MALANG KOTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO menetapkan tanggal 14 Juni sebagai Hari Donor Darah Sedunia. Tahun ini mengusung tajuk Give Blood, Give Plasma, Share Life, Share Often. Menjadi pengingat bahwa kebutuhan darah sangat penting. Tidak hanya untuk penanganan kecelakaan, tapi juga bagi pasien penyakit tertentu seperti orang dengan thalassemia.
Di Malang Raya belum ada data pasti mengenai jumlah penderita thalassemia. Namun, RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA) mencatat jumlah pasien yang menjalani perawatan, terutama di poli anak, mencapai 50-60 pasien. ”Setiap tahun, trennya meningkat sekitar lima sampai sepuluh persen,” kata Kepala Divisi Hematologi-Onkologi Anak RSSA Malang dr Susanto Nugroho SpA(K).
Dia menjelaskan, thalassemia disebabkan kelainan genetik. Kelainan tersebut bisa diturunkan ke anak hingga cucu. Caranya melalui gen pembawa thalassemia yang ada pada bapak maupun ibu. Dengan demikian, jika ada anak yang didiagnosis thalassemia, bapak dan ibunya merupakan carrier atau pembawa sifat thalassemia.
Berdasar jenisnya, thalassemia terbagi menjadi dua. Yakni thalassemia alfa dan thalassemia beta. Sementara berdasar derajat penyakitnya terdiri dari thalassemia mayor, thalassemia intermedia, dan thalassemia minor.
Penyakit ini, lanjut Susanto, termasuk kategori penyakit seumur hidup. ”Untuk pencegahan, penting bagi pasangan agar melakukan skrining dan konseling sebelum menikah. Supaya tidak ada pernikahan di antara pembawa sifat thalassemia,” jelas dia.
Namun jika sudah didiagnosis thalassemia, yang bersangkutan bisa melakukan terapi. Yakni terapi transfusi darah reguler setiap tiga sampai enam minggu untuk thalassemia mayor. Apabila kadar besi dalam tubuh meningkat, pasien bisa mengonsumsi obat kelasi. Tujuannya agar tidak mengalami komplikasi pada hati atau liver, jantung, dan endokrin. ”Transfusi bisa diberikan jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 9 g/dl. Pemberiannya disesuaikan dengan berat badan pasien,” imbuh dia.
Selain itu, ada pula sejumlah gejala yang bisa diwaspadai. Seperti halnya pucat, lemas, kulit tampak kekuningan, ada riwayat keluarga dengan thalassemia, dan perut membesar karena pembengkakan liver.
Di tempat lain, Kepala UTD PMI Kota Malang dr Enny Sekar Rengganingati menyatakan, kini pasien dengan penyakit kelainan darah bisa mengakses stok darah lewat rumah sakit. Kota Malang sendiri memiliki beberapa rumah sakit dengan bank darah. Seperti RSSA, RS Panti Nirmala, RST Soepraoen, RS Lavalette, dan RS Panti Waluyo.
Secara alur, rumah sakit lewat bank darah akan meminta stok darah ke PMI. ”Sayang, kami belum menerima laporan kebutuhan darah untuk apa saja,” ujar dia. Namun, sejauh ini mereka belum menerima keluhan terkait kekurangan kebutuhan darah.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Malang Ayu Zu’aimah mengatakan, saat ini pasien thalassemia yang berada di bawah perhimpunan sekitar 80 orang. Jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah karena pihaknya belum melakukan pendataan ulang.
”Sebagai semacam komunitas, kami berupaya menggelar kegiatan dan edukasi. Seperti halnya skrining thalassemia. Tapi ini baru tingkat provinsi,” terang perempuan yang memiliki satu anak dengan thalassemia tersebut. (mel/fat)