelaku memang kabur dengan membawa senjata tajam yang masih berlumuran darah. Kepala Desa (Kades) Lebakharjo Sumarno menceritakan, pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 07.10 di rumah Ngadilan, 38, suami pertama Lina. Jenazah Lina ditemukan dalam kondisi leher hampir putus dan berlumuran darah di ruang tengah.

”Dari laporan yang ada, korban dibunuh oleh suami sirinya menggunakan senjata tajam,” terang dia melalui sambungan telepon kemarin. Cerita dibalik pembunuhan itu ibarat kisah-kisah dalam film yang dilatarbelakangi cinta segi tiga. Betapa tidak, antara pelaku, korban, dan pemilik rumah yang menjadi lokasi pembunuhan pernah memiliki ikatan asmara. Ngadilan selaku pemilik rumah pernah menjadi suami dari Lina (korban). Sementara Sukarni selaku pelaku pembunuhan adalah suami siri dari Lina. Dulu, Sukarni bahkan hidup bertetangga dengan Ngadilan dan Lina.

Cerita itu juga dibernarkan oleh Kades Sumarno. Lina dan Sukarni terikat dalam pernikahan secara agama meski tidak dicatatkan secara resmi sesuai ketentuan pemerintah. Pernikahan tersebut terjadi sekitar empat tahun lalu, saat hubungan Lina dengan Ngadilan dalam masalah. Setelah Sukarni menikah secara siri dengan Lina, keduanya kabur dari rumah. ”Informasinya lari sampai ke Kota Batam, Kepulauan Riau,” ungkap Sumarno.

Baca Juga:  Ziath Bantah Rencanakan Pembunuhan

Dari pelarian selama empat tahun itu, Sukarni dan Lina memiliki anak yang kini berusia dua tahun. Sedangkan dari Ngadilan, Lina juga memiliki satu anak yang kini berusia lima tahun. Beberapa waktu lalu, Lina kembali ke Ampelgading sendirian. Kuat dugaan dia sedang ada masalah dengan Sukarni. Ngadilan ternyata bersedia menerima Lina dan mengizinkan perempuan itu tinggal di rumahnya. Namun kepulangan Lina itu benar-benar membawa petaka.

Minggu pagi (18/12), sekitar pukul 07.15, Sukarni datang dengan penuh emosi. Saat itu Ngadilan sedang tidak ada di rumah. Tanpa banyak bicara, dia langsung menghabisi nyawa istri sirinya itu dengan pisau besar. Pembunuhan sadis itu disaksikan anak Ngadilan yang juga berada di ruang tengah rumah. Setelah Sukarni meninggalkan rumah, anak Ngadilan langsung berteriak. Memberi tahu warga bahwa ibunya telah dibunuh. Warga pun berdatangan dan menyaksikan tubuh Lina berlumuran darah. Saat diperiksa, Lina sudah tak bernyawa.

Pukul 07.55, peristiwa itu dilaporkan ke Satreskrim Polres Malang. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan sekitar satu jam. Setelah itu, jenazah Lina dibawa ke Unit Forensik RSSA untuk keperluan visum et repertum. ”Suami siri korban langsung kabur ke arah perkebunan dekat hutan-hutan,” ujar Sumarno.

Baca Juga:  Aparat Tersangka Tragedi Kanjuruhan Dituntut Rendah, Aremania Protes

Sejatinya tidak ada yang ingat tanggal pasti kedatangan Lina kembali ke Dusun Lebaksari. Tapi, dari penuturan warga sekitar ke Kades Sumarno, Lina terlihat di Ampelgading sejak 15 hari lalu. Sumarno juga mengatakan, Lina langsung diterima dengan baik saat datang ke rumah Ngadilan. Ada juga kesaksian warga yang mengatakan bahwa Lina sebenarnya sudah dua kali pergi meninggalkan rumah. Namun ujung-ujungnya kembali ke rumah Ngadilan dan diterima dengan baik. Sumarno menduga pembunuhan kemarin dipicu motif cemburu. ”Sepertinya pelaku tidak rela istri sirinya kembali ke rumah Ngadilan,” imbuhnya. Sama seperti Lina, kedatangan Sukarni di Lebaksari juga tak terendus oleh warga dusun tersebut.

Hingga kemarin warga juga tidak tahu kapan pelaku datang dan menggunakan kendaraan apa. Para saksi mata hanya melihat Sukarni melarikan diri dengan menenteng senjata tajam yang cukup besar. ”Ada yang menyebut golok, ada juga yang menyebut parang. Yang jelas tergolong sajam besar karena leher korban sampai mau putus,” ujar dia.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizky Saputro, saat dihubungi, mengaku sedang melakukan pengejaran dan pencarian barang bukti. ”Kami mencari jejak pelaku sampai masuk ke hutanhutan,” ujarnya kemarin, sekitar pukul 16.45. (biy/fat)

Polisi Kejar Pelaku yang Kabur ke Hutan

KABUPATEN – Pembunuhan sadis terjadi di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, kemarin pagi (18/12). Korbannya seorang perempuan berusia 33 tahun bernama Lina. Dia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan leher nyaris putus dan berlumuran darah. Warga sekitar menyebut pelaku pembunuhan adalah Sukarni, suami siri korban. Hingga kemarin, polisi masih menyelidiki pembunuhan yang sangat keji itu. Bahkan tim dari Polres Malang langsung melakukan pengejaran ke hutan

Barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan pelaku juga belum ditemukan. Menurut saksi mata, pelaku memang kabur dengan membawa senjata tajam yang masih berlumuran darah. Kepala Desa (Kades) Lebakharjo Sumarno menceritakan, pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 07.10 di rumah Ngadilan, 38, suami pertama Lina. Jenazah Lina ditemukan dalam kondisi leher hampir putus dan berlumuran darah di ruang tengah.

”Dari laporan yang ada, korban dibunuh oleh suami sirinya menggunakan senjata tajam,” terang dia melalui sambungan telepon kemarin. Cerita dibalik pembunuhan itu ibarat kisah-kisah dalam film yang dilatarbelakangi cinta segi tiga. Betapa tidak, antara pelaku, korban, dan pemilik rumah yang menjadi lokasi pembunuhan pernah memiliki ikatan asmara. Ngadilan selaku pemilik rumah pernah menjadi suami dari Lina (korban). Sementara Sukarni selaku pelaku pembunuhan adalah suami siri dari Lina. Dulu, Sukarni bahkan hidup bertetangga dengan Ngadilan dan Lina.

Cerita itu juga dibernarkan oleh Kades Sumarno. Lina dan Sukarni terikat dalam pernikahan secara agama meski tidak dicatatkan secara resmi sesuai ketentuan pemerintah. Pernikahan tersebut terjadi sekitar empat tahun lalu, saat hubungan Lina dengan Ngadilan dalam masalah. Setelah Sukarni menikah secara siri dengan Lina, keduanya kabur dari rumah. ”Informasinya lari sampai ke Kota Batam, Kepulauan Riau,” ungkap Sumarno.

Baca Juga:  SPK Pembongkaran Stadion Kanjuruhan Palsu

Dari pelarian selama empat tahun itu, Sukarni dan Lina memiliki anak yang kini berusia dua tahun. Sedangkan dari Ngadilan, Lina juga memiliki satu anak yang kini berusia lima tahun. Beberapa waktu lalu, Lina kembali ke Ampelgading sendirian. Kuat dugaan dia sedang ada masalah dengan Sukarni. Ngadilan ternyata bersedia menerima Lina dan mengizinkan perempuan itu tinggal di rumahnya. Namun kepulangan Lina itu benar-benar membawa petaka.

Minggu pagi (18/12), sekitar pukul 07.15, Sukarni datang dengan penuh emosi. Saat itu Ngadilan sedang tidak ada di rumah. Tanpa banyak bicara, dia langsung menghabisi nyawa istri sirinya itu dengan pisau besar. Pembunuhan sadis itu disaksikan anak Ngadilan yang juga berada di ruang tengah rumah. Setelah Sukarni meninggalkan rumah, anak Ngadilan langsung berteriak. Memberi tahu warga bahwa ibunya telah dibunuh. Warga pun berdatangan dan menyaksikan tubuh Lina berlumuran darah. Saat diperiksa, Lina sudah tak bernyawa.

Pukul 07.55, peristiwa itu dilaporkan ke Satreskrim Polres Malang. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan sekitar satu jam. Setelah itu, jenazah Lina dibawa ke Unit Forensik RSSA untuk keperluan visum et repertum. ”Suami siri korban langsung kabur ke arah perkebunan dekat hutan-hutan,” ujar Sumarno.

Baca Juga:  Wahyu Kenzo Terjerat Kasus Robot Trading ATG, Hari Ini Dirilis Polda Jatim

Sejatinya tidak ada yang ingat tanggal pasti kedatangan Lina kembali ke Dusun Lebaksari. Tapi, dari penuturan warga sekitar ke Kades Sumarno, Lina terlihat di Ampelgading sejak 15 hari lalu. Sumarno juga mengatakan, Lina langsung diterima dengan baik saat datang ke rumah Ngadilan. Ada juga kesaksian warga yang mengatakan bahwa Lina sebenarnya sudah dua kali pergi meninggalkan rumah. Namun ujung-ujungnya kembali ke rumah Ngadilan dan diterima dengan baik. Sumarno menduga pembunuhan kemarin dipicu motif cemburu. ”Sepertinya pelaku tidak rela istri sirinya kembali ke rumah Ngadilan,” imbuhnya. Sama seperti Lina, kedatangan Sukarni di Lebaksari juga tak terendus oleh warga dusun tersebut.

Hingga kemarin warga juga tidak tahu kapan pelaku datang dan menggunakan kendaraan apa. Para saksi mata hanya melihat Sukarni melarikan diri dengan menenteng senjata tajam yang cukup besar. ”Ada yang menyebut golok, ada juga yang menyebut parang. Yang jelas tergolong sajam besar karena leher korban sampai mau putus,” ujar dia.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizky Saputro, saat dihubungi, mengaku sedang melakukan pengejaran dan pencarian barang bukti. ”Kami mencari jejak pelaku sampai masuk ke hutanhutan,” ujarnya kemarin, sekitar pukul 16.45. (biy/fat)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/